Daun bergoyang mengikuti irama angin, kuncup bunga yang bermekaran menatap sinar yang mulai berwarna jingga. Jalanan ramai lancar tanpa ada suara bising dari kemarahan klakson.
Elisa tengah duduk di kursi penumpang sebelah Arsalan. Keduanya akan pergi berkencan, Elisa tak hentinya tersenyum senang. Tujuan mereka kali ini adalah sebuah pusat kuliner yang sedang dibuka akhir bulan.
Keduanya tiba di lokasi, Elisa dengan antusias menggandeng tangan Arsalan untuk berkeliling. Ia hampir kalap membeli semua jajanan disana, untung ada Arsalan yang mengontrol dirinya untuk tak over buying.
"Udah?" Tanya Arsalan.
"Iya, hehe.... Takut malah kebuang nanti makanannya." Elisa tersenyum memamerkan giginya.
"Ya udah, ayo cari tempat duduk buat makan ini semua," ucap Arsalan, mengangkat tangannya yang memegang hasil buruan Elisa.
Ternyata ia sudah banyak membeli jajanan sejak tadi, itupun tadi Arsalan juga sudah menahannya untuk tak membeli terlalu banyak.
"Kita duduk disana aja," ucap Elisa saat melihat meja kosong.
Arsalan mengikuti dari belakang, lalu duduk didepan Elisa. Tak lupa meletakkan jajanan yang telah mereka beli.
"Selamat makan," ucap Elisa, lalu mulai menyantap jajanan tersebut.
"Selamat makan, sayang," balas Arsalan. Ia selalu suka dengan binar antusias yang ada di mata Elisa. Semua terasa penuh kebahagiaan jika bersama dengan gadis yang kini menjadi kekasihnya itu. Meski hal itu remeh, Elisa selalu bisa membangun kebahagiaan untuk sekitarnya.
Makanan mereka satu persatu mulai habis dan berpindah kedalam perut, Elisa meminum es jeruk yang tadi dirinya beli.
"Arsa, say i love you coba," pinta Elisa tiba-tiba.
Arsalan menggeleng, membuat raut wajah Elisa yang tadi cerah mendadak mendung.
"Kenapa?" Ucap Elisa dengan nada yang turun.
"Bukan gak mau, tapi kalimatnya salah. Jangan minta buat bilang I love You, tapi katakan I love you almost full," balas Arsalan. Elisa terlihat kembali memusatkan pandangannya pada pemuda itu.
"Apa bedanya?" Tanya Elisa dengan penasaran.
"I love you almost full, dimana sisakan ruang untuk cinta tetap berkembang. Jadi dimanapun dan sejauh apapun hubungan kita, rasa sayang dan cinta itu akan terus tumbuh tanpa ada habisnya. Jadi gue gak bakal hanya bilang I love you, tapi I love you almost full Kara," jawab Arsalan.
"Gue juga," balas Elisa bergantian menggoda Arsalan.
Pemuda itu dengan gemas mengusap kepala Elisa. Bukannya membalas dengan kalimat yang sama Elisa malah membalas dengan dua kata pendek.
"Gemesin gini pacarnya siapa, sih?!"
"Pacar Arsa, masak lupa. Perasaan umur kita sama ckck," decak Elisa. Kepalanya menggeleng menatap Arsalan dengan prihatin, karna melupakan siapa dirinya. Padahal usia Arsalan masih muda, namun sudah pelupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in You (Selesai)
Short Story🌼Perpindahan jiwa musim 4 🌼 follow akun author sebagai dukungan. silahkan berkunjung ke lapak author untuk membaca cerita yang lainnya. Karalina yang meninggal dunia, tiba-tiba terbangun di tubuh Elisa Karaline. Si antagonis kedua dari novel yang...