[24.1] Dua Tangan

4 0 0
                                    

"GIMANA rasanya disukai balik sama orang yang lo suka?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"GIMANA rasanya disukai balik sama orang yang lo suka?"

Martabak yang baru saja hendak kulahap lantas kembali ke tempat semula. Aku urung memakannya sebab perlu menjawab hal yang Doyoung tanyakan barusan.

Kenapa dia bisa memiliki pertanyaan demikian?

Membuatku mau tidak mau jadi harus mencari jawaban, atau setidaknya satu dua kata yang benar-benar tepat mewakili perasaan.

Bergumam sebentar, aku akhirnya memberi jawaban, "Aneh."

Doyoung mengernyit. "Kenapa aneh?"

Ah, dia ini sedang meledekku atau apa? Bukankah selama ini dia tahu sendiri perjalanan asmaraku bagaimana?

Tanpa mau ribut, aku akhirnya menjelaskan, "Jujur saja, aku masih tidak begitu percaya atas apa yang sedang terjadi sekarang. Seperti mimpi, aneh, kayak nggak mungkin banget, tapi juga terasa menyenangkan di satu sisi. Kamu tau sendiri aku tidak pernah mengalami yang seperti ini. Selama ini seringnya lebih dulu menyukai, lalu berakhir menjadi pihak yang dibohongi atau diselingkuhi. Jadi, ya, begitu. Kaget karena ada orang yang ternyata menyukaiku."

Doyoung tersenyum manis. Benar-benar terlihat manis dan tulus dibanding senyum biasanya yang dia beri. Aku menjadi sedikit malu atas apa yang barusan kuakui.

Sebelum rasa malu ini semakin menjadi, aku buru-buru mengambil martabak kembali. Doyoung terkekeh.

"Kalem, Resh. Biasa aja," katanya.

"Diem deh, Doy."

Doyoung tertawa. Tidak begitu keras, tetapi cukup untuk menarik perhatian teman-teman lain yang juga sedang duduk di teras.

Oh, kami sedang kumpul di rumah Doyoung. Semacam perayaan tahun baru yang terlambat. Sebab pas di malam pergantian tahun, kami sibuk dengan kegiatan masing-masing. Tidak ada yang spesial, layaknya orang lain yang sibuk dengan bakar-bakar ikan, kami pun demikian. Sekitar satu jam lalu kami sudah selesai makan, sekarang hanya duduk santai sambil menyantap camilan, dan bahkan beberapa ada yang tidur-tiduran.

Hanya saja entah mengapa tiba-tiba Doyoung mengajakku untuk bicara berdua dan sedikit menjauh dari teman lainnya.

"Tell me more about him," ujarnya.

Aku mengangkat bahu, "I don't even know him yet. But, yeah, I like him, I think."

"Yang bikin suka, apa?"

Aku mulai menggali memori, mencari sisi diri sehingga bisa menetapkan pria tersebut sebagai sosok yang kusukai. Tentu saja, setelah sekian kejadian menyebalkan yang dialami.

Apa ya?

Fisiknya? Sikapnya? Sifatnya? Atau ... namanya?

What a surprise!

Seriously, his name?

Oh, nope.

Sebentar.

Bukan. Bukan itu. Ada yang lebih aku suka.

Namun, ketika aku hendak menyuarakan pikiran, Ten memanggil Doyoung untuk gabung dengan mereka yang sudah duduk membentuk lingkaran.

Doyoung membuang napas berat dan panjang. Seakan menunjukkan bahwa ajakan Ten datang di waktu yang tidak tepat. Namun, sebelum Doyoung benar-benar pergi, aku menahan satu tangannya.

Begitu mata kami bertemu, aku memberi tahu, "Kamu tau aku paling tidak suka ke cowok yang berisik. Dia tidak banyak bicara. Mungkin itu alasan utama sampai aku bisa ada rasa ke dia."

Doyoung mengangguk. "Lo nginep sini aja. Gue masih kepo sama isi kepala lo, yang dari ogah-ogahan sama laki jadi berubah bucin gini."

"Kampret!" Aku sengaja melepas tangan Doyoung dengan sedikit kasar.

Doyoung terbahak sebelum akhirnya benar-benar bergabung dengan Ten dan lainnya untuk melakukan sebuah permainan.

Seperti itu, pembahasan singkat atas sosok yang mulai jadi penghuni baru pikiranku.

Seperti itu, pembahasan singkat atas sosok yang mulai jadi penghuni baru pikiranku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

P.s.

It's all about us, Wa.

LMJ20240107,
yourjemblem

MERAYANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang