Catatan tiga puluh enam

525 49 39
                                    


18+ harap bijak pilih bacaan.

Lala duduk di kursi kayu. Di depannya ada meja beralaskan kaca. Wajahnya cemberut dan sama sekali tidak ada senyum sejak dia ditarik paksa oleh Rangga di taman tadi.

Dari arah ruang tengah Rangga datang dan menghampiri Lala. Tangannya meletakkan kantong plastik belanjaan di meja. Dia ikut duduk di sebelah Lala dan menarik tangan kanannya untuk melihat pergelangannya.

Rangga mengusap-usap pergelangan tangan Lala dengan lembut. Sesekali melihat wajah Lala yang masih ditekuk.

"Masih kerasa sakit?"

Lala mendengus kecil. Sebenarnya sakitnya sudah hilang. Tapi ia memilih mengangguk beberapa kali dan mengiakan pertanyaannya.

"Maaf. Gak lagi-lagi gue kayak gini ke lala" gumamnya sembari mengelus-elus dengan lembut pergelangan tangan lala.

"Lo sekarang kenapa jadi gampang emosian dan kasar banget? Perasaan dulu gak kayak gini. Lo kenapa sih, Rangga?"

"Gue tadi kebawa emosi. Maaf.."

Lala berdecak kecil. Merasakan perubahan sikap Rangga padanya akhir-akhir ini. Lebih sering memarahi dan bicara sesuka hatinya. Walau sudah sejak dulu Rangga juga sering memarahinya. Tapi tidak berlebihan seperti belakangan ini. Apalagi sampai membentak dan meninggikan suaranya.

Dengan cepat Lala menarik tangan kanannya. Dia membuka hoodie dan meletakkan benda itu di atas pahanya. Lalu menoleh sekilas ke Rangga yang lagi menatapnya. Lalu menoleh lagi menghadap lurus ke arah depan.

Bibir bawah Lala maju. Dia mendengus malas dengan ekpresi sebalnya. Lalu dia menjawab tanpa melihat ke Rangga.

"Mau ke atas aja. Jangan bahas ini lagi. Gue gak mau mood gue jadi berantakan gara-gara ini. Kalian tuh jahat banget sama gue dan lo sadar itu, tapi gak mau berhenti."

Kemudian segera beranjak dari duduknya dan langsung pergi menuju kamarnya. Dia meninggalkan Rangga di dapur sendirian.

Rangga menghela berat nafasnya sembari beranjak dari duduknya dan meraih kantong belanjaan, lalu mengeluarkan semua isinya.

Kemudian Rangga memisahkan makanan juga minuman yang akan diberikan untuk pak Najar. Dia masukkan beberapa bungkus styrofoam berisi buah pilihan lala ke dalam kulkas beserta minumannya.

Selanjutnya Rangga membawa satu kantong plastik berisi makanan ringan juga minuman di tangan kanannya. Dia melangkah menuju belakang rumahnya. Menghampiri pak Najar yang berada di gazebo.

Rangga memberikan kantong plastik berisi makanan itu dengan singkat, lalu kembali masuk ke dalam rumah. Segera ke kamar menyusul lala. Kemudian masuk ke dalam tanpa mengetuk pintu.

Mata Rangga melihat Lala sedang berganti pakaian dengan dress rumahan. Lalu duduk disofa sembari menatap isi kamar Lala yang sama sekali tidak ada yang berubah.

"Nanti malam kita jadi berenang atau gak?" tanya Rangga sembari mengalihkan matanya menjadi menatap punggung Lala yang sedang membelakanginya. Lalu memperhatikannya.

Sampai Lala balik badan setelah dressnya sudah sempurna menutupi seluruh bagian tubuhnya. Dia menganggukkan kepalanya dan langsung mengambil satu stel pakaian renang dari dalam lemarinya. Kemudian menunjukkan benda itu sembari mendekati Rangga. Lalu berdiri selangkah di depannya.

Hal itu membuat mata Rangga seketika jadi melebar. Apalagi ketika lala dengan sangat percaya diri dan sama sekali tidak merasa malu saat menunjukkan benda itu, "serius mau pakai itu?"

Lala mengangguk beberapa kali. Senyum penuh arti ke Rangga. Melupakan kejadian disupermaket dan di taman. Tidak ingin lagi berlarut dalam keributan yang buat harinya jadi suram. Lebih baik dia bersenang-senang dan menyenangkan dirinya sendiri.

LOVESHIT || Rangga X Lala ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang