Dalam cangkang dunia maya, Chaeyoung merasa semakin nyaman dengan keberadaan Sana. Meski hanya berkomunikasi melalui ponsel, sosok seperti Sana sudah lama akrab baginya. Nama yang mirip, selera musik yang serupa, bahkan gerak-geriknya pun seringkali serupa. Terdapat magnet yang menarik Chaeyoung pada sosok yang telah menyemai kenangan manis dalam hatinya, meski kini dengan wujud yang berbeda.
Dan mungkin kali ini langit terang benderang, sebab Dahyun telah meniti jalan terang dan membuka jalan bagi informasi. Dari sanalah ia mengetahui bahwa Sana bukanlah sosok yang berubah-ubah, melainkan teguh pada pilihannya dalam percintaan.
Terkenanglah seorang sosok yang merajut kisah indah dalam hidup Chaeyoung, yang kini sulit untuk dijangkau. Meski diri ini terbelenggu dalam kerinduan, namun hati Chaeyoung terhibur dengan kehadiran Sana, yang dengan senang hati bertanya tentang kisah masa lalunya. Kepada Sana, Chaeyoung pun menceritakan sedikit kisah dari masa lalunya, dan dalam lamunan, memori manis terpatri dalam pikirannya.
*flashback*
"Chaeng, ibu sudah masak banyak", bisik seorang ayah pada anaknya yang enggan keluar dari kamarnya. Namun, anak itu terperangkap dalam kesedihan. Chaeyoung gagal dalam seleksi masuk perguruan tinggi impiannya. Ia merasa sedih dan kecewa. Chaeyoung merasa marah pada ibunya yang memiliki banyak koneksi, namun tak ingin memanfaatkannya.
Meskipun ada ketukan pintu, Chaeyoung tidak merespons. Ia malah menutupi tubuhnya dengan selimut.
*cekrek*
"Chaeng, ibu masuk, ya?" Pintu kamar berderit terbuka karena orang tuanya memiliki kunci cadangan. Tak lama kemudian, suara nampan diletakkan di atas meja bergema di dalam kamar.
"Kadang-kadang ada beberapa hal yang tidak berjalan sesuai rencana, tapi enggak apa-apa. Gagal sekali bukan berarti kita harus menyerah. Selalu ada tahun depan atau kamu juga bisa cari universitas lain. Ibu udah masak makanan kesukaan kamu, makan yuk, keburu dingin," ibu Chaeyoung berbicara dengan suara tenang, meskipun ia khawatir dengan kondisi pikiran anaknya.
"Jangan salah paham ke ibu. Ayah yang larang ibu buat pake koneksinya, apalagi sogok-sogokan. Ayah pengen kamu jadi orang yang jujur," kata ayahnya, meyakinkan.
Bukannya merasa tenang, Chaeyoung malah meringkuk di tempat tidur, membenci dirinya sendiri karena merasa gagal. Tubuhnya gemetar karena cemas.
Ponsel yang terletak di atas nakas tiba-tiba bergetar, menandakan sebuah pesan baru, "Boleh ibu buka hp kamu?" Ibunya hendak membuka kunci ponsel ketika Chaeyoung membuka selimutnya dan meraih ponsel itu.
"Oh— Ayah tahu Bu, dia bukan cuma gagal seleksi tapi kayaknya lagi berantem sama pacarnya. Kenalin dong ke kita siapa orangnya" kekeh ayah Chaeyoung sembari melirik anaknya tersebut. Mendengar itu lantas Chaeyoung melotot pada kedua orangtuanya, ia takut adik dan kakaknya mendengar itu. Ia takut menjadi bahan ejekan.
"Bu, dada ayam cuma ada dua,ya? Yang satu udah pasti buat kaka, berarti satu lagi buat aku,ya? Kak Chaeng engga mau makan kan?" Seakan terbelah oleh kata-kata Ryujin, Chaeyoung menatap adiknya dengan pandangan tajam. Namun, kejutan yang lebih besar menanti ketika sang kakak sulung memasuki kamar Chaeyoung.
"Udah belajar engga bener, makan juga engga bener. Manja banget! Baru segitu aja udah kayak langit runtuh" Seorang perempuan berusia dua puluh tiga tahun membawa nampan yang telah disiapkan oleh ibunya untuk Chaeyoung. Dengan terburu-buru, Chaeyoung berdiri dan keluar dari kamar dengan khawatir, takut bahwa kakak sulungnya akan mengomel.
"CAPE LAH GUE ANJ***!" teriakan Mina bergema dan mengguncang ruangan, membuyarkan pikiran Chaeyoung dan bahkan membangunkan seorang perempuan yang sedang berbaring. Tanpa menunggu lama, Dahyun bergegas mendekati Chaeyoung dan bersama-sama mereka menyaksikan Mina dan Yuta bertengkar. Meskipun Mina telah menelepon selama satu jam, masalah yang mereka hadapi masih belum terselesaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti-Hero
Fanfiction(((Completed))) ⚠️⚠️⚠️⚠️Warning! This story contains adult content and harash word. Please be wise in your reading choices⚠️⚠️⚠️⚠️ !!!!!!!!!!!Besides fanfiction, this story is also an angst story.!!!!!!!!!! Setelah kepergian keluarganya yang tragis...