BAB 22

2.2K 248 26
                                    

Yerin melangkah pergi menjauh tanpa menoleh ke belakang. Biarkan, ada mingyu yang akan mengurus penangkapan yerin. Sedangkan dirinya masih punya sedikit rasa kasihan untuk menolong anak lee won-suk itu.

Jungkook melihat dimana tubuh kedua itu melewatinya. Jennie terlihat ketakutan ketika di rangkul oleh jimin.

Ketika keduanya melewati nya, jungkook langsung berlari setelah mengambil salah satu balok kayu yang terlantar.

Bukk!

"Akhh!"

Jennie menutup mulutnya ketika mendengar suara keras dari belakang. Jimin langsung tersungkur jatuh pingsan karna pukulan kuat  di kepala nya dari jungkook.

"Kau tidak apa apa?" Tanya jungkook menatap jennie dengan raut khawatir.

"B-bagaimana kau bisa ada di sini?" Tanya nya menoleh ke belakang.

"Sudah tahu bukan kenapa aku mengincar wanita itu?"

Jennie menggeleng "Dia memang bukan wanita baik baik, tapi aku belum tahu apa tujuan mu mengincarnya."

Jungkook melihat jam tangan nya "Aku tidak punya banyak waktu untuk mengobrol karna masih ada urusan ku yang lebih penting."

Jungkook memilih berjalan menjauh, langsung melengkahi jimin yang sudah terkapar pingsan. Jennie juga mengikuti jungkook, tidak ada pilihan karna lelaki itu sudah menolong nya.

***

Jisoo menormalkan detak jantung nya ketika jun-hee berjalan ke arah meja makan. Jisoo memang bukan pelaku, namun ada banyak ketakutan dalam dirinya ketika harus berhadapan dengan pemilik rumah ini.

Jisoo sedari tadi hanya menatap sarapan nya tanpa menoleh pada siapapun.

"Benar benar duplikat sooya." Ujar jun-hee ketika sedari tadi melihat jisoo.

"Jadi ini perempuan yang ingin kau miliki?" Tanya jun-hee pada taehyung yang sedang meminum coklat panas nya.

"Seharusnya kau bilang pada ayah mu ini 'ingin yang seperti sooya' ayah bisa mengabulkan nya ketibang harus misuh misuh ingin membatalkan perjodohan."

Jisoo sedikit terkejut ketika mendengar membatalkan perjodohan, jadi maksudnya taehyung membatalkan perjodohan nya dengan jennie? Pantas saja, lelaki itu sangat percaya diri ketika bilang ingin menikah dengan nya.

"Apa.. aku bisa bertemu ibuku?" Tanya jisoo sedikit lirih suaranya.

"Hm, kenapa tidak? Lagipula kau sudah sembuh bukan?"

Jisoo mengganguk. "Kau pulang tidak akan sendiri, tapi juga semua nya akan ikut. Membahas tentang kelanjutan pernikahan mu dan taehyung. Cucu ku harus punya status orang tua yang jelas."

Jisoo hanya dapat mengganguk, jisoo bingung apa yang akan dirinya katakan nanti pada ibu nya ketika tiba di rumah bersama para orang kaya itu?

Setelah makan bersama jisoo duduk di bangku taman belakang, duduk bersama in-na sambil melihat pemandangan di taman belakang.

Trauma nya pada sebuah tempat membuatnya jadi terobsesi akan kerapihan, bahkan tadi dirinya mendapat sedikit omongan dari in-na karna membereskan kamarnya menyapu dan mengepel. Padahal itu tugas maid bukan tugasnya.

"Kau butuh psikiater? Aku akan mencari rekomendasi dokter yang bagus." Ujar in-na.

Jisoo yang duduk di bangku rotan dengan segelas susu hamil itu menggeleng.

"Aku baik baik saja."

"Ku akui perbuatan anak ku memang tidak bisa di maafkan, bukankah seharusnya juga dia mendekam di penjara karna sudah menculik seseorang?"

CAPTIVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang