Keputusan

860 75 1
                                    


"Bec.. bec tunggu.." panggil freen. Dia meraih tangan itu ketika hampir mendekat kearah parkiran mobil. Digenggamnya tangan itu sambil membalikkan badan becky kearahnya.
Dipeluknya becky saat itu juga.
"Semua akan baik-baik saja, kau tak perlu malu. Selagi kita masih bersama kau akan bahagia. Tenanglah aku mencintaimu" hibur freen sambil mengusap punggung becky.
Becky masih menangis sesenggukan dipundak freen. Freen melepas pelukkan itu lalu nengusap air mata becky, "jangan menangis, rugi kau menyia-nyiakan air mata itu" kata freen.

Dan akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pulang dan tak melanjutkan jalan-jalan mereka lagi.
Freen mengantar becky untuk pulang kerumahnya.
Sesampainya mereka, dua orang didalam mobil
Itu belum memutuskan untuk turun.
"Maafkan aku jika rencana jalan-jalan ini batal," kata becky.
"Sudahlah tidak apa-apa, masih banyak kesempatan kedepannya kan?, oh yah aku belum melihat tanganmu yang sakit, mana tunjukan padaku" tanya freen. Becky menunjukan pergelangan kirinya.
Freen meraih tangan itu, lalu mengusapnya dengan lembut, lalu menciumnya.
"Untung saja tak berbekas, jika ya aku akan membuat perhitungan pada laki-laki itu karena sudah menyakiti kelasihku, cupp" kata freen.
Melihat perlakuan itu becky menjadi tersipu malu sambil tersenyum kecil.
"Aku tak menyarankan phi untuk membalasnya, kita bisa menyelesaikannya secara baik-baik kan? Tanpa perlu adanya kekerasan" tutur becky.
Mendengar itu, bukannya semakin tak terima tapi freen melemparkan senyum pada becky.
"Kenapa ada bidadari selembut ini dihadapanku? Selalu mengajarkanku tentang hal-hal baik, apa itu memang kebiasaanmu?"
"Aku hanya berkata sesuai dengan pemikiranku, yah bisa diakui jika pemikiranku berbeda dengan pemikiran phi yang selalu negatif" ejek becky.
"Enak saja.." freen tak terima
"Itu memang fakta.. hahh sudahlah, aku akan turun akan lama jika berdebat dengan orang yang suka emosi seperi phi freen" ucap becky sambil membuka pintu mobil untuk turun.
"Heii... tapi aku belum selesai bicara, bec.. becky...!!" Panggil freen dari dalam mobil. Becky yang sudah turun berlari menuju rumahnya tanpa melihat freen yang sedang mengomel dalam mobil.
—————



Lux menghampiri freen dikantornya,  lalu membuang beberapa lembar foto dihadapan freen.
Foto itu menunjukan freen bersama becky sedang bermesraan dipantai, dan juga saat freen yang sedang mencium tangan becky didalam mobil. Sontak freen terkejut dengan foto-foto itu.
"Kenapa? Kau terkejut? Aku tak menyangka jika si nona freen ini adalah seorang lesbian" kata lux.
"Jaga ucapanmu lux..!!" Bentak freen sambil berdiri.
"Itu memang fakta. Dan ini akan mejadi perbincangan hangat dikalangan pebisnis, bagaimna tidak sang CEO terpandang dinegara ini adalah seorang lesbian. Mau ditaruh dimana wajahmu ketika ini tersebar? Dan saat itu juga harga dirimu dan nama perusahaanmu akan hancur freen, oh bukan hanya itu, keluarga kekasihmu juga akan menjadi sorotan karena ini. Bagaimna?" Tutur lux.
"Jika kau bocorkan masalah ini, aku tidak akan segan-segan menghancurkanmu!!" Ancam freen.
"Silahkan.. kita lihat saja siapa yang hancur disini, kau atau aku."
"Pikirkan freen. Aku membuat pilihan untukmu, serahkan tuan paul dan anaknya padaku atau nama baik perusahaanmu."
"Sejak awal aku memang sudah membencimu karena kemajuan perusahaanmu. Ditambah kau melakukan kerja sama bisnis dengan tuan paul, lalu kau merebut anaknya dari adikku, freen..!!!" Seru lux.
"Apa maksudmu dengan adikmu?"  Tanya freen tak mengerti. Tiba-tiba freen mengingat laki-laki yang selalu mendekati becky.
"Apa itu tong?" Tanya freen.
"Yah.. dengar freen. Kau sudah mengambil hakku dan hak adikku, jadi kuminta kembalikan!" Seru lux.
"Tidak semudah itu lux, aku tidak bersalah atas kasus ini."
"Baiklah jika itu maumu, tunggu saja jika foto-foto ini tersebar freen. Dan oh yah, aku punya video dirimu berciuman dengannya di dalam mobil"  kata lux sambil berlalu pergi.

Seakan mendapat tekanan, freen seketika kacau dengan perkataan lux. Bagaimna tidak dia dihadapkan pada dua pilihan. Memilih meninggalkan kekasihnya demi nama baiknya sebagai CEO terkenal atau tetap melanjutkan hubungan yang terlarang itu.
Disatu sisi dia membangun perusahaannya dengan sangat susah payah, menjadikan perusahaannya sangat terkenal dithailand. Tidak akan mungkin dia merusak nama baik perusahaan yang sudah dia kembangkan, akan hilang kepercayaan rekan bisnis padanya dan menjadikan perusahaannya akan menurun karena berita itu. Disisi lain dia tidak akan rela jika melepasakan becky begitu saja, orang yang paling berarti dalam hidupnya, yang paling disayanginya Demi sebuah nama baik. Merelakan sang kekasih dimiliki oleh orang lain dan bukan dirinya.

Kebingungan itu melanda dirinya. Lama dirinya memikirkan pilihan mana yang akan dia pilih.
Dan akhirnya nam muncul di ruangannya.
"Apa yang kau pikirkan freen?" Tanya nam.
"Aku bingung nam, aku harus memilih yang mana.
Aku tidak ingin perusahaanmu hancur  tapi aku juga tak ingin jika becky dimiliki oleh orang lain."
"Freen... aku tidak tau apa masalahmu. Tapi aku sarankan hati dan pikiranmu harus kau satukan,  putuskan jika itu yang paling terbaik menurutmu." Hibur nam.

Beberapa hari tak bertemu, freen kini mengurung dirinya dimansion. Tak pernah datang kekantor selama beberapa hari dan tak lagi bertemu dengan becky.

Suasana malam saat berada dibalkon  terasa sangat dingin. Helaian rambut-rambut kecil itu berkibar karena terpaan angin malam. Dia berdiri tegak didepan pagar besi pembatas dibalkon itu. Tatapannya kosong memandang kearah halaman mansionnya. Hatinya kacau, memikirkan kekasihnya jika nanti bersama orang lain dan memikirkan keadaan perusahaanya kedepan.
Dia menghela napas sambil tertunduk lesu "maafkan aku bec.." lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Yah.. aku sudah memutuskannya," katanya ditelephone.


Becky datang kekantor freen, mencari keberadaan kekasihnya.
Namun dia tak mendapatinya disana, selalu bertemu dengan nam sang sekertaris. Alasan yang sama yang nam berikan pada becky.
"Maaf nong, dia sementara dalam perjalanan bisnis." Alasan nam.
"Jika memang perjalanan bisnis, kenapa ponselnya tak pernah aktif? Tidak mungkin phi nam atau phi freen tidak saling menghubungi. Dan tidak mungkin phi nam tidak ikut dengannya, secara phi nam adalah sekertarisnya" tutur becky.
" nong.. dia menitip perusahaan padaku. Dia juga tidak ingin diganggu makanya dia tak mengaktifkan ponselnya." Jelas nam.
"Aku tidak percaya.. phi nam tau kan phi freen ada dimna? Tolong beritahu aku, sudah seminggu dia tak memberi kabar. Di menghilang lagi seperti kemarin."

Seminggu itupun becky dibuat pusing dengan perbuatan freen. Mencarinya kesana kamri, kantor, rumah neneknya dan terakhir dimansionnya, namun tak ada.

Orang yang dicari itu sesang berada dalam mansion. Menutup semua pintu dan mengurung dirinya.
Wajahnya kini terlihat sangat lesu dan pucat.
"Nona, saya harap nona makan dulu. Nona sudah dua hari belum makan" kata maid yang sedang menyiapkan makannan freen.
"Aku tidak lapar phi.. jika phi sudah selesai phi silahakn pulang saja, tak perlu khawatirkan aku, aku tidak apa-apa" sahut freen.
"Nona.. mengenai gadis itu, dia selalu datang kesini mencarimu. Apa nona tidak berniat untuk menemuinya?"
"Aku bilang hindari gadis itu!! Jangan pernah izinkan dia masuk disini!! Dan jangan pernah beritahu dia  jika aku ada disini!! Mengerti?!!" Bentak freen.
"B-baik nona.. sa-saya permisi" maid itu segera pergi sambil ketakutan mendengar freen.

"Maafkan aku bec.. aku juga merindukanmu, tapi...aku tak bisa"
            *************

What is love? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang