Catatan tiga puluh lima

420 48 34
                                    

Rangga

Lala
pulang sekarang
kalo main tuh inget waktu
sekarang udah jam berapa
gue di rumah sendirian

Rangga
iya
bentar lagi

Lala
pulang sekarang atau gue yg pulang

Rangga
berhenti ngancem bisa gak?
gak usah kayak anak kecil

Lala
gak bisa!
lo itu harus diancem dulu baru nurut

Rangga
sekarang lo jadi banyak maunya

Lala
gue cuma minta pulang!
gue ngebebasin bukan
berarti bisa seenaknya

Rangga
iya-iya gue pulang
sekarang

Lala
Ya

"Lo apa-apaan banget sih la

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo apa-apaan banget sih la. Sekarang jadi rewel banget" omel Rangga begitu dia masuk ke dalam unitnya dan bertemu dengan lala di ruang tengah.

Lala diam saja sembari melipat ke-dua tangannya di depan dada dan menatap Rangga.

"Sekarang lo banyak ngatur. Lo pikir hidup gue cuma seputar lo dan harus merhatiin lo terus?" ucapnya lagi terdengar sangat kesal.

"Kalau gak mau direwelin sama gue harusnya kita gak usah nikah! Udah lupa yang minta kita nikah itu siapa, huh?"

"Gue cuma main sama temen-temen gue--"

"Pergi main sama temen-temen lo atau main sama Aryn?" sahut lala dengan cepat menyela ucapan Rangga sembari melayangkan tatapan nyalang kearahnya.

Melihatnya Rangga segera menghampiri lala. Dia peluk tubuh lala dari belakang. Kemudian melingkarkan kedua tangannya sampai ke perutnya. Dia mengelus-elusnya. Berusaha menenangkan supaya lala tidak marah lagi.

Namun hal itu justru membuat lala tambah kesal. Decakan terdengar dari arah lala, lalu dengan keras dia menyikut perut Rangga.

"Jangan deket-deket. Jangan pegang-pegang gue. Lo bau sampah!" ucap lala seraya balik badan untuk menghadap ke Rangga.

"Mana ada gue bau. Gue gak main sampah. Lagipula yang lo sebut sampah itu gak ada. Dia bukan sampah. Lo gak pantes ngomong kayak gitu"

"Bodoamat!" balas lala dengan ketus, lalu berjalan menuju kamar. Dengan pelan dia membuka pintu dan masuk ke dalam kamar.

Lala berjalan dan berhenti tepat di depan sofa. Yang di belakangnya terdapat jendela besar. Kain gorden yang menutupi kaca jendela itu dia buka sedikit untuk melihat pemandangan gemerlap lampu ibu kota dari dalam kamar.

Lala menghela pelan nafasnya seraya satu tangannya mengelus-elus dengan lembut perutnya. Dia menunduk melihat perutnya sekilas kemudian mengalihkan pandangan keluar jendela.

LOVESHIT || Rangga X Lala ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang