BAB 08

2.3K 281 34
                                    

Taehyung membuka matanya perlahan, terlihat jisoo masih tidur dengan kondisi tidur memunggungi nya dan taehyung yang memeluknya dari belakang.

Dirinya mulai melihat jam yang berada di dinding, sudah menunjukan pukul 3 dini hari. Kegiatan panas yang di lakukan nya memang sudah selesai dari jam 1 dini hari.

Maki taehyung brengsek, karna sudah melakukan pemaksaan tentang memuaskan nafsu pada jisoo. Keduanya memang masih dalam satu selimut tanpa busana. Taehyung mengambil celana Boxer nya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu.

Setelah 15 menit berselang lelaki itu keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sudah cukup fresh. Jisoo belum sama sekali terbangun dalam tidurnya, wajarkan, karna perempuan itu harus menuntaskan nafsu taehyung sehingga tidur menjadi obat lelah nya tadi.

Taehyung keluar dari ruangan setelah menempelkan jarinya di pintu. Lelaki yang dengan celana panjang hitam dan kaos hitam itu berjalan menyusuri lorong sepi dan akhirnya menaiki tangga untuk menuju keluar.

"Siapkan makanan sebelum dia terbangun, pastikan tidak ada yang melihat mu ke sini." Ujar taehyung yang di angguki oleh si maid. Taehyung berjalan untuk sampai ke rumah besar bak istana itu atau bisa di bilang mansion.

Dirinya harus berjalan sedikit jauh dari tempat bahan  penyimpanan hingga ke mansion.

Ya, taehyung menyembunyikan jisoo di ruang bawah tanah yang dekat dengan bahan penyimpanan. Maid tadi adalah maid yang berjaga dan bertugas di bagian penyimpanan bahan, tidak akan ada yang tahu selain maid itu asalkan menutup nya dengan setumpuk uang, maid itu pasti akan diam.

***

Jennie melihat nomor tidak di kenal yang menelfon nya, sebenarnya ragu ragu untuk mengangkat telfon nya. Namun, takut itu penting jennie mengangkatnya. Sudah sekitar 3 kali panggilan tapi tak jennie jawab karna fikir nya tidak penting karna dari nomor tidak di kenal.

"Halo?"

"Halo jennie, ini bibi Sim. Maaf menelfon mu beberapa kali. Tapi bibi hanya ingin bertanya sesuatu."

"O-oh bibi sim, ingin bertanya apa?"

"Begini, jisoo belum juga ada kabar dari semalam. Sudah bibi bilang, jika sudah sampai rumah tolong kabarkan bibi. Tapi, sudah siang begini tidak ada kabar dari jisoo, bibi telfon dan kirim pesan pun belum juga ada balasan. Apa jisoo bersama mu semalam jennie?"

"Tidak bi, sudah beberapa hari ini aku tidak bertemu jisoo. Karna aku.. sibuk."

"Oh begitukah? Bibi fikir jisok bersamamu."

"Apa sudah mengabarkan kerabat bibi? Siapa tahu jisoo bersama salah satu kerabat bibi."

"Aku sudah menelfon tetangga ku, mereka bilang belum melihat jisoo, bahkan lampu rumah pun tidak menyala. Bibi fikir jisoo belum pulang ke rumah, jika jisoo pulang ke rumah, lampu rumah tidak akan di biarkan gelap."

Jennie mengusap belakang tengkuk nya, bingung menyelimuti nya.

"Memang dimana bibi sekarang?"

"Bibi sedang berada di rumah sakit karna kondisi bibi sedikit memburuk lagi."

"Aku akan menjenguk bibi."

"Tidak perlu, bibi sudah lebih baik. Bibi hanya ingin mendapat kabar jisoo, agar bibi bisa segera di jemput di rumah sakit."

"Bibi tidak perlu khawatir, aku akan mencari jisoo dan menyuruhnya untuk segera menjemput bibi. Tolong, tetap jaga kesehatan bibi dan jangan banyak fikiran agar kondisi bibi tetap stabil."

CAPTIVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang