BAB 01

4.3K 370 33
                                    

"Ayolah jisoo bantu aku untuk kali ini." Ujar seorang gadis dengan pakaian elegan itu memegang jemari jisoo dengan wajah memelas.

"Bukan aku tidak mau, tapi ini berbeda jennie. Itu perjodohan dari orang tua mu. Aku tidak ingin terlibat." Ujar jisoo.

Jennie langsung menggeleng "Sudah beberapa lelaki yang di jodohkan oleh orang tua ku bukan tipe ku. Untuk kali ini pasti akan tetap sama seperti yang sebelum nya. Jadi.. tolong aku untuk kali ini."

Jisoo menggaruk dahinya yang tidak gatal, masih bingung akan permintaan jennie. Dirinya mungkin masih bisa membantu jennie bila dirinya mampu, tapi jika ikut serta dalam sebuah perjodohan apalagi ini keinginan orang tua nya jennie? Harusnya jisoo tidak ikut campur.

"Aku akan membayar pengobatan ibumu keluar negri, asalkan kau mau membantuku untuk kali ini." Ujar jennie membuat jisoo membulatkan matanya.

"Itu sangat mahal jennie."

"Tidak apa apa, anggap bayaran untukmu karna membantu ku untuk kali ini. Tolong aku untuk kali ini saja jisoo." Jennie meremas jemari jisoo, berharap jisoo luluh atas penawaran nya itu.

Untuk beberapa saat jisoo kebingungan, tapi sungguh itu kesempatan yang seharusnya tidak boleh di sia-siakan. Jisoo mengganguk, membuat jennie langsung terpekik ria melihat jisoo yang kini setuju. Siapa yang akan menolaknya ketika di saat butuh butuh sekali biyaya, dan seseorang hanya menawarkan menghadiri kencan yang mungkin hanya berlangsung sekali saja.

"Jadi? Apa yang harus ku lakukan? Aku tidak punya baju mewah."

"Tenang saja, masalah baju, sepatu, tas, dan yang lainnya itu urusan ku. Kau hanya perlu melakukan beberapa hal sudah ku list untuk membuatnya tidak suka dan akhirnya membatalkan perjodohan nya. Bagaimana?"

"Aku harus melakukan apa? Asalkan itu mudah, aku pasti bisa."

Jisoo hanyalah gadis dengan lulusan Sekolah Menengah Atas, dari keluarga sederhana yang kini sedang berjuang mengumpulkan biyaya untuk kesembuhan sang ibu. Ibunya dapat mendapatkan perawatan lebih bagus di luar negri, tetapi biyaya menjadi kendalanya. Jisoo bukan seperti jennie dari keluarga kaya, dirinya harus mengumpulkan uang walau harus membayar biyaya berobat jalan ibunya.

Dan kini, harapan nya seakan mulai terlihat ketika jennie menawarkan nya sesuatu. Jisoo melakukan nya bukan tanpa alasan, melainkan melakukan semua ini termasuk menyetujui permintaan jennie untuk sang ibu yang sedang berjuang melawan rasa sakitnya. Dirinya berusaha berpositif thingking bahwa kencan ini hanya bertahan satu kali, dan menuruti apa yang di katakan jennie agar lelaki itu sendiri yang membatalkan perjodohan nya.

Sedangkan di lain tempat, lelaki dengan masih memakai pakaian kantornya duduk di ruang tamu bersama ibunya dengan tatapan masih fokus akan laptop karna masih ada beberapa yang belum di selesaikan.

"Kau yakin ingin menghadiri acara kencan yang sudah di rencanakan?" Tanya ibu nya memecahkan keheningan antar keduanya membuat lelaki yang masih fokus akan laptopnya itu mengganguk.

"Jika tidak mau tidak usah datang, ibu akan menelfon tuan Lee untuk memb--"

"Sudah ku bilang aku mau." Potong nya walau tatapan belum menoleh pada ibunya.

"Ibu tidak mau kau terus di paksa oleh ayahmu, kau masih bisa mencari gadis lain. Kenapa ayahmu harus menjodoh-jodohkan."

"Tidak masalah, mungkin jika aku bertemu dengan nya bisa jadi aku langsung jatuh cinta."

Ahn in-na itu menggeleng gelengan kan kepalanya melihat putra bungsu nya itu.

"Semoga, semoga pilihan mu sama seperti kakakmu. Yang di jodohkan langsung jatuh cinta."

CAPTIVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang