tiga puluh enam

13.7K 875 11
                                    

Julie baru saja keluar dari sebuah cafe, ia baru saja melakukan me time. Jalan-jalan sendiri dan makan semua menu favoritnya dari sebuah cafe. Sepanjang jalan tak hentinya senyum Julie mengembang. Memang reward paling enak adalah menghabiskan uang jajan sendiri. Ia berjalan sepanjang gedung-gedung perusahaan. Belum ada niat untuk pulang ke rumah. Lagipula hari masih siang, ia ingin menghabiskan waktu sampai nanti malam.

Saat Julie tengah menikmati waktu jalan kakinya, tiba-tiba tangannya dicekal oleh seseorang.

"Kita bertemu lagi Julieku," ucap pemuda yang kini tengah tersenyum menyeringai pada Julie. Tampilan pemuda itu, terlihat layaknya badboy sekolahan yang memiliki hobi membolos dan tawuran.

"Gue gak ada urusan sama lo!" Balas Julie tak suka. Ia menyentak lengannya agar terlepas, namun nihil.

"Wow, santai. Lo jadi makin galak semenjak kita putus," kekeh pemuda itu.

"Lepas, gak! Atau gue teriak!" Bentak Julie. Mantannya satu ini memamng susah move on darinya. Padahal mereka hanya pernah berpacaran selama 1 bulan, itupun karna pemuda itu menjadikannya dare dari teman-teman tongkrongannya.

"Teriak aja, nanti gue tinggal jawab kalo pacar cantik gue ini lagi ngembek. Lo juga yang malu jadinya," balas Ronan. Mantan Julie yang susah move on darinya.

"Lepas, brengsek! Lo yang mainin gue, lo juga sekarang yang susah move on, gak malu?!" Ejek Julie. Pemuda didepannya ini memang tak tau malu. Sungguh menjijikan sekali, Julie tak lupa bagaimana sakit hatinya dulu saat ia dipermainkan dan menjadi bahan taruhan dari Ronan.

"Ayolah, itu masa lalu. Gue juga gak sengaja, gue janji gue gak akan kayak gitu lagi kalo kita balikan," ajak Ronan. Ia sudah jatuh hati ddngan Julie.

"Gak sudi, gue udah punya pacar. Mending lo jauh-jauh daripada gue aduin ke pacar gue dan lo jadi dendeng kena pukul dia," balas Julie asbun. Ia tak ingin kembali dengan Ronan. Tak akan pernah sudi.

"Gue tau lo bohong, jadi ayo kita balikan," ucap Ronan masih kekeh ingin mengajak Julie kembali menjadi kekasihnya.

"Udah gue bilang gak sudi. Tuh! pacar gue kesini!" Balas Julie menatap arah belakang Ronan dengan berbinar.

"Gak usah bohong, gue tau lo bohongin gue," ucap Ronan. Matanya terlihat berotsi, masih saja tak mempercayai Jukie.

"Lepas," sentak Julie, lalu melangkah kebelakang Ronan dengan binar bahagia, seolah ia telah menemukan air dipadang tandus.

Ronan ikut berbalik, melihat sampai mana kebohongan Julie.

"Sayang," panggil Julie. Yang sudah memeluk Kameleon yang berdiri di depan perusahaan tempatnya bekerja.

Kameleon yang baru saja mendapat pelukan dari Julie merasa terkejut, namun ia menerima dan mendengar dengan seksama bisik kilas dari gadis yang menjadi sahabat saudarinya itu.

"Please, Bang. Tolongin gue dari mantan gue yang obsesif," bisik Julie. Gadis itu merasa bersyukur saat Kameleon membalas pelukannya erat, seolah tengah menyetujui permintaan dan akan mengikuti permainan Julie.

Julie melepas rangkulan Kameleon, lalu menggandeng Kameleon mendekat pada Ronan. Terlihat wajah bangganya Julie menggandeng Kameleon didepan Ronan yang terlihat pias di wajahnya.

"Kenalin Kak Kameleon pacar gue dan dia Ronan mantan gue yang gagal move on. Jadi tolong Ronan jangan ganggu gue lagi, gue udah ada Kak Leon." Julie mengubah panggilannya dari Bang menjadi Kak, pasalnya jika tak dirubah hal itu akan ketahuan jika ia tengah berbohong.

Kameleon baru akan memperkenalkan diri dan mengajak Ronan berjabat tangan, namun bocah ingusan itu sudah memotong tindakannya. Kameleon ingin menggampar bocah itu sekarang juga, namun ia tahan. Ingat orang sabar pasti tampan dan kaya.

"Halah, gak usah bohong deh. Dia paling abang sepupu lo. Ngaku deh Bang, lo bukan pacarnya Julie, kan?" Ronan masih saja tak terima.

Kameleon yang kepalang kesal, meraih pinggang Julie. Merapatkan tubuh mereka hingga menempel. Ia mengecup dahi Julie cukup lama. Membuat sosok Ronan semakin kepanasan.

Julie mematung, ia tak menyangka akan mendapat kecupan hangat pada dahinya dari Kameleon, Julie bisa mendengar jantungnya yang berdegup kencang, wajahnya juga terasa panas. Sepertinya wajahnya memerah kali ini.

"Udah? Kamu udah percaya kalau saya pacarnya Lyly? Saya ingatkan, jangan ganggu Lyly! Dia muak sama bocah yang gak bisa move on sepertimu! Jangan ganggu Lylyku lagi! Jika sekali lagi kamu mengganggu Lyly, saya akan memberi pelajaran yang gak akan kamu lupakan." Kameleon menatap Ronan dengan tajam, aura ketegasan terlihat dari diri Ronan. Ia biasanya hanya seperti ini dengan karyawan yang pembangkan, kali ini Ronan termasuk dallam golongan yang akan menerima semburan Kameleon.

"Bukannya minta maaf atas kesalahanmu dan menyesalinya, kamu malah mengganggu Lyly terus! Pantas saja kalian putus dan untung saja Lyly mendapat pria yang lebih baik sepertiku, jadi enyah dari kehidupan kami!" Tekan Kameleon.

"Dengan apa kata cowok gue! Baiknya lo gak usah usik gue lagi! Gue udah bahagia sama cowok gue! Kalo lo cowok lo harusnya sadar buat mundur dan menjauh!" Timpal Julie. Ia merangkul Kameleon lebih erat, semakin menujukkan kemesraan mereka.

Ronan yang sudah kepalang malu, menatap keduanya sinis, lalu pergi tanpa permisi meninggalkan keduanya.

Hembusan nafas lega, keluar dari gadis yang berada dirangkulan Kameleon. Julie menatap Kameleon dengan rasa syukur.

"Makasih banyak, Bang. Gue gak tau kalo gak ada Bang Leon dan kalo Bang Leon gak mau bantu gue. Gue gak tau gimana caranya lepas dari cowok gila tadi." Julie terlihat sangat lega. Ia yakin Ronan tak akan mengganggunya, dalam sekali lihat cowok itu pasti tau jika Kameleon bukanlah tandingannya.

"Sama-sama Lylyku, Sayang," balas Kameleon dengan menggoda. Ia mengusap rambut Julie gemas. Ia juga merasa kasihan dengan gadis ini yang sudah berapa lama diganggu oleh mantannya.

Julie yang sejak tadi mendengar panggilan Lyly dari bibir Kameleon semakin merasa malu, ia tak ingin baper dengan mudah, tapi setiap telinganya mendengar nama Lyly dari bibir Kameleon, hatinya tak henti berdegup.

"Udah jangan goda gue," ucap Julie, memberengut.

"Kenapa? Takut baper? Saya orangnya tanggung jawab, kok. Jadi tenang aja, kalau kamu baper saya siap tanggung jawab." Kameleon membalas dengan begitu santai. Apa pria itu lupa jika didepannya adalah seorang abg yang mudah jatuh cinta?

"Jadi Lyly gak perlu merasa sungkan, bilang aja kalo baper nanti."

"Bang, please...." rengek Julie yang merasa kesal digoda terus oleh Kameleon.

"Oke-oke. Jadi bocah ingusan tadi udah lama ganggu kamu?" Tanya Kameleon.

"Udah, sejak kami putus. Padahal dia juga yang jadiin gue taruahn dan mainin gue. Sakit banget hati gue, Kak, waktu itu. Emang brengsek si Ronan." Adu Julie pada Kameleon.

Kameleon mengangguk, "Siniin ponsel kamu, Lyly," Pinta Kameleon, menadahkan tangannya.

"Buat apa?" Tanya Julie. Ia menyerahkan ponselnya pada Kameleon.

Pria itu mengotak atik ponsel Julie, setelah puas ia mengembalikan pada pemiliknya.

"Itu nomor saya, kalo Ronaan ganggu kamua tau kalau kamu butuh bantuan, kamu bisa hubungi saya kapan aja," ucap Kameleon dengan serius. Ia melirik jam pada pergelangan kirinya. Lalu kembali menatap Julie.

"Kalo gitu, Bang Leon balik kerja dulu. Bang Leon gak bisa anter kamu pualang. Hati-hati di jalan, Lyly." Kemeloen kembali mengusap rambut Julie sebelum meninggalkan gadis itu, untuk kembali ke gedung tempatnya bekerja.

Julie mematung ditempat, ia menatap Kameleon hingga tertelan gedung perusahaannya. Tangannya terangkat memegang dadanya. Jantungnya terdengar riuh seperti sedang mengadskan party.

"Sial, gue baper!"

****

Bersambung

Hayo guys, gimana bab ini?
Ada yang ikut baper juga sama Kameleon?

Jangan lupa tinggalkann vote, komen dan follow akun author.

Fall in You (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang