Extra Part Kameleon + Julie

16.9K 657 27
                                    

Seorang gadis tengah duduk disebuah bangku taman. Tangannya saling meremas sejak tadi. Sesekali maatanya melirik jam pada ponsel, menunggu memang sesuatu yang sangat menyebalkan.

Hingga seorang pria yang sejak tadi ditunggu kini berjalan menghampirinya. Gadis itu semakin berdebar saat melihat langkah pria itu semakin mendekat. Pria itu berdiri menjulang didepannya.

"Maaf terlambar, kamu nunggu lama?" Tanya pria itu. Ia juga menyerahkan satu kantong berisi camilan serta minuman pada pangkuan gadis yang sejak tadi menunggunya dan mengirim pesan ingin berbucara.

"Gak terlalu lama. Btw, makasih Kak buat makanannya," balas Julie. Benar gadis yang sejak tadi menunggu pria yang menjadi saudara Elkairo tersebut.

"Sama-sama. Jadi kamu mau bicara tentang apa?" Tanya Kameleon kini duduk disebelah Julie. Ia menarik iiatan dasinya sedikit agar lebih longgar. Menyempatan waktu makan siang untuk menemui gadis yang menjadi sahabat Elisa, tak jauh dari kantornya. Entah apa yang ingin dibicarakan.

Julie menarik nafas panjang sebelum memulai permbicaraan. Jantung terdengar bergemuruh, rasanya sangat gugup, padahal sejak semalam ia sudah merangkai semua kata. Saat berhadapan dengan Kameleon langsung, kalimatnya semua buyar.

Pria muda itu bisa melihat jika gadis disebelahnya tengah gugup, dengan sabar Kameleon menunggu apa yang ingin dibucarakan oleh Julie. Karna tak biasanya gadis itu mengajaknya bertemu. Lebih tepatnya hampir tak pernah, mereka memang sering mengobrol ketika bertemu entah sengaja atau tak sengaja.

"Kak Leon," ucap Julie.

"Iya, apa? Santai aja, aku bakal dengerin," balas Kameleon. Tak biasanya Julie memanggilnya dengan sebutan Kak. Biasanya gadis itu akan memanggilnya Bang Leon. Terlihat seberapa serius pembicaraan mereka.

"Gue gak tau ini bakal ganggu. Gue suka .... lebih tepatnya gue cinta sama lo Bang. Lo mau jadi pacar gue? Gue tau lo bakal mikir gue terkesan murahan tapi kalo lo gak suka lo bisa lupain apa yang gue bilang tadi. Gue cuma mau bilang dan biar perasaan gue lega. Satu lagi kalo Kak Leon punya pacar, abaikan aja kalimat gue tadi." Julie berbicara dengan cepat, namun ia yakin Kameleon bisa mendengar dan memahami kalimatnya. Ia menatap Kameleon dengan takut, takut bila pria itu mencibirnya atau bahkan merendahkannya. Ia tau konsekuensi yang harus diterima. Namun semua pudar saat tangan Kameleon mengentuh kepalanya dan mengusap perlahan dengan kasih. Sungguh, ia tak salah pernah jatuh cinta dengan pria didepannya ini.

"Sebelumnya aku apresiasi buat keberanian kamu confess. Perasaanmu gak salah, kamu juga bukan perempuan murahan kamu bisa tekankan itu. Satu hal lagi aku gak punya pacar, kamu gak perlu merasa gak enak karna udah confess sama gue. Satu hal lagi, maaf kalo jawabanku gak memuaskan. Aku gak bisa terima perasaan kamu, bukan karna aku benci atau gak suka. Kamu masih muda dan usia kita juga terbentang jauh, aku gak mau macarin kamu karna usiamu yang belia. Kamu nanti mudah dimanipulasi, pandanganmu masih jauh, kamu juga hanya tau aku sebatas baiknya saja bukan?"

"Kamu belum lihat sisi marahnya aku. Kamu juga belum lihat sisi menyebalkanku, jadi kalo sekarang aku jelas belum bisa nerima cinta kamu. Kamu bisa fokus dengan dunia remajamu yang menyenangkan dan teman-temanmu, dunia dewasa berat Julie. Kamu akan capek kalo harus menjalin hubungan sama pria dewasa sepertiku. Aku menyukai wanita yang dewasa dan bisa mengimbangi pemikiranku kedepan. Kamu bisa menyatakan perasaanmu lagi beberapa tahun kedepan setelah selesai pendidikan tinggimu. Tapi jangan terpaku hanya padaku, nikmati semua masa remajamu dan kejar cita-citamu."

Kameleon menatap Julie dengan seksama. Perempuan didepannya cantik, Kameleon mengakui itu, namun usia tak akan pernah bohong. Kameleon tak ingin dicap buruk karna memacari gadis sma. Ia melirik jam sekilas, sudah hampir waktunya masuk kerja kembali.

Fall in You (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang