BAB 03

2.3K 323 23
                                    

"WHATTT?!!"

Pekikan jennie membuat jisoo menutup telinga nya sejenak. "Jennie jangan berteriak." Ujar jisoo, tapi tetap tidak membuat wajah cantik jennie itu tenang.

"Maksudmu bagaimana? Kau sudah melakukan list yang ku suruhkan? Kenapa dia menerima nya?!!"

"Mana ku tahu, aku juga sudah melakukan apa yang kau suruh. Tapi tetap saja lelaki itu bisa menyangkal."

Jennie mengusap wajah nya gusar, entah kenapa ketegangan dalam perjodohan kembali muncul. Padahal, sebelum sebelumnya, jennie tidak lah terlalu setegangan ini hanya muncul saat pertama di jodohkan.

"Ini? Apa?" Tanya jennie melihat dua paperbag yang sedari tadi di diamkan.

"Aku mengikuti apa katamu untuk membeli barang barang mewah, tapi, rasanya tidak enak membeli banyak barang. Jadinya aku hanya membeli satu baju dress saja. Satu lagi pemberian nya." Terus terang jisoo.

"Ini sudah jadwal aku bekerja, aku pergi dulu." Ujar jisoo yang bangkit dari duduknya dan berjalan akan keluar kamar jennie.

"Kau tidak membawa barang barang nya?" Tanya jennie.

Jisoo menggeleng "Itu kan punya mu."

"Aishh, bawa saja barang barang nya. Aku tidak mau pemberian kim taehyung itu ada di kamarku." Jennie mengambil dua paperbag itu dan memberikan nya pada jisoo. Bukan hal yang aneh ketika jennie memberikan barang barang nya pada jisoo, karna sebelum sebelumnya, jika jennie sudah bosan dengan sebuah benda pasti akan membuangnya. Jisoo dengan baik hati mengambil nya setelah minta izin pada jennie, sangat di sayangkan jika barang bagus di buang padahal masih layak di pakai.

***

Setelah dua hari pertemuan itu, belum ada rencana apapun terkait kencan keduanya. Taehyung terkadang tertawa sendiri ketika mengingat wajah angkuh, perilaku sombong, dan nada bicaranya yang sarkas.

Kebanyakan lelaki akan langsung tidak suka ketika si perempuan nya tidak mempunyai rasa hormat dan sopan. Tapi, entah kenapa rasanya taehyung malah menyukainya.

"Tidak biasanya seorang direktur tersenyum di pagi hari." Ujar seseorang masuk ke ruangan nya begitu saja. Taehyung, yang masih menjabat sebagai di rektur pun terkejut ketika melihat kakaknya datang.

Tahta dalam pemegang perusahaan di pegang oleh seokjin. Namun, taehyung juga akan memegang perusahaan yang sudah di bangun nya sendiri, tetapi masih belajar dengan menjabat sebagai direktur terlebih dahulu.

"Ada apa kau datang ke ruangan ku? Bukan kah seharusnya aku yang datang ke ruangan presdir?"

"Ohh iya tuan direktur, aku butuh kau ikut serta dalam rapat nanti jam 10."

Taehyung terkekeh mendengar nada bercanda seokjin, kakaknya itu memang banyak sekali melakukan hal konyol yang akhirnya membuat taehyung tertawa, pasti keluarga yang di bangun nya banyak keharmonisan, karna seokjin mempunyai humor lucu yang pasti akan membuat orang tertawa. Seokjin serius hanya ketika sedang bekerja, saat bersama anaknya lelaki itu akan menjahili anaknya sendiri hingga akhirnya menangis dan kesal pada seokjin. Tapi, namanya juga anak kecil, dia pada akhirnya ingin bermain lagi bersama ayahnya.

"Aku mendengar dari ibu, dua hari kemarin kau berkencan dengan perempuan pilihan ayah, benar?"

Taehyung langsung mengganguk sembari tersenyum tipis. "Bagaimana? Apa berjalan lancar? Ada kencan selanjutnya?"

"Tidak tahu, tapi jujur, aku menyukai nya."

"Wahhh, taehyung akan menyusul ku."

"Aishh, cepat pergi sana. Aku harus bekerja sebelum rapat di mulai." Usir nya, seokjin hanya terkekeh melihat wajah taehyung yang sepertinya malu sendiri.

CAPTIVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang