Chapter 11 - Sabar, Natalie

1.8K 132 6
                                    

--Natalie--

Sepintas cahaya dari jendela menyilaukan mata gue. Kepala gue masih pusing, tapi gue bahagia karena akhirnya gue bisa tidur nyenyak juga.

Gue membuka mata. Tunggu, gue bukan berada di kamar tidur gue. Sekeliling gue terlihat dinding berwarna putih, yang jelas-jelas bukan kamar tidur gue.

"Akhirnya, lo sadar juga." Rosie terlihat lega, dengan senyuman di wajahnya.

Sadar? Bukannya gue baru aja bangun dari tidur? Maksudnya sadar apaan?

"Gue dimana sekarang?" tanya gue ke Rosie.

"Lo sekarang lagi ada di medical room (alias UKS)." jawab Rosie.

Gue hanya mengangguk, mencoba mengingat kejadian hari ini. Gue cuma ingat kalo tadi pagi gue ke toilet... dan Harry mengunci toilet dari dalem. Oh, sekarang gue tau penyebab gue pingsan.

Sekujur tubuh gue masih terasa sakit. Terutama bagian perut dan kaki gue. Gue melihat banyak luka lebam di lengan.

"Terus, siapa yang bawa gue ke Medical Room?" tanya gue lagi penasaran.

"Pas bel berbunyi, gue langsung masuk kelas. Gue kira, lo udah ada di dalam kelas. Tapi, ternyata nggak ada lo."

"...Dan dua puluh menit kemudian, gue khawatir. Jadi, gue pergi izin ke toilet buat nelpon lo. Dan yang gue kaget, saat gue buka pintu toilet, gue liat lo tergeletak di lantai toilet. Jadi, gue langsung bawa lo ke medical room." jelas Rosie.

Gue hanya diam. Jadi setelah gue pingsan, Harry ninggalin gue gitu aja? Tanpa rasa bersalah sedikit pun?

"Hmm. Harry tadi masuk kelas juga?" tanya gue lagi.

"Iyaa.. dia datang terlambat. Alasannya sih dia bangun kesiangan." jelas Rosie sambil mengangkat kedua pundaknya.

Jadi, Harry bohong juga? Jelas-jelas dia datang pagi dan dia yang ngelakuin semua ini.

"Btw... lo harus cerita ke gue, kenapa lo bisa babak belur gini, Natalie." tanya Rosie dengan wajah sedihnya. Terlihat jelas kalo dia mengasihani gue. Dan gue benci dikasihani kayak gitu.

"Harry. Harry yang ngelakuin semua ini." jawab gue singkat.
.
.
.
--Rosie--

Gue sudah mendengar semua kejadian yang telah diceritakan Natalie. Gue cukup prihatin sama Natalie... gue merasa bersalah karena gue nggak ada disaat dia lagi butuh gue banget.

Natalie menangis di atas matras yang disediakan Medical room. Terlihat jelas dia tampak hancur, lelah, dan shock. Gue nggak menyalahkan Natalie sama sekali. Karena, gue tau dari awal adalah salah Harry Styles.

Melihat Natalie dengan keadaan seperti ini, gue nggak mungkin ninggalin dia sendirian. Akhirnya, gue menawarkan mengantar dia pulang ke rumah.

"Makasih Rosie, udah mau izin sekolah demi nganterin gue pulang. You are the best." seru Natalie dengan senyumnya yang manis.

"Itu gunanya sahabat bukan?" kata gue dan langsung memeluk erat Natalie.

"Hmm, yeah. Tapi, sekarang gue mau lo balik ke sekolah. Masih ada dua kelas lagi yang harus lo selesaikan." kata Natalie.

Dalam keadaan dia yang kayak gini, dia suruh gue ninggalin dirinya demi sekolah? No. Gue nggak terlalu tertarik yang namanya sekolah. Nggak kayak Natalie yang terlalu ambisius dengan sekolahnya.

"Nggak. Gue nggak akan--"

"Pergi Rosie. Gue bisa jaga diri gue sendiri kok. Yakin deh."

Setelah beberapa argumen yang terlontar diantara kita, akhirnya gue memutuskan untuk balik ke sekolah. Lebih tepatnya sih, karena dipaksa Natalie.
.
.
.
--Natalie--

THE HIGH SCHOOL // harry stylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang