dua puluh lima

32.8K 2.1K 67
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas kelas usai, Elisa menemani Arsalan untuk bermain basket sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selepas kelas usai, Elisa menemani Arsalan untuk bermain basket sendiri. Dasar cowok aneh, bermain basket tanpa teman atau lawan pasti tak menyenangkan. Tetapi, saat Elisa menawarkan diri untuk ikut bermain Arsalan menolak keras. Pemuda itu tak mau jika dirinya kelelahan dan Arsalan pasti akan merasa sangat bersalah.

Elisa hanya bisa memandangi Arsalan yang berlarian kesana kemari dan tertawa, namun nanti saat berpisah tlah tiba, sudah cukup wkwk. Arsalan berlarian sambil menggiring bola basket. Lalu pemuda itu mencetak angka. Jelas saja Arsalan menang, dia hanya bermain sendirian. Sudah, Elisa berhenti untuk julid.

Terlihat Arsalan menyelesaikan permainannya, pemuda itu menghampiri Elisa lalu duduk disebelah gadis itu. Elisa menyerahkan minum untuk dirinya, Arsalan menerima dengan senang hati.

"Nanti malam lo free?" Tanya Arsalan. Sebuah kalimat yang biasa Arsalan gunakan untuk pembukaan, sebelum mengajak Elisa jalan berdua.

"Nanti malam gue free, kok, kenapa?" Elisa menatap Arsalan dari samping. Visual pemuda disebelahnya memang tak perlu diragukan lagi. Bahkan dengan kondisi wajah yang bercucuran keringat, bukannya membuat Arsalan jelek dan kusam, hal itu malah menambah kadar ketampanan Arsalan.

"Mau jalan? Gue punya dua tiket buat nonton konser nanti malam," balas Arsalan.

"Wah, boleh. Gue belum pernah nonton konser." Elisa berkata dengan antusias. Ia memang belum pernah menonton konser, apalagi mengingat kehidupan kelamnya dulu. Segera ditepis kenangan buruk itu, ia tak ingin membuat mood hari ini menurun lagi.

Arsalan yang gemas dengan tingkah Elisa tak bisa menahan tangannya untuk tak mengusap kepala gadis disebelahnya.

"Nanti gue jemput jam lima sore. Kalo gitu kita pulang sekarang, biar lo juga cukup istirahat." Arsalan berdiri, lalu mengulurkan tangannya pada Elisa.

Lengan bersambut, Elisa berdiri dengan bantuan Arsalan. Keduanya keluar dari lapangan, menuju area parkiran yang kini sudah mulai lenggang.

***

Jam setengah lima Arsalan sudah duduk di ruang tamu keluarga Bapak Raha. Kali ini bukan Kameleon yang berada satu ruang dengan Arsalan namun pemilik rumah sekaligus kepala keluarga langsung yang ada disana.

Fall in You (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang