Catatan dua puluh sembilan

552 49 15
                                    


Bacanya santayyy aja karna ini panjangnya kayak sepanjang jalan kenangan.
----------------------------------------------------------------------

Mikal tidak pernah menyangka bahwa keputusannya untuk datang ke pusara ayahnya hari ini membawanya pada suatu pertemuan yang sangat tidak terduga.

Selepas Mikal berziarah ke pusara ayahnya. Dia memutuskan untuk berziarah juga ke tempat Diana. Dia pikir mumpung masih berada di sini jadi tidak ada salahnya.

Jadilah Mikal membeli dua bucket bunga. Satu bucket bunga mawar merah dan satu lagi bucket bunga krisan untuk dirinya letakkan di pusara Diana.

Kaki Mikal berjalan ringan menuju pusara Diana. Dengan bucket bunga yang berada di tangan kanannya. Mata bulat itu memandang sekelilingnya. Sepi. Itu lah yang dia lihat saat ini.

Sampai langkah kakinya terhenti. Hanya tinggal beberapa langkah dari tujuannya. Mikal mengernyitkan dalam dahinya.

Matanya memandangi punggung yang sedang membelakanginya. Punggung seorang gadis yang tentu saja dia kenal walau tidak dengan melihat wajahnya.

Selama satu detik dua detik tiga detik. Mikal diam. Dia sama sekali tidak berniat menyapa ataupun menghampirinya. Teringat pada sebaris kalimat yang tempo hari dia dengar.

"Kita cukup pura-pura gak saling kenal aja"

Mengingat itu Mikal lantas mengurungkan niatnya. Dia balik badan. Hendak kembali melangkah sebelum akhirnya langkah kaki itu kembali terhenti saat dia tidak sengaja mendengar dengan samar suara isakan yang terdengar memilukan di telinganya.

Tanpa ragu Mikal balik badan kembali. Kaki itu melangkah lagi. Dia memberi jarak lima langkah. Matanya memandang punggung itu.

Diam dan hanya memandangnya. Sesekali Mikal mendengar beberapa nama yang tidak asing di telinganya. Membuatnya jadi sibuk menerka. Permasalahan semacam apa yang sedang dilaluinya hingga suaranya terdengar menyakitkan untuk didengar.

Mikal penasaran dibuatnya.

Sampai waktu berlalu. Secara tiba-tiba gadis itu membalikan badannya ke belakang. Mata itu, Mikal bisa melihat matanya mengerjap beberapa kali. Seperti tengah memperjelas penglihatannya.

Mikal terdiam. Dia sama-sama terpana saat matanya kembali bisa menatap gadis yang selama tiga bulanan ini sudah tidak lagi dia lihat wajahnya.

Sebelum akhirnya lala bersuara. Membuat dirinya tersadar dari keterdiamannya.

"Kal. Sejak kapan kamu ada di sana?"

Mikal tidak langsung menjawabnya. Dia menerka-nerka reaksi seperti apa yang akan lala berikan setelah mengetahui kelancangan dirinya sebab secara tidak langsung dia telah menguping.

"Kal.."

"Hm, sejak tadi. Maaf la"

Lala menunduk malu. Wajahnya memanas. Rasanya mau kabur dari sana. Dari sekian banyaknya hari. Dari sekian banyak tempat. Kenapa juga dia harus bertemu lagi dengan Mikal di situasi semacam ini dan di tempat seperti ini. Batinnya.

"Maaf karna udah lancang datang dan gak pergi walau aku tau kamu lagi ada di sini. Tapi, aku boleh letakkin ini di sana la?" lanjutnya lagi karna lala hanya diam.

Tangan Mikal menunjukkan bucket bunga yang ada di tangannya. Lala melihat bucket bunga itu, lalu gantian melihat Mikal.

"Letakkin aja di sana kal"

Mikal tersenyum kecil. Lalu dia kembali melangkahkan kakinya untuk mendekati ke pusara Diana. Kemudian tangannya begerak turun meletakkan bucket bunganya disebelah bucket bunga milik lala. Lelaki itu kemudian berdoa didalam hatinya sejenak.

LOVESHIT || Rangga X Lala ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang