--NATALIE--
"Mamah nggak nyangka, kamu berbuat kayak gitu. Dulu, selama sekolah kamu dikenal sebagai anak teladan lho."
Selama jalan menuju rumah, Mama nggak capek-capek buat nasehatin gue. Yep, setelah gue dinyatakan di skors selama seminggu, Principal Bob telpon Mama untuk jemput gue pulang.
Principal Bob menceritakan semua kejadian itu kepada Mama. Dan gue? Gue cuma bisa diam aja. Nggak nyangka, Mama bisa gampangnya percaya sama semua kejadian itu.
Gue dianggap sebagai orang yang mengawali semua kejadian itu. Jelas-jelas Harry dan Cara yang mengawali semua itu. Dan yang membuat hati gue marah adalah, Harry dan Cara nggak dipanggil ke ruangan Principal Bob. Mereka sama sekali TIDAK dinyatakan bermasalah.
Perjalanan pulang yang seharusnya sebentar, terasa menjadi seabad. Mama terus ngomel dengan beribu nasehat yang diulang-ulang.
Sesampainya di rumah, gue langsung keluar mobil dan segera lari menuju kamar. Gue nggak ngomong sama Mama, gue masih kesel Mama lebih percaya sama semua omong kosong itu.
"Natalie! Tunggu sebentar." teriak Mama.
Gue yang sedang berlari di tangga berhenti.
"Iya, Natalie paham kalo Natalie salah." balas gue.
"Sebagai hukumannya, kamu nggak boleh ke luar rumah sampai kamu masuk sekolah lagi!"
WHAT?! Jadi, selama seminggu penuh gue harus di rumah? What the...
"Tapi Mah--"
"Nggak ada alasan. Sekarang kamu masuk kamar dan belajar pelajaran yang kamu ketinggalan jauh." perintah Mama lagi.
Gue masuk ke kamar dan berbaring sejenak di atas kasur. Kenapa hidup gue jadi serumit ini sih? Gue nggak punya banyak temen, dibenci banyak orang, dibully, dan sekarang gue jadi anak di skors?! Semua itu sangat terbalik dengan kehidupan gue di Jakarta.
Gue memutuskan menelpon Rosie, gue akan menceritakan semua kejadian itu.
"Yaampun! Sumpah ya Harry jahat banget sama lo. Andai gue masuk, gue bakalan bela lo!" kata Rosie yang kesal.
"Hmm.. yaudahlah yang lewat nggak usah disesali." loh tumben gue ngomong bijak?!
"Oke, kalo ada tugas atau catatan, nanti gue catetin khusus buat lo." kata Rosie.
Gue bersyukur, masih ada temen yang baik...
Gue menutup telepon dan mulai belajar mata pelajaran yang gue ketinggalan.
.
.
.
--HARRY--Sudah tiga hari, semenjak kejadian itu. Dan parahnya, gue nggak liat Natalie sama sekali sampai hari ini.
Gue tadinya ingin bertanya sama temen dekatnya itu, Rosie bukan? Liam yang ngasih tau gue nama temannya itu. Gue pikir... kayaknya Liam tertarik sama Rosie.
Tapi, sampai sekarang gue belom berani nanya. Nanti, dikira gue peduli lagi sama dia? Tapi, gue memang khawatir sama keadaan Natalie...
Apa dia pindah sekolah? Izin? Atau mungkin sakit? Entahlah.
Setiap gue keluar rumah, rumahnya terlihat sepi. Gue cuma lihat sesekali Ibu Natalie pergi kerja dan pulang kerja. Btw, Ayahnya mana ya?
Sepulang sekolah, gue melihat Rosie yang membawa banyak buku yang di rangkulnya. Kali ini, gue memutuskan untuk bertanya.
"...H--hey, lo Rosie kan? Temannya Natalie?" tanya gue agak tegang.
Mendengar suara gue, Rosie langsung balik badan dan menghadap gue. Tatapannya kaget melihat gue, tapi kemudian saja berubah menjadi marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE HIGH SCHOOL // harry styles
FanfictionNatalie Anderson adalah cewek berusia 17 tahun. Natalie cewek yang cantik, baik, pintar, ceria, dan juga friendly! Suatu ketika, Ayah Natalie meninggal, dan ia harus pindah ke Los Angeles mengikuti keinginan ibunya. Disana, Natalie menjadi murid ba...