Sepanjang hari itu juga, freen tak fokus dengan pekerjaannya. Apapun yang di kerjakan tak pernah selesai.
Nam datang dengan membawa setumpuk berkas untuk ditanda tangan oleh freen.
Dari setumpuk itu freen hanya menandatangani 5 berkas.
"Aahh tanganku lelah melakukan ini" keluh freen sambil membuang polpen yang ada ditangan kirinya.
"Oh ayolah freen, kau hanya menandatangani 5 berkas dari setumpuk berkas ini, lalu kau mngeluh lelah?, tiga hari yang lalu kau tak mengeluh lelah memandatangani tiga tumpuk berkas!" Sarkas nam.
"Hari ini kau terlihat eneh freen" sambung nam lagi.
Freen hanya diam, namun keplanya masih memikirkan dia bersama becky semalam sampai pagi tadi.
"Kau hanya diam dari tadi, tak melakukan apa-apa lalu kau mengeluh lelah, apa yang kau pikirkan freen?" Tanya nam.
Freen menghela napas, sambil bersandar di kursinya.
"Nam.." panggil freen.
"Apa" jawab nam sambil memperbaiki berkas-berkas itu dan menyusunnya kembali.
"Jika kau memikirkan seseorang, mungkin kah itu juga bagian dari jatuh cinta?"
"Apa maksudmu freen?, apa kau mempunyai seseorang yang spesial??" Goda nam.
"Apa kau menyukai seseorang?, aah apakah temanku sudah mempunyai pasangan?? Apakah temanku sudah merasakan cinta??" Sambung nam lagi sambil tersenyum menggoda freen.
"Bukan begitu.. ahh..akuu...aahh sulit sekali mengatakannya" bingung freen.
Nam menarik kursi dan duduk didepan freen.
"Katakan siapa dia, dan apa yang dia lakukan padamu sehingga membuatmu menjadi tidak fokus seperti ini"
Freen terdiam sejenak.
"Eemm..." freen bingung bercerita bagaimna.
"Oh ayolah freen, bagaimna bisa aku menjawab jika kau tak menceritakannya?" Rengek nam.
"Baiklah, baiklah. Begini, aku bertemu dengan seseorang dengan tak sengaja, kami berdua bertengkar dia merusak barangku, aku menuntutnya untuk bertanggung jawab tapi dia tidak mau, alasannya karena aku menuntutnya dengan cara tidak semestinya tapi dia juga mau bertanggung jawab atas barang itu. Lalu. Dia mengembalikannya dan memeberikan sepucuk surat padaku, dari surat itu aku mulai mengunjunginya dan meminta maaf langsung padanya. Dia memaafkanku dan menasehatiku, dia hampir mirip seperti ibuku. Caranya tersenyum pada orang dan gaya berbicaranya yang dewasa." Freen mulai menyandarkan punggungnya dikursi sambil membayangkan sosok sang gadis.
" dan pada malam itu, aku pergi ke club. Aku tak tau jika dia juga berada disana, aku sedikit sadar ketika melihatnya memanggilku. Dia membopongku keluar dari club. Entah apa yang kupikirkan, kata-kata itu muncul begitu saja dann... dann"
"Dan apa??" Tanya nam penasaran.
"Aku menciumnya.." kata freen setengah berbisik, menundukan kepala dan menggigit ragu bibir bawahnya.
"Aahhhhggghhh...." Teriak nam histeris sambil menggigit kedua tangannya yang mengepal.
"Nam jangan berisik.." freen menenangkan nam.
"Lalu apa yang kau katakan?" Tanya nam.
"Aku.. aku mnyukainya, dan setelah itu aku menciumnya dan akhirnya aku tak sadarkan diri"
"Siapa nama orang itu?" Tanya nam lagi.
"Becky" jawab freen malu-malu
"Becky?? Becky siapa??" Tanya nam
"Ckk.. becca.. rebecca armstrong"
"What?? Kau mempunyai nama panggilan untuknya?? Demi apa?? Aku berani bersumpah freen, kau sudah jatuh cinta padanya" tutur nam.
"Bagaimana mungkin?, aku sama sepertinya,"
" tidak ada yang tidak mungkin freen, bukan hanya pria dan wanita saja bisa merasakan jatuh cinta. Manusia bisa merasakan jatuh cinta pada siapapun tanpa melihat status gandernya, jika dia merasa nyaman dengan sesamanya dan bukan dengan lawannya kenapa tidak? Cinta tak bisa dipaksakan kepada siapa kita akan menetap dan merasa nyaman freen." Tutur nam.
Dan akhirnya freen paham dengan maksud nam,
"Yahh mungkin aku jatuh cinta padanya" gumam freen.
——————"Tidak rin, dia sudah menciumku. Dia sudah mengatakannya semalam" panik becky didalam kamar, irin ada disana juga.
" jadi kau membohongiku, mengatakan kau berada dirumah sepupumu dan bermalam disana!?" Irin tak terima.
"Hehe maafkan aku, jika aku memgatakan yang sebenarnya pasti kau akan mencariku" becky menyeringai.
"Ahh sudahlah lupakan, lalu bagaimna selanjutnya? Apa kau menyukainya?" Tabya irin.
"Aku tak tau, aku baru saja bertemu dengannya. Dan mana mungkin aku mnyukainya dia sama denganku" becky jadi bingung.
" bec.... Tidak ada yang tidak mungkin. Kau bisa jatuh cinta pada siapapun tanpa mengenal gendernya, selagi dia memberimu kenyamanan kenapa tidak" tutur irin.
"Aahh... aku tak tau rin, aku bingung"
Berjam-jam mereka bercerita, sampai tak terasa hari semakin sore. Irin berpamitan pulang. Becky yang masih memikirkan apa yang dikatan irin itu mnjadi bingung. Ditambah lagi tiba-tiba dia memikirkan freen.Asiik dengan pikirannya, becky gak sadar jika mommy masuk kedalam kamarnya.
"Anak mommy kenapa, mommy berulang kali mengetuk pintu kamarmu tapi kau tak mendengarkannya" tutur mommy sambil duduk memeluk becky.
"Eeh tidak mom, aku hanya .. hanya.."
" yah hanya berpikir.." sambung mommy.
"Katakan apa yang kau pikirkan?" Tanya mommy.
"Mom, jika suatu hari nanti aku disukai dan menyukai seseorang apa mommy dan daddy tidak menentangnya?" Tanya becky ragu.
"Apa maksudmu?" Sambung daddy dari arah pintu. Daddy menghampiri becky dan duduk disebelah kanan anaknya.
"Daddy, tidak akan menentang siapapun yang ingin dekat denganmu. Daddy memberimu kebebasan dalam memilih. Daddy akan menghargai orang yang melindungimu, siapapun dia dan tak mempermasalahkan gandernya." Tutur daddy.
" mommy pun begitu, maafkan mommy dan daddymu yang selalu sibuk bekerja dan tak memperhatikanmu sayang" kata mommy sambil memeluk dan mencium pipi anaknya.
" apa kau tidak mau memaafkanku juga rebecca?" Tanya richie dari balik pintu.
"Hmm yah aku memafkanmu juga, walau tidak sepenuhnya" kata becky.
"Dad, mom lihat dia. Tak mau memafkanku" rengek richie sambil menuju pada mereka bertiga.
" hahahah... sudahlah, kau tak mau mengalah dari adikmu. Kemari cepat dan peluk kami" ajak daddy.
Ada perasaan hangat ketika melihat keluarga ini yang saling menyayangi satu sama lain. Dengan
Ketiga anggota keluarga yang selalu sibuk bekerja tidak menyurutkan rasa sayang mereka.
—————Fren pov.
Hari ini sangat berat aku lewati. Pagiku dikejutkan dengan keadaan becky yang tertidur disampingku. Kami berdua merasa canggung, aku merasa bersalah padanya sudah menciumnya tanpa sengaja. Tapi aku benar-benar tak tau kenapa aku bisa seperti itu. Dan sepanjang siang aku tak bisa berhenti memikirkannya. Membayangkan wajah imutnya, hidung yang mancung itu. Mata yang bersinar, dan senyumn yang menawan. Tingkah lakunya yang seperti anak kecil namun tidak dengan pikirannya yang dewasa. Tanpa sadar aku tersenyum sendiri membayangkan wajah itu.
Aagghh apakah aku sudah gila??
Pekerjaanku hari ini tak ada satupun yang tuntas karena memikirkannya. Aku merasa ingin berdiam diri hari ini.
Dan yah, pada malam ini aku berada di balkon masionku duduk sendiri menikmati kesendirianku. Ada sesuatu yang berbeda ketika mengenalnya, perasaanku menjadi campur aduk. Jantungku berdegup kencang. Selama aku hidup,baru kali ini aku merasakannya. Selama aku berada disekeliling orang, baru kali ini aku merasakan hal ini ketika bertemu dengannya.
Mungkinkah aku jatuh cinta?? Apa benar ini yang dinamakan cinta??
**********Hali halo readers.....
Jangan lupa vote yahhh😉
KAMU SEDANG MEMBACA
What is love? (End)
Fiction généraleApa itu cinta?, ketika aku mengenal cinta, aku tidak bisa kembali ke masa aku menjadi diriku seperti dahulu, rasanya aku terobsesi dengan kata itu.