Bab 12

1.1K 237 12
                                    

"Aku sudah berbuat jahat kepadanya, tapi ia tetap baik dengan memberiku tempat bersandar."

Alexander The Adams

○○○○○○○

"Hidup kita di dunia ini cuman sekali, maka berbuatlah baik kepada orang-orang sekitar, walaupun mereka jahat kepadamu tetap maafkanlah."

Siti Marhamah



SELAMAT MEMBACA






   Mata yang sedari tertutup kini telah terbuka, menatap heran langit-langit bangunan yang begitu mewah.
Dengan perlahan Siti bangun untuk duduk, sakit pada punggungnya masih terasa saat ia menggerakkan badan.

   Siti menatap seluruh ruangan kamar tempat ia berada sekarang dengan kagum, kamar yang di dominasi warna emas yang memang terbuat dari emas murni. Warna putih juga ada, itupun hanya lampu kristal yang besar di langit-langit kamar yang tinggi.

   Sebuah jam dinding yang cukup besar sudah menunjukkan pukul 00:00, pantas saja jika suasana sudah senyap tanpa suara. Sekalipun ada suara tetap tidak bisa terdengar sampai kamar.

   Melihat kamar yang di tempatinya begitu luas, tilam yang ia tidur tadi bisa muat untuk 3 orang tanpa berdesakan. Muncul rasa merinding, tiba-tiba bulu kuduk Siti berdiri membayangkan makhluk halus yang ada di kamar ini.

   "Serius aku tidur di sini, sendiri?" gumamnya bergedik.

   Siti langsung terdiam saat mengingat statusnya adalah seorang Istri. "Seharusnya aku tidur dengan suamiku," batinnya tersenyum miris.

   Kamar luas itu pencahayaannya cukup terang, karena pada dasarnya Siti penakut membuatnya cepat-cepat turun dari kasur, memutuskan untuk keluar dari kamar.

   "Mending tidur di kamar sederhana tidak luas, daripada kamar besar yang auranya buat merinding." Siti berlari untuk menggapai pintu kamar yang jauh dari tilam.

   Begitu keluar dari kamar, Siti kaget begitu melihat para pengawal dan, para pelayan yang menunduk hormat kepadanya.

   "NYONYA," ucap mereka serentak.

   Siti menatap tanpa kedip kepada para pengawal maupun para pelayan. "Begini rasanya jadi nyonya seperti dalam novel-novel," batinnya.

   "Nyonya, ingin pergi kemana?" tanya salah seorang pelayan.

   Pertanyaan itu membuat Siti tersadar dari pikirannya. "Mau..." jawab Siti yang sebenarnya bingung.

   Entah kenapa Siti menangkap pandangan para pelayan yang tersenyum menatapnya.
"Mereka kenapa tersenyum aneh gitu, sih?" batin Siti heran.

   "Mari ikuti kami, Nyonya." Salah seorang pelayan berjalan paling depan.

   Tanpa mengatakan apapun Siti mengikuti pelayan yang seperti ingin membawanya ke suatu tempat. Pelayan itu tidak berjalan tepat di depannya, melainkan agak kesamping tidak menghalangi jalan.

BLACK ROSE DEVIL (The Adams) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang