Epilog

1.5K 119 17
                                    

   Aceh, Indonesia.

   Di suatu rumah banyak sekali orang yang berkunjung, untuk mengunjungi Saudara atau Tetangga yang baru pulang dari ibadah umrah.

   Tentu keluarga jamaah umrah yang baru pulang, nantinya akan membagikan oleh-oleh khas tanah suci. Seperti air zam-zam, kurma, sajadah, tasbih dan jenis kacang-kacangan dan, permen atau coklat.

   Sudah seminggu kepulangan Muhammad Yasin, Istri dan, Ibu mertua dari tanah suci. Tapi, masih banyak saja para kerabat yang datang, untunglah mereka banyak membeli oleh-oleh untuk dibagikan.

   Oleh-oleh itu tidak dibawa pulang berbarengan dengan kepulangan mereka, mengingat jumlah untuk bagasi pesawat dibatasi. Semua barang-barang tersebut, sudah duluan dikirim dengan kargo yang pastinya juga harus mengeluarkan banyak biaya.

   Di antara banyaknya orang di rumah sederhana Muhammad Yasin, ada seorang gadis yang duduk menyendiri dengan melamun. Pandangan matanya kosong, dengan air mata yang perlahan mengalir di pipinya.

   Azieva Maydira, selama 3 malam berturut-turut, ia tidak bisa lagi tidur dengan nyenyak. Zieva selalu bermimpi Kakak sepupunya, yaitu Siti.
Dalam mimpi itu Kak Siti terlihat bahagia, di sebuah tempat yang indah dengan beberapa orang.

   Dalam mimpi itu, Zieva ingin mendekat kearah Kakak sepupunya, tetapi selalu tidak bisa, seolah ada pembatas tidak terlihat di antara keduanya. Selama 3 malam, Azieva terus mimpikan sang Kakak sepupu yang bahagia di tempat yang indah nan asing tersebut.

   Namun, tiba-tiba saat Zieva tidur siang tadi ia dapat berbicara dengan Kakak sepupunya. Azieva bangun dari tidur siang, langsung melamun seperti sekarang.

"Kak Iti, ini di mana?" Azieva melihatnya kesekeliling yang begitu indah dan menenangkan.

Siti tersenyum menatap Azieva. "Ini tempatku sekarang, Dek."

"Maksudnya?" Azieva menatap Siti yang tersenyum. "Bukankah, seharausnya Kak Iti berada di rumah Suami?"

"Istana Emas di dunia, tidak sebanding dengan bangunan biasa yang merupakan hadiah dari Allah," jawab Siti tersenyum.

Azieva terdiam, ia tidak mengerti dengan jawaban Kakak sepupunya.

"Terus, Kakak kapan pulang?" tanya Azieva lagi.

"Pulang?" Siti menatap heran Azieva. "Aku sudah berada di tempat yang seharusnya."

"Di sini ada Kakek, ada Abang-abangku, Kakak-kakakku, bahkan juga Ayahmu," lanjut Siti dengan tersenyum.

Mendengar kata 'Ayahmu', yang berarti merupakan Ayah dari Azieva dan Afiqah yang telah tiada, membuat Azieva paham tempat seperti apa sekarang.

   "Kak Ieva!" panggil Nanda dengan keras, membuat Azieva tersadar dari lamuannya.

   "Apa?" tanya Zieva dengan lirih menghapus air mata di pipinya.

   "Kirain, Kak Ieva sudah keserupan," timpal Afiqah.

   Pandangan Azieva menatap tajam Adiknya dan Adik sepupunya. Semenjak kepergian Kak Iti, Zieva sudah tidak punya lagi teman saat pulang kampung.

   Tiba-tiba terdengar suara sirine mobil ambulance dari luar rumah, tepatnya di jalan yang berhenti di depan rumah Muhammad Yasin.

   Semua orang yang merupakan satu keluarga besar keluar menuju teras, melihat heran mobil ambulance yang asing, tidak seperti mobil ambulance dari Rumah sakit di Aceh.

BLACK ROSE DEVIL (The Adams) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang