Bab 9

1.3K 281 19
                                    

"Tidak ada hukum di dunia ini yang adil kecuali hukum Allah. Manusia yang punya kuasa tidak akan pernah disalahkan sekalipun memang melakukan kesalahan, sedangkan rakyat jelata yang tidak bersalah malah bisa disalahkan."

Siti Marhamah



SELAMAT MEMBACA







   Dengan tidak berperasaannya, Alexander menarik Istrinya layaknya binatang turun dari pesawat.

   Tubuh Siti dipasangkan besi dibagian leher, kedua tangan dan kedua kaki. Lalu besi-besi itu digabungkan, secara bersamaan ditarik oleh Alexander.

   Semua pengawal dan pelayan yang berbaris rapi, menunduk hormat ketika Tuan mereka datang, mereka tidak ada yang berani protes akan kebiadaban sang Tuan.

   Langkah Alexander terhenti, ketika jalan yang dilaluinya terhalang dengan kehadiran enam wanita berniqob hitam.

   Para Wanita tersebut membelalakkan mata melihat apa yang dilakukan oleh Alexander.

   "Astagfirullah, Alexander. Apa yang kau lakukan kepada Istrimu, Hah?!" bentak salah satu wanita berniqob yang paling tua.

   Bentakan itu membuat para pengawal dan pelayan kaget, mereka tidak pernah menyangka bahwa wanita yang terkenal lemah lembut itu pertama kali membentak Tuan Alexander.

   Sebenarnya ada hal lain yang ditakutkan oleh para pengawal dan pelayan, yaitu Alexander The Adams tidak pernah mendapatkan bentakan dari orang lain.

   Wanita-wanita itu ingin mendekati Siti, tetapi terhenti ketika menyadari sesuatu. Yaitu telah membuat kesalahan dengan membentak Alexander, tiba-tiba mereka merasakan ketakutan.

   Sedikit mendongak menatap Alexander yang kini mata birunya seolah telah berubah warna merah, ada amarah yang siap meledak menghancurkan semuanya.

   "Aunty!" Seorang bocah laki-laki berusia 2 tahun mendekat kearah enam wanita berniqob tersebut.

   Ekspresi wajah Alexander yang tadinya siap marah langsung berubah panik, melihat Putra ke-5 nya yang telah turun dari pesawat.

   Takut sang Putra melihat gadis yang saat ini tersiksa, dengan cepat Alexander mengendong Istrinya membawa masuk lebih dulu kedalam Istana.

   Bocah 2 tahun itu menatap punggung sang Ayah dengan bingung, Ayahnya terlihat berjalan dengan cepat sambil mengendong seseorang.

   "Aunty, siapa yang Dady, gendong tadi?" Pandangannya masih menatap kepergian sang Ayah.

   Terdengar helaan napas bersamaan dari orang di sana, hal itu semakin membuat bocah berusia 2 tahun tersebut heran.

   "Arion, tentu saja adalah Momymu," jawab Wanita berniqob yang paling tua, bernama Nazilah dengan lembut.

   Arion nyatanya masih heran, kembali bertanya, "iya tau. Maksudnya kenapa, Dady gendong, Momy? Kan, bisa jalan sendiri."

BLACK ROSE DEVIL (The Adams) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang