Kisah dari Becky yang menjalankan kehidupannya dalam bayang-bayang kutukan turun temurun dari leluhurnya dan juga tentang Freen seorang dokter Hewan yang menjalani kehidupan yang biasa-biasa saja.
Bagaimana takdir mempertemukan mereka?
selamat memb...
Maafkan mamii ya? Ternyata akhir tahun ada banyak kerjaan yang menumpuk. Tidak bisa menepati janji untuk double up kemarin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selamat menikmati cerita sore ini ya? Semoga kalian terhibur..
⚠️ Warning 21+ harap bijak dalam membaca ⚠️
-
"Ingat ini Rebecca Patricia Armstrong... Kamu akan menjadi istri dari Freen Sarocha Chankimha."
Freen berbisik di telinga Becky dengan nada yang sensual sebelum menjilati leher jenjangnya.
Erangan halus mulai lepas dari mulut sang kekasih, seolah dia telah berhasil dikalahkan dalam pertempuran merebutkan posisi dominan. Becky mendongakkan kepalanya ke atas dan membiarkan sang dokter menikmati setiap sudut lehernya.
Freen menghirup aroma manis dari tubuh Becky, menikmati bagaimana lembutnya kulit itu bersentuhan dengan bibirnya. Dia tampak sangat menikmati pengalaman pertamanya ini. Hidung itu seakan-akan tidak pernah puas untuk menikmati aroma dari setiap sudut wajah kekasihnya.
Kini gadis yang saat ini berada di bawah kuasa sang dokter tampak sudah kesulitan bernafas. Sesekali tatapan mata mereka berdua bertemu, tatapan yang penuh dengan gairah dan perasaan ingin menjelajah lebih jauh lagi.
Freen menatap gadisnya seakan meminta persetujuan untuk melakukan hal yang lebih jauh lagi. Erangan halus dan suara nafas dari kekasihnya menjadikan dokter itu gelap mata. Mencium, menghisap dan menghirup aroma tubuh sang kekasih seolah menjadi aktivitas yang akan ia tambahkan dalam daftar hobinya.
"Babee..."
Mata yang terbakar gairah itu menatap Freen seakan menunggu tindakan selanjutnya yang akan di lakukan sang dokter. Freen memberanikan dirinya untuk menyentuh payudara sang kekasih yang masih tertutup dengan pakaian oversize itu.
"Aah.... Babe... Yuka melihat kita..." Ucap Becky dengan nafas berat.
"Mau pindah ke kamar ga?"
Tidak jauh berbeda, dengan keadaan Becky. Wajah Freen ikut memerah karena terbakar birahi, ia juga seolah kesulitan untuk bernapas. Dia menatap gadisnya dengan intens, tidak sabar untuk mencoba pengalaman baru mereka.
Setelah melihat kekasihnya mengangguk, Freen segera mengangkat tubuh mungil Becky dengan sedikit kesulitan.
"Sepertinya aku harus lebih sering olah raga setelah ini." Pikir Freen.
Becky mengalungkan lengannya pada leher Freen, dia tersenyum melihat kekasihnya berusaha keras untuk menggendong dirinya dari ruang tamu ke kamar.
Setelah perjuangan yang cukup besar, Freen membaringkan tubuh kekasihnya di ranjang miliknya. Setelah itu dia mulai menindih tubuh sang kekasih dengan hati-hati seakan takut tubuhnya akan membebani wanitanya.
