dua puluh

43.3K 2.8K 41
                                    

Elisa terlihat sibuk menscroll laman belanja, ia melihat-lihat berbagai jenis hal.

Mencari hadiah pernikahan orang tuanya. Itu adalah tujuan Elisa yang sejak satu jam lalu berselancar di laman media sosial. Kepalanya tak memikirkan ide apapun untuk dibeli.

Mau mengado tiket liburan, Raha sendiri bahkan mampu membeli tiket liburan untuk Sofia selama satu bulan. Mau membeli baju terlihat sangat tidak cocok.

Elisa pusing, sementara kedua saudaranya terlihat santai, mereka mengatakan akan membeli sebuah ranjang baru untuk Raha dan Sofia. Seketika saja wajah Elisa memerah mendengar hal itu. Sial, kedua otak saudara laki-lakinya memang sudah tak bersih lagi.

Apa kedua orang tua itu masih kuat untuk menghancurkan ranjang? Melihat usianya saja Elisa yakin Raha dan Sofia hanya mampu lari keliling komplek satu kali. Elisa segera menggeleng untuk mengenyahkan pikirannya yang semakin kemana-mana.

Bunyi notifikasi chat ponselnya terdengar. Terlihat bar status menampilkan nama Arsalan di pemberitahuan aplikasi chating.

Arsalan

Lo sibuk gak?
Mau jalan?

Elisa

Gak. Gue free.
Ayo jalan! Nanti mampir ke mall, ya? Gue mau beli kado nikahan buat Mama. Gak ngerepotin lo, kan?

Arsalan

Boleh.
2 jam lagi gue jemput.

Elisa melompat dengan heboh, ia akan diajak jalan dengan Arsalan. Ia melempar asal ponselnya pada ranjang.

Menghampiri lemari bajunya, melihat pakaian mana yang cocok untuk ia gunakan. Elisa meraih beberapa potong bajunya. Menempelkannya pada tubuhnya, lalu melihat ke cermin. Ia menggeleng saat baju tersebut terasa tak cocok, lalu beralih pada pakaian lainnya.

Kameleon yang tak sengaja melewati kamar Elisa mengernyit heran melihat saudarinya yang terlihat berjalan kesana kemari. Pintu kamar memang terbuka sejak tadi.

Pria itu mendekat, ia bersandar pada bingkai pintu. Tangannya terulur mengetuk daun pintu, mencoba mengambil atensi Elisa.

"Eh, Bang Leon," sapa Elisa. Ia menyengir, saat tertangkap semua tindakannya diperhatikan Kameleon entah sejak kapan.

"Kenapa? Kamu kelihatannya kayak bingung banget?" Tanya Kameleon. Ia menatap ranjang Elisa yang penuh dengan tumpukan baju beserta gantungan bajunya.

"Kara bingung, Bang. Arsalan mau ngajak jalan, tapi gak ada baju yang cocok buat dipakai," keluh Elisa.

"Baju sebanyak itu, kamu masih gak nemu mana yang cocok?"

Elisa mengangguk mendengar pertanyaan Kameleon.

"Tenang aja, Bang Leon pilihin buat kamu."

Pria itu menggeleng. Ia mendekat pada ranjang Elisa. Memilah-milah baju mana yang cocok untuk gadis itu pakai.

Kameleon mengambil beberapa potong pakaian Elisa. Lalu mencocokkannya. Setelah dirasa cocok untuk Elisa barulah ia menyerahkannya pada gadis itu.

Fall in You (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang