Rangga masuk ke dalam unitnya. Langsung berjalan ke ruang tengah dan seperti biasa meletakkan barang bawaannya dengan asal di sofa.
Mata Rangga langsung melihat Lala sedang berjalan dari arah dapur menujunya sembari membawa segelas susu ditangan kanannya dan melewatinya begitu saja. Lalu masuk ke dalam kamarnya.
Melihatnya Rangga hanya diam. Namun matanya memandang Lala dengan tatapan kesal.
Rangga menoleh. Dia melihat mamanya dari arah yang sama. Berjalan menuju ke arahnya dan berhenti tepat dihadapannya sembari bersidekap dada. Kepala mama menggeleng pelan diiringi suara decakan yang keluar dari mulutnya.
"Dari mana aja kamu sampai gak inget pulang? Percuma kamu pakai jam tangan kalau masih gak tau waktu" omel mama.
"Buat tugas. Kebetulan tadi temen aku ngajak main sebentar"
"Sebentar kamu bilang? Coba kamu liat sekarang udah jam berapa"
"Jam 7"
Mamanya berdecak semakin kesal sembari menatap Rangga saat mendengar jawaban santai anaknya, "kalau mama gak telpon pasti kamu belum balik kan?"
"Kamu kayak gini setiap hari? Otak kamu dimana sih, Rangga? Istri kamu lagi hamil. Kamu malah asik main dan ninggalin istri sendirian di apart sampai malam kayak gini" lanjutnya lagi.
"Ma, ini masih jam 7. Belum terlalu malam. Aku juga gak setiap hari kayak gini"
"Kamu udah mulai gak waras lagi, ya? Awal nikah kamu baik ke Lala sengaja cuma mau buat dia nyaman sama kamu lagi? setelah dia nyaman terus kamu jadi bisa seenaknya lagi ke dia sampai kamu nyepelein waktu kayak gini?"
Rangga terdiam ditempatnya sembari menatap mamanya. Dia tidak berusaha membantah. Dan hanya mendengarkan.
"Jam 7 itu tetap malam Rangga. Lala di apart dari pagi sampai malam sendirian apa gak stress. Ditambah lagi dia gak punya banyak teman yang bisa dia datangin. Kamu itu jadi laki-laki yang peka kenapa sih?!"
"Iya, aku akan lebih peka lagi ke dia. Besok aku juga akan pulang lebih awal"
"Jangan cuma besok. Mama mau seterusnya. Lagipula kamu ini main kemana sampai jam segini baru pulang?"
"Sama temen kampus main basket. Emang mau sama siapa lagi?"
"Yang benar?"
"Iya."
Mendengarnya mata mamanya memicing selaras dengan hatinya yang mendadak jadi curiga ke Rangga. Mamanya curiga tentang hubungan anaknya dengan Aryn. Walau lala sudah pernah memberitahu tentang mereka yang sudah putus. Tapi melihat sikap Rangga yang keterlaluan terasa sedikit aneh kalau hal ini disebabkan oleh teman-temannya.
"Kamu sebenarnya udah putus sama Aryn atau belum?"
"Ini gak ada hubungannya sama Aryn. Gak usah bawa-bawa dia"
"Kamu gak lagi nutupin sesuatu dari mama kan?"
Rangga diam tidak menjawab dan beranjak dari tempatnya. Dia mendekati sofa. Lalu duduk dan menyandarkan punggungnya.
Melihatnya mama mendengus keras. Rasa curiga kian menyerbu pikirannya.
Dengan cepat mama menghampirinya. Lalu berdiri di sebelah meja dan menatap serius ke Rangga.
"Ini gak ada hubungannya sama Ryn" ucap Rangga lagi.
"Rangga. Dengerin mama"
"Iya."
"Kalau kamu memang masih berhubungan sama Aryn. Tolong udahin sekarang juga. Kalau hari ini kamu pulang telat karna main sama temen kampus kamu. Tolong kurangin dan banyakin waktu buat nemenin Lala"
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVESHIT || Rangga X Lala ✔️
Fiksi Penggemar[Selesai] 18+ Semua berawal karena hujan. ⚠️ -Semua yang ada di dalam cerita ini hanya fiktif dan bukan untuk ditiru, apalagi diterapkan di real life. -Banyak umpatan kasar dan vulgar. -Kekerasan fisik dan mental. -Kissing dan narasi intim lainn...