Terluka

16 4 0
                                    

Bau itu lagi?

Xinlong membalikan tubuhya. Dilihatnya sekeliling ruangan tersebut, namun tidak ada siapapun disana. Namun itu hanya penglihatan xinlong saja. Kini, ada seseorang yang berdiri dihadapannya menatap datar wajah xinlong namun tentu saja xinlong tidak melihatnya.

"Lo bisa liat gue?" tanya lieza pada xinlong yang berdiri dihadapannya. Xinlong diam, dia masih mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan. "Gue disini woy!!" teriak lieza. Xinlong membalikan tubuhnya kembali lalu kembali melanjutkan langkahnya menuju petugas perpustakaan yang ada didekat pintu keluar. "Ehh gue malah dikacangin!" kesal lieza. "Berarti dia gak bisa liat gue" lanjutnya lalu menghilang begitu saja.

•••

"Hahahahaha!!!"

Itulah yang zeyu dengar saat masuk ke ruang musik. Dilihatnya lieza yang duduk sambil tertawa terbahak-bahak. Zeyu yang melihat itu hanya mengernyitkan dahinya bingung, lalu menghampiri lieza yang duduk di kursi.

"Kenapa lo?" itulah yang pertama zeyu katakan saat sudah ada dihadapan lieza. Lieza yang masih tertawa terbahak-bahak berhenti sejenak lalu berdiri menghadap zeyu.

"Gue tadi ngerjain anak suka bully orang itu. Siapa namanya, gue lupa?" ucap lieza. Zeyu mulai memikirkan siapa yang lieza maksud.

"Zihao?"

"Nahh iya zihao. Abisnya gue kesel sih, dia itu suka bully orang yang lemah," ucap lieza. "Tadi pas dia pipis gue takut takutin. Gue gedor gedor pintu kamar mandinya, terus pas dia keluar dengan muka kesel, ehh gak ada orang. Terus dia lari deh! Cupu banget ya!" jelas lieza panjang lebar dengan tawa renyah. Zeyu masih diam, tidak menanggapi ucapan lieza.

"Parah banget lo!" ucap zeyu. Ekspresi lieza langsung cemberut. Zeyu melangkahkan kakinya lebih dekat kearah lieza, kemudian mengangkat tangannya seperti akan memukul lieza. Lieza sudah bersiap untuk pukulan itu, dia memejamkan matanya dalam. Namun yang dirasanya bukan sakit, namun elus lembut di kepalanya. Lieza membuka matanya perlahan, kemudian menatap zeyu yang kini sedang mengelus rambutnya lembut.

"Anak baik. Lain kali, lakuin aja biar dia kapok." ucap zeyu dengan senyuman manis. Lieza terpana melihat senyum itu, demi apapun dia tidak mau mengalihkan pandangannya dari senyuman manis.. Senyum yang tak pernah dia lihat sebelumnya.

•••

Bengong.

Itulah yang dilakukan lieza saat ini. Senyum-senyum tidak jelas, tatapan mata yang berbinar binar. Lieza mengelus rambutnya dengan senyum senyum sendiri.

"Gue baper..." ucapnya dengan senyum yang masih tercetak diwajahnya. Kembali di ingatnya senyum manis zeyu tadi, yang membuat hatinya meleleh seketika. "Itu senyum apa gula sih, manis banget tauuuu." lanjutnya. Lieza memegang kedua pipinya yang memanas. "Gue rela deh ngerjain si zihao tiap hari, asal dielus aja rambut gue tiap hari plus sama senyuman manisnya itu..." Rasanya lieza ingin menjerit sekarang juga. Lieza mengibaskan tangannya kearah wajahnya yang terasa panas."Panas banget sumpah!" ucap lieza.

"Kenapa lo? Gila?" tanya zeyu yang tiba-tiba datang dari arah belakang, lieza langsung menoleh kebelakang.

"Gue gila juga karena lo!!!"

Ingin rasanya menjerit seperti itu, namun yang hanya bisa dia lakukan hanya menggeleng cepat. "Gue waras kok!" tegas lieza.

"Abisnya lo senyum senyum sendiri kayak orang gila!" ketus zeyu yang kini duduk disebelah lieza. Lieza mengerucutkan bibirnya sebal. "Tapi cantik."

Lieza langsung menoleh kearah samping. "Apa lo bilang tadi??" tanya lieza penasaran.

"Lo senyum-senyum sendiri kayak orang gila!" ulang zeyu. Lieza menggeleng cepat.

"Bukan yang itu, yang terakhir itu."ucap lieza.

"Cantik?"

"Iya! Lo bilang gue cantik?" tanya lieza antusias. Zeyu mengangguk. "Demi apa??"

"Demi lovato." jawab zeyu enteng. Lieza memukul bahu zeyu keras.

"Gak lucu!"

"Gue gak ngelucu"

"Terserah lo aja lah!" kesal lieza. "Balik lagi, tadi lo bilang gue cantik?" tanya lieza kembali.

"Hmm" jawab zeyu sambil memainkan ponselnya.

"Seriusan gue cantik?" tanyanya lagi.

"Hmm.."

"Akhirnya lo ngakuin juga gue cantik." ucap lieza dengan pedenya.

"Tapi tetep, cantikan sasa" ucap zeyu enteng. "Lo mah gak ada apa-apanya."lanjutnya. Lieza terdiam.

"Sasa itu cantik, pinter, baik, mandiri, pokonya perfect deh. Lah lo, udah nyusahin mulu, cantik sih tapi tak terlihat. Percuma gak ada yang bisa liat kecantikan lo. Paling gue. Itu jug-"

"Gue tau. Gak usah diperjelas lagi, itu juga udah cukup buat ngikis hati gue." ucap lieza lalu pergi dan
menghilang diambang pintu ruangan. Zeyu menatap
pintu itu dengan tatapan kosong. Adakah rasa bersalah yang tercipta dihati zeyu?

My Beautiful Ghost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang