🍁
Dunia seakan berhenti berputar saat mata mereka bertemu untuk pertama kalinya setelah bertahun lamanya. Waktu seakan melambat diantara mereka. Mereka tidak bisa mendengar apapun kecuali degup jantung mereka yang cepat tidak terkendali dengan perasaan masing-masing. Seakan tidak ada lagi apapun yang berarti di dunia ini kecuali kehadiran mereka berdua. Senyuman di wajah Irene menghilang perlahan bersamaan bangkitnya ia dari tanah, melepaskan tubuh gadis kecil itu dari pelukan hangatnya. Matanya tidak lepas menatap pria tinggi didepannya. Pria yang sebisa mungkin ingin ia hindari jika bertemu dan seketika Irene tidak bisa berpikir. Apa ia sedang bermimpi? Nafasnya sama tercekat, kelu.
Sean dan Irene tidak menyangka dengan takdir mereka. Mereka terlihat sama-sama tidak siap dengan pertemuan hari ini. Situasi dan kondisi yang lebih dari sekedar canggung. Apa yang harus Sean dan Irene lakukan? Saling menyapa dengan senyum ramah dan bertanya kabar? Tidaklah mudah untuk mereka yang pernah bersama memiliki kenangan manis dan juga buruk dimasa lalu. Seperti memisahkan minyak dari air.
"Irene?..." gumaman nama itu hampir tidak terdengar. Sean tersenyum kecil, masih tidak percaya. Matanya seakan tidak bosan menatap sosok wanita yang pernah mengisi hidupnya ini. Wanita yang diam-diam akan selalu ada dihatinya. Irene terlihat lebih segar dan muda dengan potongan poni tipis yang menutupi dahinya kini. Keadaannya jauh lebih baik dari terakhir kali Sean melihatnya. Tentu.
"Papa!"
Irene tersadar dari lamunan panjangnya setelah mendengar suara ceria itu. Papa. Panggilan itu seketika menggema di telinganya dan semakin lama membuat dadanya sesak tidak karuan seperti dihimpit dua batu besar depan belakang. Matanya yang tidak disadarinya sudah nanar itu menatap tiap gerakan dan langkah ringan gadis kecil yang kini berlari cepat kearah Sean. Ayahnya. Gadis kecil yang sudah ia tenangkan dan membuatnya jatuh cinta itu ternyata adalah anak dari mantan suaminya. Irene tidak dapat mengontrol lagi pikirannya yang kembali mengingat masa lalu yang menyakitkan itu. Berputar cepat seperti kaset kusut didalam otaknya. Ia panik. Terkhianati sekali lagi.
🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye Hello [ semi hiatus ]
Romance"Aku pikir dia bisa merawatmu lebih baik daripada aku." katanya kemudian. Beberapa hari yang lalu, Joy bercerita kepadanya tentang pertemuan singkat kalian. Katanya kau terlihat sangat kacau, seperti pengangguran yang putus asa mencari pekerjaan. Te...