10. Intan Permata Yang Kusukai

28 14 1
                                    

Sebanyak apapun kamu meminta waktu sebanyak itu aku akan meyakinkan mu, sebab dalam hal menunggu aku jelas sangat mampu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebanyak apapun kamu meminta waktu sebanyak itu aku akan meyakinkan mu,
sebab dalam hal menunggu
aku jelas sangat mampu.

~Saujana

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Suara RZD dengan musiknya mengalun lembut di telinga. Hari ini Flavors Cafe dipenuhi oleh pasangan-pasangan yang sedang menikmati sore mereka. Suasana tenang di dalamnya pun tidak bisa ter-jabarkan dengan barisan kata yang indah, namun bisa dinikmati dengan raga yang telah lelah.
Nata terdiam menatap Arina, menunggu reaksi  gadis itu setelah pengakuan perasaannya. Sejujurnya, ia tidak berharap banyak pada jawaban Arina. Bagaimanapun itu, mau ditolak sekalipun Nata akan tetap menerima keputusannya. Sejauh ini Nata hanya ingin mengatakan bahwa ia menyukai Arina.

“A-ku ...,”

“Kamu, gak usah ngerasa terbebani. Sekalipun kamu nolak aku, aku bakal terima keputusan kamu.” Ucap Nata.

“Enggak gitu. Aku belum kasih jawaban apa-apa.” Arina mengelak.

“Terus?” Nata menautkan alisnya.

“Kamu bisa nunggu? Aku bakal jawab pas kita udah kelas dua belas.”

Saat itu juga Nata ingin berteriak kencang. Kenapa? Karena Arina lucu. Dia sangat lucu. Nata tidak habis pikir dengan jalan pemikiran nya. Kenapa kelas dua belas?

“Satu bulan lagi kita udah kenaikan kelas 'kan? Nanti aku jawab pas hari kita dibagi lapor.”

Nata tersenyum sambil menggigit bibir bawahnya, ia hendak mengacak rambut gadis itu namun ia urungkan karena merasa belum pantas untuk melakukan hal tersebut. Bayangkan saja, Arina kini sedang menunduk dihadapannya seperti anak kecil. Apakah tidak menggemaskan?

Segelas Condense Cold Brew Coffee berhasil Nata teguk untuk meredakan sengatan aneh ditubuhnya. Lalu ia kembali menatap Arina dan tersenyum pada gadis itu.
“Aku bakal tunggu.”

Kemudian keduanya kembali menikmati pesanannya masing-masing. Seorang waiters menghampiri mereka lagi dan menghidangkan satu pesanan.

Oke pengunjung, ini adalah Apple Pie, menu baru dari Flavors Cafe. Tolong dinikmati, yaa!! Gak usah dibayar.”

Arina tertawa ringan. “Makasih, kak.”

Waiters tersebut mengacungkan jempol. “Ngomong-ngomong, sama cowok nih, Rin. Pacar?”

SAUJANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang