Catatan dua puluh delapan

471 47 14
                                    

Lala meringkuk di bawah selimutnya. Dia menekan perutnya sendiri sembari terus menangis lirih. Rasanya benar-benar sangat menyakitkan. Tapi hatinya jauh lebih sakit.

Sementara Rangga. Setelah dia mendengar suara jeblakan pintu yang keras. Dia yang mau mandi mengurungkan niatnya.

Rangga langsung kembali keluar dan melihat lala yang meringkuk sembari menekan perut menggunakan tangannya. Seketika lelaki itu panik dan segera membawanya ke ranjang.

Tapi setelah dibaringkan di ranjang lala kembali meringkuk. Meski Rangga telah meminta lala supaya jangan meringkuk namun lala tetap melakukannya.

Apalagi sembari menekan perutnya seolah dengan melakukannya bisa mengurangi rasa sakit yang lala rasakan. Rangga yang duduk di tepi ranjang menatap serba salah sekaligus khawatir.

"Lala" panggil Rangga seraya menarik lengan lala karena sejak tadi lala membelakanginya seolah tidak mau melihatnya.

Tapi lala tidak menyahutinya dan masih menangis dalam diam. Bahkan nafasnya sekarang sudah tersengal-sengal saking banyaknya menangis.

"Lala, ayok kita ke dokter kalau perutnya tambah sakit" bisiknya sembari menarik selimutnya. Kemudian menarik tangan lala supaya berhenti menekan perutnya.

Sehingga lala yang sudah tidak memiliki banyak tenaga langsung menghadapnya. Seketika itu juga Rangga bisa melihat wajah lala yang sudah sangat memerah.

"Ayok kita kedokter" ajak Rangga sembari mengusap pipi lala yang basah oleh air mata.

"Gak mau."

"Nanti tambah sakit"

"Biarin"

"Jangan egois"

"Lo juga egois"

"Yaudah, sekarang maunya apa?"

"Putusin Aryn! Gue cuma mau lo putusin Aryn dan fokus ke gue!"

Rangga berdecak kecil. Tapi setelah itu langsung memeluk lala, "maaf" bisiknya.

Mendengarnya lala segera mendorong dada Rangga dengan kuat sampai dekapannya itu terlepas, "gue udah ngantuk. Sekarang lebih baik lo mandi. Udah malam. Nanti bisa sakit" ucapnya. Lalu membaringkan tubuhnya lagi dan membelakanginya.

Rangga menghela nafas beratnya. Tangan kanannya menarik selimut guna menutupi tubuh lala yang terbuka. Lalu dia beranjak dan meraih pakaiannya di sofa. Kemudian masuk ke dalam toilet dan melanjutkan lagi aktivitasnya tadi yang sempat tertunda.

Sementara lala setelah mendengar suara pintu toilet yang tertutup. Dia menyibak selimutnya. Kemudian mulai mengubah posisinya menjadi telentang dan menatap langit-langit kamarnya.

Lala dengan sangat lembut mengusap-usap perutnya sembari mengatur nafasnya agar tidak terasa sesak. Lala ingin menerimanya dengan baik anaknya. Tapi kenapa rasanya harus sangat menyakitkan seperti ini.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LOVESHIT || Rangga X Lala ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang