Jennie menatap sekeliling yang begitu mewah, bahkan bagi jennie dirinya tidak menganggap mansion ini adalah rumah tapi bagaikan castel yang seperti berada di film film.
Katakan jika dirinya norak, karna jennie fikir di atas nya masih banyak kalangan atas di banding dirinya. Bahkan walaupun jennie masuk dalam anak kelas atas bukan berarti dia tidak terpukau oleh kemewahan yang kini terlihat.
Hanya saja, objek yang dirinya nantikan belum juga muncul. Jennie sudah serapih mungkin dengan gaun bercorak bunga nya dan rambut di biarkan tergerai agar terlihat indahnya.
Tidak pernah jennie se-ingin di lihat cantik begini kecuali kini hanya untuk satu orang. Bahkan pada mantan mantan nya saja dulu jennie blak blakan lebih memperlihatkan tomboy nya di banding anggun nya.
In-na menoleh kesana kemari guna mencari keberadaan taehyung.
"Ibu lupa jika kalian ada jadwal kencan malam ini. Seharusnya ibu bilang saat sarapan pagi."
"Memang taehyung belum pulang?" Tanya jennie yang sedang duduk di sofa mewah itu dan in-na duduk di sebrang nya.
"Sebenarnya sudah, tapi untuk belakangan hari ini jika ibu melihat ke kamar nya dia sering tidak ada."
Jennie mengerenyitkan dahinya bingung. "Ibu mungkin hanya tidak melihatnya saja. Rumah ini luas."
"Hm, ibu berfikir begitu, ada salah satu maid berkata bahwa taehyung sering berada di halaman belakang atau pergi ke gudang penyimpanan."
Tidak ada yang menaruh curiga, bahkan untuk apa taehyung kesana. Karna di halaman belakang taehyung sering menikmati angin malam atau ke gudang penyimpanan untuk sekedar mengambil wine.
"Sebentar biar ku telfon saja." In-na menelfon taehyung karna merasa kasihan pada jennie yang sudah menunggu lama.
Tidak hanya sekali taehyung di telfon namun beberapa kali hingga di panggilan ke 7 akhirnya di jawab.
"Ada apa?"
"Jennie sudah datang, kau dimana taehyung. Bukankah seharusnya sudah pulang?"
Sempat ada keheningan beberapa saat.
"Aku pergi lagi keluar untuk bertemu dengan teman ku."
"Kenapa tidak bilang? Bagaimana sekarang? Jennie sudah menunggu sedari tadi. Dia bahkan sudah cantik sekarang hanya tinggal pergi bersamamu saja." Gerutu in-na.
"Ibu tidak mengatakan nya, ku fikir tidak akan ada jadwal kencan lagi bersama nya."
"Memang ibu yang bersalah karna lupa memberitahu. Tapi, kapan kau pulang? Setidaknya antar jennie pulang."
"Aku.. aku masih lama disini. Aku juga sedang mengerjakan beberapa pekerjaan dengan teman ku. Aku pulang tengah malam."
In-na memijit pangkal hidung nya, karna tidak lama taehyung langsung mematikan telfon nya.
Jennie juga mendengar pembicaraan in-na dan taehyung dari tempatnya. Rasanya semangat nya langsung memudar kala mendengar jelas taehyung lebih mementingkan pekerjaan nya di banding jadwal kencan mereka.
Padahal jennie sudah berusaha merias diri secantik mungkin agar taehyung tertarik. Tapi sepertinya usaha nya ini kini sia sia.
"Jennie."
"Ya?"
Terlihat wajah kebingungan in-na untuk berucap.
"Untuk jadwal hari ini.. taehyung tidak bisa datang."
"Aku tahu, taehyung pasti sibuk. Aku bisa memakluminya."
"Bagaimana jika kau menginap saja disini, agar ibu ada teman."
KAMU SEDANG MEMBACA
CAPTIVE [END]
Teen FictionBerawal dari jisoo yang menggantikan jennie di sebuah kencan perjodohan. Jisoo fikir, tugas nya sudah selesai hanya dengan menggantikan jennie sekali. Tapi, disitu adalah hanya awal, awal dimana cinta dan obsesi taehyung yang mulai tumbuh. Highest r...