Chapter 3 - Los Angeles

2.2K 150 0
                                    

--Natalie--

Tok. tok.

Gue yang lagi mengerjakan PR english, mendengar suara ketukan pintu.

"Iyaa, masuk aja Mah." teriak gue dari dalam kamar.

Pintu itu terbuka sedikit demi sedikit. Gue bisa melihat Mama yang berjalan menuju ke arah meja belajar, tempat dimana gue berada sekarang. Gue memancarkan senyum kecil sekilas.

"Ada apa, Mah?" tanya gue ingin tahu.

"Hmm. Mama mau nanya satu hal sama kamu." jawab Mama tersenyum.

"Iya Mah, nanya apa? Jangan bikin aku penasaran dong!" seru gue agak sedikit sok imut.

"Hmm.. gimana ya ngomongnya.." Mama terlihat bingung. Gue memalingkan wajah ke hadapan Mama, ingin tahu serius.

"Hmm, Mama ada kerjaan di luar negeri. Ya, Los Angeles."

Mata gue melebar shock. Otak gue tiba-tiba berpikir "terus gue gimana dong? Masa gue sendirian di jakarta?".

Belom sempet gue bertanya, Mama langsung menjawab semua pertanyaan itu.

"Dan tentunya, kamu ikut Mama ke Los Angeles. Pindah sekolah pastinya." jelas Mama.

Tiba-tiba dikepala gue muncul nama Belle. Demiapa gue harus ninggalin sahabat yang paling berarti dalam hidup gue? Gue udah kehilangan Ayah, sekarang gue harus kehilangan Belle? Nggak, ini nggak akan boleh terjadi.

"Mah, emang kerjaan Mama yang di Jakarta kenapa? Kok tiba-tiba pindah gini?" tanya gue penasaran.

"Hmm, sebenernya Mama udah lama ditawarin kerja di LA. Bahkan sebelum Ayah meninggal. Tapi, Mama nggak ambil tawaran itu karena Mama pikir, Mama nggak mau jauh dari kamu dan Ayah."

Mengucapkan kata Ayah, Mama tersenyum dam berhenti sejenak.

"Lalu, setelah Ayah meninggal, Mama ditawari lagi pekerjaan ini. Dan gaji nya 10 kali lipat dari gaji di jakarta."

"Dan.. karena Ayah udah nggak ada, Mama harus membiayain kamu seorang diri. Dan itu nggak mudah, Natalie. Jadi, Mama putusin buat ambil pekerjaan itu. Sekarang." jelas Mama.

Gue memeluk Mama. Gue nggak mau ngecewain Mama, kalo itu memang jalan yang terbaik, gue akan ikutin kemauan Mama.

"Terus, kita ke LA nya kapan Mah?" tanya gue, masih di dalam pelukannya.

Mama mengelus rambut panjang sebahu gue, sambil berkata "Besok sore kita berangkat. Jadi, besok kamu nggak perlu sekolah."
.
.
.

Ternyata Mama udah ngurus semua surat kepindahan gue. Jadi intinya, besok sore gue nggak perlu sekolah, tentunya nggak pamit sama teman yang gue sayangi. Tapi, bukan berarti gue nggak pamitan sama Belle.
.
.
.
Sore ini, gue akan take off menuju Los Angeles. Pagi ini, gue dan Mama udah sibuk kemas barang-barang.

*ting tong*
*ting tong*

Mendengar suara bel, gue langsung semangat menuju lantai bawah dan bukain pintu. Ya, Belle janji akan bantuin gue buat beres-beres hari ini!

"Natalieee! Gue kangen lo banget banget banget!" Belle langsung menyambar memeluk gue ketika gue lagi buka pintu.

"Ih lebay deh! Baru kemaren ketemu di sekolah!" balas gue sambil tertawa.

Sekarang, gue dan Belle lagi sibuk lipet baju yang bakalan ditata di koper.

"Natalie, pokoknya lo harus telpon gue kalo kangen! Kalau bisa tiap hari!" perintah Belle sambil lipet baju-baju gue.

"Iyalah, kayaknya gue bakalan skype lo tiap hari." jawab gue mantap.

"Iya, pokoknya lo harus cerita ke gue semua hal yang terjadi sama lo disana! Gue nggak sabar denger cerita lo ketemu bule ganteng." seru Belle sambil mengedipkan mata kirinya.

Emang ya dasar centil.

"Yaampun Natalie! Lo harus beli pakaian dalam yang baru! Punya lo kurang sexy semua." seru Belle lagi.

"Lah, emang buat apa yang sexy? Ew." balas gue, selagi melipat pakaian dalam.

"Yaampun, disana lo bakalan pake bikini kan, kayak bule-bule di pantai gitu deh." jelasnya panjang lebar.

Gue hanya bisa tersenyum melihat kelakuan sahabat gue yang satu ini.
.
.
.
--Belle--

"Janji sama gue ya, lo nggak akan lupain gue." bisik Natalie di telinga gue.

Gue mengusap punggungnya,
"Ih gabakalan lah! Lo adalah sahabat terbaik yang pernah gue temuin. Udah ah, jangan nangis. Kayak anak kecil deh." balas gue sambil bercanda.

Natalie melepas pelukan gue, terlihat tawa di wajahnya. Nah gitu dong, gue kan jadi seneng juga!

"Natalie, ayo Nak. Waktu kita tinggal tersisa satu jam lagi." seru Mama Natalie dari dalam taxi.

Gue memeluk Natalie lagi, kali ini untuk yang terakhir kalinya.

Satu menit kemudian, Natalie melepas pelukan dari gue, dan berjalan menuju taxi. Gue bisa melihat tangannya melambai dari jendela taxi.

Taxi itu mulai berjalan, dan mulai jauh dari pandangan.

"Gue akan susul lo ke Los Angeles suatu saat nanti, Natalie." bisik gue.
----------------------------------------------
Woaaah long chapter! Mohon dimaafkan kalo ada typo, karena belom di edit hehe. enjoy

VOTE AND LEAVE COMMENTS! I'LL APPRECIATE IT! THANKYOU

THE HIGH SCHOOL // harry stylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang