Bab 38

896 121 7
                                    

"Semua yang terjadi kepada diri ini adalah, kehendak dari Allah. Sehingga tidak ada alasan, untuk tidak menerima segala Takdir-Nya."

— Siti Marhamah —



SELAMAT MEMBACA







   Istana Emas The Adams
New York, USA.

   "Abang," panggil Arion dengan lirih kepada Abang-abangnya, "Dady dan Momy, di mana?"

   Setitik air mata mulai mengalir dari bola mata biru bocah berusia 3 tahun tersebut, sudah beberapa hari hingga minggu kedua orang tuanya sudah tidak ada. Bahkan Nenek, Kakek dan, Tante juga sudah pergi entah kemana.

   "Mereka semua pergi kemana, Abang?" Arion menundukkan kepala dengan isakan yang keluar dari mulutnya.

   Keempat Abang dari Arion hanya bisa terdiam, mereka juga tidak tahu kemana anggota keluarga dewasa lainnya pergi.

   Selama ini keempat Anak laki-laki itu sibuk dengan ujian di sekolah, tentu sekolah yang masih dalam kawasan Istana Emas yang lebih tepatnya seperti sebuah Kota.

   Barulah setelah ujian, keempatnya menyadari bahwa hanya ada mereka ber-6 saja, keluarga dewasa yang lain sudah tidak ada di Istana utama.

   "Mungkin mereka sibuk di luar sana, Dek," jawab Albert mencoba menenangkan sang Adik.

   "Tapi, kenapa mereka tidak memberi tahu kita?" Arion mendongakkan kepala menatap Abang tertunya, matanya dan hidung memerah.

   "Mungkin sebab mereka terburu-buru, Dek," jawab Altaraska yang tidak menyakinkan.

   "Kenapa harus ada kata 'mungkin'?" tanya Arion lirih, "berarti kalian juga tidak tahu."

   "Memang kami tidak tahu, Dek." Andrew menatap serius Arion.

   Semakin pecah tangis Arion mendengar jawaban dari sang Abang. Keempatnya bukan menenangkan sang Adik, tetapi menatap datar Arion yang menangis.

   "Tuan muda." Seorang pengawal datang sebab mendengar tangisan Arion, langsung membawa Arion kedalam gendongannya untuk menenangkan.

   "Ion. Mau, Momy," ucap Arion dengan tangisan di akhir.

   "Momynya Tuan muda, mungkin sudah tidak ada," batin pengawal yang sedih.

   Keempat para Tuan Muda The Adams, heran melihat wajah pengawal yang sedang mengendong Arion berwajah sendu, setelah mendengar ucapan dari sang Adik.

   "Dek, Momy kita sudah tidak ada, jika kamu lupa." Andreas menatap wajah sang Adik yang masih menangis.

   Tentu Momy yang dimaksud oleh Andreas adalah, mendiang Ibu kandung mereka Alexa. Yang sudah meninggal saat melahirkan sang Adik bungsu, yaitu Axelio.

   "Bukan, Momy Lexa!" Arion menggelengkan kepala ribut, dengan air mata yang deras turun. "Tapi, Momy Arha!"

   Arion memanggil Siti Marhamah, dengan sebutan 'Momy Arha', sebab mendengar sang Tante, yaitu Aisha yang memanggil dengan panggilan 'Arha'.

BLACK ROSE DEVIL (The Adams) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang