BAB 17

1.8K 282 43
                                    

"Akhhh! S-sakitt." Jisoo memekik sakit ketika perutnya tiba tiba bergejolak aneh.

Dirinya berusaha berdiri namun pada akhirnya jatuh terkulai lemas ke lantai. "T-tolong. Yerinnn tolongg."

"Yerinnn."

Jisoo harus menahan sakit perutnya, dirinya padahal tidak melakukan pekerjaan berat tapi mengapa perutnya serasa di remas kuat.

Pintu terbuka, rasanya jisoo bernafas lega ketika permohonan nya terkabul. Yerin datang menghampirinya, tapi ada yang aneh. Wajahnya tidak menggambarkan kekhawatiran, melainkan kini berjongkok di hadapan jisoo yang hanya mampu duduk terkulai sembari memegang perutnya.

"Bagaimana reaksinya? Apakah begitu sakit?" Tanya nya dengan senyuman licik.

"Apa.. akhh. Apa maksudmu yerin. Aku kesakitan, perutku sakit."

"Itu yang ku inginkan. Sakit bukan?"

Apa maksud dari yerin, apa jangan jangan saat sedang sarapan yerin memasukan sesuatu pada sarapan nya.

"Yerin tolong aku.. j-janin ku. Bagaimana... yerin." Jisoo merangkak mengapai kaki yerin namun perempuan itu berdiri dari jongkok nya dan melepaskan tangan jisoo dari kaki nya dengan cara di tendang.

"Selamat menikmati kesakitan mu." Ujarnya sebelum pergi dari ruangan. Jisoo meraung kesakitan ketika perutnya dua kali lipat lebih sakit, darah tiba tiba mengalir ke paha nya.

"Ibuuuu tolong aku.."

Jisoo hanya bisa menangis, karna tidak bisa melakukan apapun. Taehyung pun pasti berada di kantornya. Apakah ini akhir dari hidupnya? Walaupun janin yang di kandung nya hasil keterpaksaan bukan berarti jisoo membencinya. Dia tidak bersalah.

***

"Tunggu."

Yerin menoleh ketika in-na memanggilnya. Dirinya membawa plastik hitam berjalan melewati ruang tamu.

"Apa itu?"

"Ini sampah nyonya."

"Ohh ku fikir barang. Cepat buang." Ujar in-na  yang di angguki oleh yerin. Padahal sebenarnya, itu barang barang nya yang sengaja di masukan pada plastik sampah berwarna hitam. Dirinya harus segera cepat pergi sebelum taehyung datang dan menghabisinya.

Beberapa menit setelah yerin pergi tiba tiba seseorang masuk begitu saja ke dalam rumah.

"Jungkook? Ada apa dengan mu terjadi sesuatu?" Tanya in-na melihat jungkook yang berkeringat dan terlihat panik.

"G-gudang... penyimpanan... jisoo."

"Apa? Gudang penyimpanan? Jisoo?Apa maksudmu?"

Para maid pun mulai memfokuskan pada jungkook yang bicara nya tersengal sengal karna sepertinya lelaki itu habis berlari. Jungkook meninggalkan mobilnya di kemacetan, padahal sebentar lagi akan sampai. Tapi ada tugas yang lebih penting, jisoo sedang tidak baik baik saja.

"Bibi Han tolong ambilkan air." Titah in-na.

"Tidak, jangan sekarang. Tolong siapkan mobil."

"Untuk apa?" Tanya in-na. Sungguh dirinya tidak mengerti apa maksud kedatangan jungkook.

"Tolong bibi dengarkan aku kali ini. Jika butuh penjelasan, minta penjelasan putra bungsu mu."

"M-maid! Maid yang menjaga gudang penyimpanan, apa dia masih berada di sini?" Tanya jungkook. Jika masih berada di sini dirinya ingin segera langsung menangkapnya.

"Tadi..jika tidak salah dia membuang sampah."

Jungkook berdecak, pasti itu hanya kebohongan sebenarnya perempuan itu pasti sudah kabur.

CAPTIVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang