Catatan delapan belas

587 56 14
                                    

Pukul 9 malam. Lala baru saja selesai packing. Dia langsung meletakkan ransel yang sudah terisi beberapa pakaiannya di nakas.

Lala segera keluar kamar menuju ruang tengah. Dia menyalakan televisi sembari menunggu Anton pulang dari supermarket.

Lala menyandarkan punggungnya. Tiba-tiba merasakan gamang. Matanya fokus melihat ke layar televisi yang sedang menayangkan drama. Tapi jalan pikirannya dengan sangat liar menari-nari diatas kepalanya.

Lala mendesah berat. Remote yang berada di genggaman tangannya dia letakkan dengan kasar hingga menimbulkan suara yang cukup keras. Pikirannya kini benar-benar kacau.

Sampai terdengar suara langkah kaki seseorang dari arah belakang sofa. Lala segera menoleh.

"Lama banget! Lo pada belanja keperluan buat disana atau lagi belanja bulanan sampai satu jam lebih baru pulang" omel Lala.

"Kak Rangga mampir dulu beli ke mang udin makanya lama" sahutnya seraya meletakkan kantong plastik di meja.

Anton segera ikut duduk di sebelah Lala. Kemudian membuka kantong plastik dan mengeluarkan isinya.

Lala diam saja. Memperhatikan gerak-gerik Anton yang terlihat sumringah saat bungkus nasi goreng telah dibuka.

"Dapet makanan gratis itu memang yang paling nikmat" gumamnya seraya mulai memakan nasi gorengnya.

"Kak Lala gak makan?"

"Males. Gak nafsu makan nasi" sahutnya sembari kembali melihat ke layar televisi.

Anton berdecak, "males terus"

Lala mendengus malas. Dia mengabaikan kalimat Anton dan memilih melihat layar televisi yang masih menayangkan drama.

◔◔◔

Esok harinya. Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Mereka telah sampai dengan selamat ditempat tujuan.

Begitu sampai Lala langsung memisahkan diri. Dia pergi menuju kamarnya karena merasa lelah. Lalu berakhir tidur seharian.

Sekarang jam menunjukkan pukul 4 sore. Lala bangun dari tidurnya setelah suara berisik dari ruang tengah mengganggunya.

Dengan lesu Lala segera beranjak dari ranjangnya. Gadis itu langsung berjalan menghampiri mereka yang malah asik bermain uno di ruang tengah.

"Anton kemana kak?" tanya Lala.

Lala duduk tepat di sebelah Shaka. Dia bertanya sebab diantara manusia yang kini berada di ruang tengah. Lala tidak melihat keberadaan adiknya.

"Lagi ada di luar sama Lia" sahut Tora.

"Adik lo lagi pedekatean sama Lia. Udah biarin aja la" kata Tora sembari terkekeh kecil. Melanjutkan kalimatnya tadi.

"Oh, Lia seumuran Anton?"

"Iya la. Mau ikutan main gak?" sahut Tora.

Lala menggeleng beberapa kali. Dengan gerakan lesu punggungnya bersandar pada dada sofa sembari mendesah berat karena merasa sakit diarea belakang tubuhnya.

"Kenapa la?" tanya Shaka ketika menyadari Lala terlihat tidak baik-baik saja. Terdengar dari suaranya juga wajahnya yang kelihatan sedikit pucat.

"Gak apa-apa kak. Cuma ngerasa pegel banget. Kayaknya karena kelamaan tidur sama duduk di mobil deh"

LOVESHIT || Rangga X Lala ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang