"Lo kenapa sih?" tanya zeyu saat melihat mingrui yang bengong sepanjang koridor sekolah sedari tadi. Mingrui tersadar dari lamunannya, kemudian menatap zeyu.
"Sumpah! Gue tadi denger suaranya!" seru mingrui, zeyu menautkan alisnya bingung.
"Maksud lo apa?"
"Waktu di mobil gue denger suara hantu, bego!" kesal mingrui. Zeyu mengangguk mengerti, lalu menatap kearah belakang. Disana ada lieza yang sedari tadi mengikutinya dibelakang. Mingrui mengikuti arah kemana tatapan zeyu. "Dia ngikutin kita??" tanya mingrui penasaran sekaligus takut.
"Iya." jawab zeyu singkat. Mingrui melebarkan matanya.
"Suruh dia pergi, zey!" pekik mingrui. Zeyu kembali menatap mingrui. Melihat ekspresi mingrui yang terlihat jelas ketakutan, lalu tertawa. "Lo kok malah ketawa!!" mingrui semakin kesal. Zeyu menghentikan tawanya lalu kembali ke ekspresi sebelumnya, datar.
"Cemen lo. Masa takut sama cewek!" ejek zeyu, mingrui menjitak kepala zeyu kesal. "Anjirr! Sakit!" pekik zeyu.
"Cewek sih cewek, tapi yang ini beda!" seru mingrui. Zeyu hanya mengangguk mengiyakan, dari pada harus mendengar ocehan mingrui yang sudah seperti cewek.
Disisi lain, lieza yang melihat adegan mingrui dan zeyu hanya menatapnya dengan tatapan malas. "Lebay! Kayak cewek kalian lama lama." cibir lieza. Zeyu yang mendengar itu langsung menatap tajam lieza.
"Bacot!" timpal zeyu, lieza memutar bola matanya kesal. "Mending lo pergi sana!" usir zeyu.
"Oke. Bye!" ucap lieza kemudian membalikan tubuhnya meninggalkan zeyu dan mingrui yang terlihat bingung.
"Kalau perlu gak usah balik lagi kerumah gue!!" teriak zeyu saat lieza sudah agak jauh darinya. Lieza yang mendengar langsung membalikan tubuhnya kembali menatap zeyu yang ada disana. Lieza menjulurkan lidahnya kearah zeyu, kemudian kembali melanjutkan langkahnya, zeyu mencibir dalam hati.
"Sumpah! Lama lama gue bisa gila temenan sama lo, zey," ucap mingrui. Zeyu kembali menatap mingrui
"Emang lo udah gila dari sananya kali." ucap zeyu kemudian melangkah meninggalkan mingrui sendiri.
"Si anjir, malah ninggalin gue!" gerutu mingrui, lalu mengikuti kemana zeyu pergi.
•••
Semua orang yang ada dikoridor, kelas, kamar mandi, dan tempat lainnya sedang membicarakan berita panas pada hari ini.
"Kata mereka sih tuh cowok ganteng"
"Tapi tetep aja lebih ganteng bebep gue zeyu!"
"Sumpah! Ganteng parah! Gue tadi liat dia dikantin."
"Udah punya pacar belum ya??"
"Incaran ini mah...."
"Tambah deh koleksi cogan. Hahaha!"
Semua itu terdengar ditelinga lieza. Omongan omongan yang tidak dimengerti oleh lieza. Sebenarnya siapa yang mereka bicarakan sampai seheboh ini. Lieza terus melangkah sambil menatap sekeliling yang sedang ngerumpi. "Orang-orang pada ngomong apa sih? Gue gak ngerti." ucap lieza sambil menggaruk-garuk alisnya yang tidak gatal.
Begitu banyak orang disini, tapi tidak ada yang menyadari kehadiran lieza disini. Ya tidak. Satu persatu orang menembus tubuhnya, dan itu sudah biasa bagi lieza. "Gak seru banget sih jadi hantu! Gak bisa ngobrol sama orang-orang. Kecuali sama si songong zeyu itu!" ucap lieza dengan kekesalan.
"Itu tu! Orangnya!"
Bisik salah satu murid perempuan sambil menunjuk seorang lelaki yang berjalan santai dengan menggunakan earphone ditelinganya. Lieza mengikuti kemana gadis itu menunjuk. Dan yang pertama dia liat adalah, seorang lelaki dengan wajah yang dibilang tampan. Berjalan yang berlawanan dengan lieza.
Bisik-bisik semakin terdengar dari pada siswi, membicarakan ketampanan lelaki itu. Dan lieza mengakui bahwa dia memang tampan.
Lelaki itu semakin dekat jaraknya dengan lieza. Namun tatapan laki-laki itu tetap pada poselnya. Sampai mereka berpapasan, dan laki-laki itu hanya melewati lieza begitu saja.
Sudah pasti begitu. Toh, lieza tidak terlihat. Lieza kembali melangkah.
Namun tiba-tiba lelaki itu menghentikan langkahnya. Berhenti memainkan ponselnya yang sedari tadi begitu fokus.
"Strawberry?" ucap lelaki itu pelan namun terdengar oleh lieza. Lieza, menghentikan langkahnya dan membalikan tubuhnya saat lelaki itu mengucapkan kata itu. Dan laki-laki itu pun sama, membalikan tubuhnya. Laki-laki itu mengedarkan pandangannya, yang seperti mencari seseorang. Namun ia kembali membalikan tubuhnya dan kembali melanjutkan perjalanannya.
"Itu perasaan gue aja." ucap laki-laki itu dalam hati.
Kesha menatap punggung itu yang semakin jauh, dan akhirnya menghilang termakan oleh belokan lorong.
"Awww!" rintih lieza saat tiba-tiba dadanya yang terasa sakit. Lieza memegang dadanya yang terasa sakit.
"Lo gak papa?" tanya seseorang dengan menyentuh pundak lieza, lieza menatap orang itu, dan pandangan mata mereka bertemu. Lieza menggeleng cepat.
"Gue gakpapa" ucap lieza. Kemudian melepaskan tangan zeyu yang memegang pundak lieza. Lieza melanjutkan langkahnya, meninggalkan zeyu yang masih terdiam disana. Zeyu tidak tau apa yang terjadi dengan lieza saat ini, dan hanya bisa menaikan kedua bahunya.
•••
"Xinlong, lo mau kerjain tugas bareng gue gak?" tanya cewek bernama alyn itu pada seseorang yang sedang memainkan ponselnya. Cowok bermarga He itu tidak menjawab pertanyaan dari alyn, dia masih fokus pada ponselnya. "He Xinlong! Kamu denger aku gak?!" kesal alyn karena sedari tadi pertanyaannya tidak dijawab.
"Gak. Gue sendiri aja." jawabnya yang masih fokus pada ponselnya.
"Tapikan kita satu kelompok?" ucap alyn.
"Keluarin aja gue dari kelompok." ucap xinlong enteng. Xinlong memasukan ponselnya pada kantung celananya, lalu bangkit dari kursinya dan pergi begitu saja. Alyn mendengus kesal.
Xinlong berjalan menuju perpustakaan yang ada agak jauh dari kelasnya. Tepatnya perpustakaan ada dilantai dua dan dia ada dilantai tiga, yaitu kelas 12 IPS 2.
Saat sampai di koridor kelas 11, xinlong berpapasan dengan zeyu. Zeyu melirik sebentar pada wajah xinlong dan sepertinya tidak asing baginya. Namun xinlong tidak peduli dengan tatapan orang orang disekitarnya.
Xinlong menyentuh ujung buku-buku yang terususun rapi didalam rak. Mencari buku yang sedang dicarinya, Namun buku yang dicarinya tidak kunjung ia temukan.
Xinlong berjalan kearah rak satu lagi yang berada tidak jauh dari rak yang tadi. Kembali ia mencari buku yang ia butuhkan, dan akhirnya dapat xinlong temukan buku tersebut.
Buku yang berjudul 'Disaat hujan turun, disitulah aku datang'sudah berada di genggaman tangannya. Sebuah senyum simpul tercetak dibibir xinlong.
Xinlong berjalan menuju penjaga perpustakaan untuk membawa buku itu kerumah. Namun langkahnya kembali terhenti saat yang di ciumnya tadi, kembali tercium.
Bau itu lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beautiful Ghost
Acak"Gue mohon, jangan pergi dulu." ucap zeyu sambil menghapus air matanya. Ini pertama kalinya dia menangis karena seorang wanita, kecuali ibunya. Gadis itu benar-benar akan menghilang. Zeyu merasakan hatinya sakit kali ini. Kenapa hatinya sadar saat w...