Bab 13

1.1K 229 25
                                    

"Hukum seharusnya membela yang benar, tapi pada kenyataannya hukum hanya memihak kepada yang berkuasa."

Siti Marhamah



SELAMAT MEMBACA







   "Siapa, Princees The Adams?" Siti memberanikan diri menatap wajah Alexander.

   Mata biru Alexander kembali memerah antara marah dan sedih, pandangannya datar menatap tajam Siti, dengan kedua tangan menggepal kuat.

   Siti hanya bisa meneguk ludah dengan susah payah, kepalanya ia tundukkan menghindari tatapan yang akan membuatnya dalam bahaya.

   Tangan besar Alexander kini berada di leher Siti, mencekik dengan begitu kuat seolah menyalurkan semua kemarahan yang Alexander punya.

   Perlakuan tiba-tiba itu membuat Siti tidak bisa lagi berbicara, pita suaranya menjadi hilang hanya mulut terbuka untuk meraup oksigen yang banyak.

   "Kenapa, aku seolah penjahat dalam cerita yang kau buat?" tanya Alexander dengan geram, tangannya masih mencekik leher Istrinya.

   "Kenapa harus Tuan tua, yang kau buat baik?!" Tangan Alexander semakin kuat mencekik leher Siti.

   Di tenggorokan Siti seolah merasakan sesuatu akan mengalir keluar lewat mulut, napasnya mulai putus-putus dengan rasa sesak yang mendera.

   Benar saja, sesuatu yang cair berwarna merah keluar dari mulut Siti yang terbuka. Rasa sakit di tenggorokan hingga paru-paru sampai naik ke kepala kian meningkat.

   "JAWAB!!" Alexander mendorong kuat tubuh Siti hingga jatuh membentur lantai dengan keras.

   Suara benturan begitu keras terdengar, berasal dari Siti menghantam lantai, kepala yang pertama terkena cukup keras. Gadis malang itu tidak lagi sadarkan diri, darah keluar begitu banyak dari mulut, ditambah dengan darah yang keluar dari kepala di balik hijabnya.

   Bukannya merasa kasihan atau merasa bersalah, Alexander justru semakin membuat kepala Siti semakin dihantukkan berkali-kali ke lantai.

   "AKU TIDAK SUKA GADIS LEMAH!!!"
Berkali-kali Alexander menghantukkan badan Siti dengan keras pada lantai.

   BRAK~

   Pintu kamar Alexander terbuka dengan kasar, di sana berdiri 6 laki-laki dewasa yang menatap marah akan perlakuan Alexander kepada Adik mereka.

   DOOR~

   Peluru dilepaskan oleh Ariz mengenai punggung Alexander.

   Tidak terdengar ringisan kesakitan dari bibir Alexander, padahal peluru itu sudah masuk kedalam punggung kanan Alexander.

   "Ganggu kalian." Alexander berbalik menatap malas keenam Abang angkatnya.

   DOOR~

   Kali ini Arhan melepaskan peluru mengenai bahu kanan Alexander.

   Di belakang dan depan sebelah kanan tubuh Alexander, telah bersarang 2 peluru.

   Sekilas Alexander menatap bahu kanannya, yang menggunakan baju hitam ia kenan sudah berlubang. "Kalian mau ajak aku main tembak-tembakan?" Pandangan menyebalkan Alexander menatap enam laki-laki di depannya.

BLACK ROSE DEVIL (The Adams) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang