Ruang sempit dengan ventilasi udara kecil. Lantai yang sudah berdebu dan dinding yang kotor, terlihat jika tempat tersebut sudah lama tak berpenghuni, cahaya lampu luar yang masuk hanya dari ventilasi udara yang tak seberapa.
Tempat tersebut terdapat seorang gadis yang kini terikat tangan dan kakinya. Tubuhnya tak sadarkan diri hanya beralaskan lantai yang berdebu.
Elisa meringis, kepalanya terasa sakit. Ia ingin bergerak memijat pelipisnya namun tak bisa. Menyadari ada yang aneh, ia membuka matanya. Melihat sekitar yang tamaram. Tangannya terikat dan kakinya. Ia mencoba bangkit duduk meski susah.
Gadis itu berhasik duduk, ia merasa merinding dengan ruangan yang dirinya tempati. Ia diculik, ingatannya teringat saat ia menolong Haura dan berakhie merasakan pukulan keras pada kepalanya. Ia tak ingin curiga dengan Haura, namun siapa lagi yang memusihinya selain Haura. Menyesal sudah ia menolongnya tadi.
Suara derap langkah terdengar mendekat, Elisa semakin merasa was-was. Hingga sosok itu mulai terlihat dan beridiri didepan Elisa.
Haura terlihat menatap Elisa remeh. Seolah bangga sudah berhasil menculik temannya.
"Udah sadar ternyata," ucap Haura.
"Lepasin gue! Gue gak ada masalah sama lo, Haura!" Balas Elisa. Ia tak ingin susah melepas tali yang terikat kuat, karna yakin itu hanya akan menyakiti lengannya.
"Hahaha.... lo emang gak ada masalah sama gue! Gue cuma benci sejak kedatangan lo, hidup gue jadi berantakan, semua perhatian orang-orang jadi teralih sama lo, terutama Elkairo dan Arsalan!" Bentak Haura, wajahnya terlihat memerah, ia bahkan mendekat pada Elisa dengan tatapan tak suka.
"Kalo lo gak hadir, hidup gue gak akan berantakan, entah kenapa sejak kehadiran lo semua jadi hancur bahkan kondisi keluarga gue!" Haura menjambak rambut Elisa, hingga wajah gadis itu mendongak.
Elisa meringis, ia menatap Haura tak percaya. Bahkan ia tak ada hubungannya dengan ketidak lancaran kehidupan Haura. Haura terlihat hanya mencari sosok yang ingin disalahkan dengan membabi buta. Tak peduli bahwa sejujurnya Elisa sama sekali tak salah disini.
"Gue gak ada hubungannya sama masalah lo! Atau bahkan keluarga lo! Lo gila! Satu hal lagi, Arsalan cowkk gue sedangkan Elkairo abang gue! Lo nyalahin gue karna mereka dekat sama gue! Lo emang sintik! Baiknya lo pergi ke dokter buat berobat!" Balas Elisa tak terima disalahkan.
Haura semakin marah, ia dengan kasar menampar pipi Elisa hingga tertoleh, bahkan tak puas ia melakukannya sekali lagi.
"GUE BENCI SAMA LO! LO ITU CUMA PEMBAWA SIAL! GUE BAHKAN BENCI TIAP LIHAT WAJAH LO!" dengan kasar Haura menendang tubuh Elisa berkali-kali hingga puas.
Elisa merasakan kedua pipinya yang panas. Kepanya terasa kosong, telinganya berdenging bertepatan dengan rasa sakit yang tak terkontrol menusuk kepalanya. Kini bahkan merasakan serangan brutal dari Haura. Ada yang aneh, ia bukan ketakutan seperti biasanya. Namun, ia menjadi mati rasa. Ia seolah tertarik ke dalam pikirannya. Matanya menolak sadar, ia seolah direnggut kesadarannya akan serangan Haura. Tubuh Elisa jatuh kembali menyentuh lantai setelah kepuasan Haura menyerang Elisa.
Tanpa sadar hidung Elisa kembali mengeluarkan darah bertepatan dengan hilangnya kesadaran Elisa.
Haura terengah saat melihat Elisa terjatuh. Ia menggoyangkan tubuh Elisa dengan kaki.
"Jangan pura-pura tidur, sialan!" Bentak Haura. Namun terlihat tak ada respon dari Elisa. Gadis itu berjongkok menarik rambut Elisa hingga mendongak, melihat hidung Elisa yang berdarah.
Haura seolah sadar, ia merasa takut. Ia melepas genggamannya. Lalu mengusap tangannya pada baju. Ia merasa ketakutan.
"Gak, dia gak mati! Gue harus pergi dari sini!" Ucap Haura dengan panik. Ia lari pergi dari tempat tersebut. Meninggalkan Elisa yang tak sadarkan diri. Haura tak ingin membunuh Elisa, ia hanya melampiaskan rasa tak sukanya yang tak terkontrol. Terlihat Haura tak seberani dan segila itu untuk melakukan kejahatan. Haura hanya terguncang mentalnya akan masalah yang menimpa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in You (Selesai)
Short Story🌼Perpindahan jiwa musim 4 🌼 follow akun author sebagai dukungan. silahkan berkunjung ke lapak author untuk membaca cerita yang lainnya. Karalina yang meninggal dunia, tiba-tiba terbangun di tubuh Elisa Karaline. Si antagonis kedua dari novel yang...