36. Kita, Bandung dan Malam

8 2 0
                                    

Aku ingin bersamamu, lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku ingin bersamamu, lama.

~ Saujana

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Malam hari di malam minggu. Nata dan teman-temannya membuat satu acara di rumah Bima. Katanya untuk perayaan persahabatan mereka. Tetapi, bukan hanya lima orang itu yang merayakannya. Orang-orang yang hadir sama seperti mereka berlibur ke Jawa Timur tempo lalu. Ada M, Arina, Maretta, Lola, dan Kirana tambahannya. Mereka sudah termasuk ke dalam circle pertemanan Nata dan kawan-kawan nya, bahkan mereka bersepuluh sudah dianggap menjadi keluarga. Mereka membuat acara makan bibimbap dan bernyanyi bersama. Bahan-bahan untuk membuat bibimbap pun disiapkan oleh mereka masing-masing. Setiap satu orang harus membawa bahan yang sudah masak, baik itu nasinya, sayurannya, proteinnya, ataupun bumbu-bumbunya.

Di depan mereka sudah ada satu wadah besar untuk menampung bahan-bahan itu. Masing-masing orang pun sudah memegang satu wadah yang berisi bahan bibimbap yang mereka bawa.

“Dokumentasi, dokumentasi!” Seru Fian pada orang yang ikhlas mendokumentasikan momen itu.

“Siap, bro.” Sahut Deka. Laki-laki itu memang bisa diandalkan dalam membuat video-video aesthetic.

“Satu ..., dua ..., tiiiigaaa!!”

Bruk bruk bruk!!

Bahan-bahan ditumpahkan ke dalam wadah besar itu. Tangan mereka pun berganti memegang sendok. Dalam itungan ketiga semuanya saling mengaduk sehingga semua bahan tercampur dan menjadi bibimbap.

Setelah bibimbap jadi, setiap orang mengambilnya ke mangkok mereka masing-masing.

“Minta kerupuk, dong!”

Lola menyodorkan sekeler kerupuk pada Fian.

“Ciee akurr.” Goda Deka.

Lola mengangkat pisau tinggi-tinggi. “Lo ngomong sekali lagi gue tusuk!” Ancamnya ganas seperti psikopat.

Namun alih-alih takut Deka dan yang lainnya malah tertawa.

“Gue tunggu undangan atas nama kalian berdua.” Lagi-lagi Deka masih menggoda keduanya.

“Lo dulu sama Maretta.” Balas Fian.

Maretta yang sedang mengunyah makanannya tersedak. Arina segera memberi minum pada gadis itu. Di sisi lain M yang mendengar kalimat itu berhenti mengunyah makanannya. Hatinya terhenyak, mungkin karena Maretta terbiasa bercanda dengannya, M jadi sedikit terkejut ketika gadis itu menemukan seseorang yang menjadi sandarannya. Sedangkan Deka, laki-laki itu hanya melirik Maretta dengan gelagat yang mencurigakan.

“Gue, gak ngebet nikah, btw.” Timpal Maretta.

“Ya karena, lo, nunggu Deka. Kan kalian berdua sepantaran, otomatis gak akan nikah cepet-cepet juga.” Kata Dani.

SAUJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang