Dia menarik dengan semua yang dimiliki nya.
~Saujana
❃.✮:▹ ◃:✮.❃
Pagi ini matahari sangat bersahabat dengan Bandung. Cahayanya bersinar terang, apalagi saat menyinari dedaunan yang semalam terguyur air hujan, cahaya itu seperti memberi kesan kehidupan yang damai. Waktu menunjukkan pukul 07:15, Nata menunggu teman-temannya di area tunggu stasiun. Saat ingin duduk di satu kursi Nata salah fokus pada seseorang yang sedang duduk di ujung kursi yang ingin ia duduki.
"Arina?" Ia membatin.
Beberapa detik kemudian Arina melempar tatapannya ke arah Nata. Tatapan keduanya bertemu, dan keduanya hanya bisa terdiam dengan Nata yang masih tidak bisa menjernihkan pikirannya. Laki-laki itu melangkah mendekatinya tanpa mengucapkan satu kata pun. Sampai ia benar-benar hanya berjarak tiga puluh senti dari gadis itu baru ia berbicara.
"Arina? Mau ke mana?" Tanyanya.
Arina mengerutkan keningnya. Pikirannya berlari kke Maretta. Apakah gadis itu tidak memberitahu Deka bahwa ia akan ikut? Arina melamun, namun lamunan itu dibuyarkan oleh Nata yang menghalaunya lagi.
"Eh," Arina salah tingkah. Mulutnya terasa gagu untuk memberi penjelasan pada laki-laki itu.
"Mau ke mana?" Ulang Nata.
Arina mencari titik pandang yang lain. "Euu ...,"
"WOI!" Fian menepuk pundak Nata dari belakang, anak itu datang bersama Dani. Nata lantas berbalik arah dan langsung salah fokus ketika melihat barang bawaan keduanya.
"Eh, ada Arina. Iya 'kan, Arina?"Tebak Fian sambil menjulurkan tangannya. "Kenalin, Fian, diantara semua temen Nata, gue, yang paling kasep." Imbuhnya, namun sebelum jabatan itu Arina balas Dani sudah menebasnya terlebih dahulu.
"Kenalin, gue, Dani. Intinya, gue, lebih kasep daripada, si Fian." Ucapnya sambil mengosongkan tangan, tetapi tangan itu langsung Nata singkirkan juga.
"Arina mau ikut sama kita juga, ya?" Tanya Fian. Cara bicaranya tiba-tiba saja berubah. Sok imut dan sok cool.
"Iya," Jawab Arina yang membuat Nata menoleh dengan tatapan serius. "Aku diajakin sama Maretta, soalnya kata Maretta dia diajakin sama Deka." Sambung gadis itu.
"Anjir! Ternyata yang mau diajak sama si Dedek, Maretta?" Dani terkejut.
Dari kejauhan Deka berjalan berdampingan bersama Maretta dan M. Mereka tampak mendekati perkumpulan itu.
"Tuh si Deka!" Fian berseru. "Lah bukannya itu si anak OSIS?" Imbuhnya ketika melihat perawakan M."Udah pada lama nunggunya?" Tanya Deka.
"Baru dateng kita juga." Balas Dani.
"Bisa-bisanya, lo, Ka, gue pikir siapa yang, lo, bawa ternyata bidadari-bidadari, gue?" Cetus Fian.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAUJANA
Teen FictionMari kita bersama selamanya. Tanpa memperhatikan dari jauh, dan tanpa rasa sakit. "Kesempatan hidup di bumi yang fana ini hanya satu kali, Rin, dan aku dedikasikan buat kamu." -Nata Alamsyah Dalam risalah, kita hanyalah dua atma yang tergugu oleh l...