BAB 19

1.8K 260 37
                                    

Jisoo hanya diam ketika in-na mengajaknya mengobrol, dirinya tidak mau banyak bicara ataupun dekat dengan ibu lelaki itu.

"Ku fikir kau sooya, tapi ternyata kau hanyalah kembaran nya."

"Aku tidak pernah punya kembaran." Ujarnya masih mempertahankan egonya.

"Hm, kau tidak akan ingat. Karna kalian berpisah saat berumur dua tahun. Ibu mu juga yang merelakan nya."

"Ibuku tidak sejahat itu, merelakan anaknya pada orang lain."

In-na tersenyum "Aku tahu, kau seperti kebanyakan anak di luar sana yang berusaha tetap menganggap ibunya baik walaupun di mata dunia ibu nya buronan sekalipun."

"Jangan menyamakan ibuku dengan buronan, karna kedua nya tentu berbeda."

"Itu hanya ibarat bukan menyamakan." Ujar in-na yang masih santai di saat jisoo perlahan tersurut emosi.

"Tolong didik saja anak mu agar tidak menjadi pemaksa. Sudah cukup aku di kurung layaknya tawanan."

"Hm, sikap anak ku memang sulit untuk di maafkan. Tapi, karna wajahmu mengingatkan nya pada sooya itu lah yang membuatnya melakukan itu."

Jisoo terkekeh sinis bahkan baginya ibu dan anak sama saja.

"Aku tidak tahu siapa itu sooya dan tidak mau tahu juga siapa itu sooya. Jika memang aku mirip, kenapa tidak langsung cari saja sooya nya kenapa harus aku."

"Sooya sudah tiada. Dua tahun lalu."

Jisoo langsung terdiam.

"Sooya adalah perempuan paling beruntung yang di cintai hebat oleh putraku, mau sebesar apapun masalah keduanya, tidak ada kata pisah untuk mereka. Tapi, karna ada satu perempuan yang tidak menyukai hubungan keduanya sooya akhirnya tiada. Kau ingin tahu siapa yang membuatnya tiada?"

Jisoo awalnya tidak ingin tahu siapa, tapi sungguh penasaran akan cerita in-na.

In-na berdiri dari duduknya, berjalan menuju jendela rumah sakit.

"Maid yang menjaga gudang penyimpanan, dan juga yang hampir membuat cucuku tiada."

"Yerin?"

In-na berbalik. "Hm. Dia teman dekat sooya saat dulu."

***

"Kau baik baik saja?" Tanya jennie melihat wanita yang tadi dirinya tolong.

Yerin mengangguk dengan wajah lelahnya. Brengsek sekali lelaki itu, untung saja ada jennie yang menyelamatkan nya.

Tapi, yerin tahu bahwa yang di depan nya adalah jennie, dirinya melihat perempuan itu saat akan melangsungkan jadwal kencan dengan jennie yang akhirnya tidak jadi karna lelaki itu sedang menghabiskan malam nya bersama jisoo di gudang.

"Aku jennie." Jennie mengulurkan tangan nya pada yerin.

"A-aku yerin."

"Oh iya, mengapa kau di kejar oleh lelaki itu? Kau ada masalah?"

Yerin mengganguk "Dia sedang mengincarku, aku tidak tahu apa salah ku tapi dia ingin menangkapku. Sulit untuk menjauh karna aku sudah seperti buronan."

"Apa aku minta bantuan taehyung." Gumam jennie, dirinya berfikir untuk minta bantuan lelaki itu karna jungkook adalah teman taehyung.

Memang keduanya sudah tidak ada hubungan tapi, jennie hanya meminta bantuan semata bukan untuk mencari perhatian.

"Yasudah, kau bersembunyi saja di rumah ku.  Setidaknya kau aman dari kejaran lelaki itu."

Yerin tersenyum dan mengangguk, sungguh polos anak orang kaya ini. Bahkan sampai menyarankan untuk bersembunyi di rumah nya.

CAPTIVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang