(++) awal peperangan

1.6K 95 5
                                    

    Entah sudah berapa lama mereka didalam selimut tebal itu. Selimt yang nampak berbentuk dengan bergerak-gerak kesana kemari ditengah ranjang.

Memperlihatkan kedua insan didalam selimut itu yang tidak menggunakan sehelai pakaian. Yang termuda berada bawah yang tertua. Peluh itu menetes di tubuh yang termuda, sehingga peluh keduanya menyatu dan menetes di atas seprei.

Yang tertua itu menatap yang  paling muda sambil satu tangan kirinya menyentuh bagian sensitif disana. Ibu jari itu mengusap-usap klitoris, serta dua jari lainnya masuk kedalam liang sang gadis muda.
Erangan itu terdengar seperti kesakitan. Gadis muda itu tak bisa berbuat apa-apa karena kedua tanganya di tahan oleh tangan kanan sang kekasih.

"Sa-sakittt.." dia hampir saja memunculkan satu air mata karena kesakitan yang terasa dibawah sana.
Yang tertua itu tidak memperdulikan erangan itu, dia sudah dikuasai oleh birahi sehingga tangannya melaju untuk menekan liang dibawah sana.
Lama-kelamaan, akhirnya erangan gadis muda itu menjadi erangan yang sensual.

"Ahh.. sa-sayang... ahh.." erangan itu semakin menjadi ketika permainan dibawah sana dilajukan.
Nafas freen semakin memburu, tatapan itu kini beralih kedada sang kekasih.
Tangan kanan yang mengunci kedua tangan sang kekasih akhirnya terlepas.
"A- aku ahh.. aku kepanasan sayang.. ahh.. tolong buka selimut ini" kata becky.
Medengar usulan itu, akhirnya freen menunda permainan dibawah dan tangan satunya membuka selimut, menhempaskannya kelantai.

Dia mengubah posisi mereka menjadi duduk. Yang tertua kini memangku sang kekasih tapi masih dengan tangan kiri  tertancap didalam sang kekasih.
Betapa erotisnya adegan itu, yang muda terlihat seperti menari diatas yang tua. Merasa nikmat sehingga kepala sang gadis mendongak keatas, kanan dan kiri dan rambut itu seperti mengibas kesana kemari.
"Lebih cepat freen.. augghhh..." tatapan seksi itu diberikan pada sang kekasih yang dibawahnya.
Demi mendapatkan orgasme, sang gadis akhirnya membantu menggoyangkan pinggulnya untuk menambah kecepatan jari yang tua.

Deru nafas dari keduanya terdengar sangat seksi.
Yang tertua menatap sang gadis yang menikmati permainannya dengan sangat erotis.
Diciumnya leher jenjang yang termuda, menjilatinya, dan menghisapnya. Lalu turun kedada sang gadis, masih dengan menjitinya, lalu tiba di perhentian yang sempurna. Perhentian di dua gunung kembar yang tak terlalu tinggi.
Sambil bermain dibawah, yang tertua itu juga bermain dengan mulutnya dipayudara itu.
Dihisapnya dalam-dalam sehingga keluar bunyi-bunyi yang menantang.
Puting pink itu mengeras dengan sempurna. Terlihat sangat menonjol dan mengkilat oleh air liur yang menghisapnya.

Tiba-tiba yang termudah mengerang sangat keras sambil melengkungkan punggungnya, "Aagghhhhhhh....!!!",Cairan itu keluar darinya.
Yang tua mengeluarkan jarinya dari sana, sang gadis memeluk erat sang kekasih.
Yang tua itu beranjak dari duduknya masih dengan yang mudah memeluknya. Dibaringkan gadis itu d ranjang, sambil melepas pelan pelukan itu. Sang gadis masih terengah-engah sambil dibaringkan.
Yang tua, turun dibawah perut sang gadis menuju bagian sensitif itu. Lalu tiba-tiba dari atas sana gadis itu merintih keenakan merasakan miliknya tersentuh dengan benda lunak yang terasa hangat.
"Ahh fuck.. freen...oughh sayang..."
Sang pelaku itu asik dengan permainannya yang menjilati milik sang kekasih. Erangan itu kini berlanjut, "ughh kenapa ini enak sekali...!!".
Permainan itu masih berlanjut, tak lama sang gadis kembali melengkungkan badannya dan mengeluarkan cairan untuk yang kedua kalinya.

Akhinya edegan panas itu selesai, yang tua beranjak dari sana menyesuaikan dirinya dengan sang kekasih disamping. Dipeluknya gadis itu, dicium keningnya, dan didekapnya dengan erat dibenamkan didadanya. Lalu lanjut tertidur karena kelelahan.
—————

Beberapa hari berikutnya,
Lux datang kekantor paul armstrong, menemuinya di ruang kerjanya.
"Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya tuan paul pada lux.
Sambil tersenyum dan menyodorkan tanganya, "perkenalkan, saya lux sulax anak dari mantan teman bisnis anda dulu"
Tual paul mengerutkan keningnya merasa bingung, "mantan teman bisnis saya?"
"Yah.. ayah saya bernama robert sulax"
"Ouh... robert sulax? Yah saya kenal dia" tuan paul mengingat sambil meneput tangannya.

"Ada apa anda kesini nona sulax?" Tanya tuan paul.
Dengan tersenyum lux memberi tahu maksudnya datang, " hmm begini tuan paul, anda adalah mantan rekan bisnis ayahku, dan anda juga sudah lama menjalin pertemanan dengan ayahku. Jadi,Untuk mengeratkan pertemanan itu, maksud saya, saya datang kesini untuk mengajak anda kembali bergabung dengan kami,  lebih tepatnya bergabung dengan saya."
Mendengar hal itu, tuan paul memikirkan sesuatu.
"Maafkan saya nona lux, saya sangat menghargai maksud anda. Tapi anda datang sangat terlambat, saya sudah terlebih dulu bergabung di perusahaan chankimha group. Dan mungkin bisnis yang saya tanam disana sudah berjalan jadi tidak bisa lagi saya  tarik. Mohon maafkan saya"

"Hmm begitu yah.. ahh jadi saya datang terlambat disini?" Lux mengembagkan senyum tidak sukanya mendengar pernyataan itu.
"Mohon maafkan saya, jika saja saya belum bergabung ke chankimha grup mungkin saya akan menyetujuin ajakan anda, saya minta maaf sekali lagi."
"Ahh sudah tidak apa-apa tuan, saya sangat menghargai keputusan anda. Jika sudah begitu, saya harap tuan paul bisa melanjutkan bisnis dengan perusahaan chankimha group."
Lux beranjak dan berpamitan pada tuan paul.
"Baiklah, kalau seperti itu saya pamit tuan paul"
"Ahh iyah iyah... sampaikan salamku pada ayahmu" tuan paul membalas jabat tangan lux.

Lux keluar dari kantor itu, menuju pada mobilnya.
Seorang sopir pribadinya membukakanya pintu, lux segera masuk. Dan dengan kekesalannya lux beberapa kali mengumpat saat mengetahui perusahaan musuhnya sudah lebih dulu bekerja sama dengan tuan paul.

"Sial.. kurangajar..!! Ternyata dia sudah mendahuluiku lagi!!" Lux terlihat sangat marah.
Bagaimna tidak, niat hati membatu sang adik untuk dekat dengan anak gadis tuan paul, dengan mengajak bekerja sama sang ayah di perusahaannya. Namun, dia sudah didahului oleh musuhnya.

"Tidak akan kubiarkan!, kali ini tuan paul harus berada ditempat yang tepat. Apapun itu yang jadi menghalangnya akan aku hancurkan!. Aku tidak akan tinggal diam lagi freen. Kali ini aku mengajakmu berperang!!. Yah berperang melawanku, kau akan lihat siapa aku yang sebenarnya chankimha!!. Aku tidak akan tinggal diam lagi dengan posisimu sekarang. Aku akan merebut kembali posisi itu dan menghempaskanmu, lihat saja.."

Mobil itu tiba dimansionnya, Dengan amarah yang menggebu-gebu dia turun dari mobil menuju mansion.
Dilemparkannya ponsel itu ke arah kaca diruangannya, sehingga mengakibatkan kasa itu pecah.
"Aku tidak akan tinggal diam lagi freen...!!" Teriak lux.

Mendengar kekacauan itu, tong yang berada dalam kamarnya segera berlari menuju ruangan sang kakak. Mendapati saudaranya sedang berdiri didepan kaca yang pecah denagn tatapan marah.
"Kak... apa yang kau lakukan? Hentikan, kau merusak propertimu sendiri" tong memegang bahu lux.

Lux berbalik menatap sang adik, "apa kau mencintai gadis itu? Apa kau ingin gadis itu?" Tanya lux.
"Yah aku mencintainya.."
"Bagus.. kau akan mendapatkannya, aku akan melakukannya untukmu" senyum smirk itu muncul diwajah lux.
Dengan segala cara dia akan melakukannya. Dengan rencana yang baru saja dia pikirkan, menjatuhkan freen dihadapan tuan paul, dan mengajak kembali tuan paul di perusahaannya lalu menjodohkan adiknya dengan anak gadis tuan paul.
Rencana yang sempurna, dan kesempatan yang sangat pas untuk mendapatkan impiannya.
Awal yang bagus untuk lux.

What is love? (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang