What If

238 25 26
                                    

Nayeon menghempaskan tubuhnya ke atas kasur milik Mina, hari ini akhir pekan dan katanya Mina enggan untuk keluar rumah, namun Nayeon tetap saja datang sebab kata Mina ada info bagus dan tentu membahagiakan.

"Katanya ada berita bagus, apaan?" Tanya Nayeon sembari berbaring dan tangannya sibuk memainkan ponselnya.

Seolah kilat menyambarnya lantas perempuan itu tiba-tiba menatap Mina dengan serius, "Eh bentar dulu, Na. Jeongyeon dari makan malam waktu itu ya, dia diemin gue, sumpah. Dia biasanya chat gue, ini engga ada. Kata dia kok gue biarin aja liat temen diselingkuhin" Mina tersenyum tipis ketika mendengar itu.

"Bilang Jeongyeon, udah engga ada yang selingkuh lagi sekarang" Kalimat Mina tentu membuat Nayeon bertanya-tanya, matanya menyipit melihat Mina yang sedang tersenyum dan ia bisa mengerti makna dari senyuman itu, "Jangan bilang-"

"Iya, Chaeyoung sama Sana udah putus" Momo yang baru masuk ke ruangan dengan tangan penuh cemilan membulatkan matanya karena terkejut.

"Tapi engga seru ah, kita belum jambak-jambakan" Mina terkekeh seolah tidak merasa bersalah karena telah merusak hubungan antara Sana dan Chaeyoung.

"Anjir bener kan, Nay? Gue kadang mikir Mina tuh sebenernya sosiopat!" Momo mendekati adiknya dan Nayeon yang mulai bergosip, "Mulut lo. Gue sebenernya ada feeling guilty tapi ya mau gimana lagi toh Chaeyoung juga pengen" balas Mina, sejujurnya ia merasa bersalah tapi ia merasa lega akhirnya drama antara dirinya dengan Sana berakhir juga.

"Lo tahu dari siapa? Sana ngomong sendiri apa Chaeyoung?" Nayeon mulai memusatkan perhatiannya karena gosip rasanya semakin menarik. Momo pun kini duduk disamping temannya tersebut untuk mendengarkan cerita sang adik.

"Chaeyoung yang ngomong. Bentar- tapi lo jangan bilang gue tolol karena gampang percaya. Maksudnya gue tahu banget lah, Chaeyoung ga mungkin bohong ke gue." Mina menjelaskan jika ia begitu yakin akan info tersebut dan dengan begitu percaya diri saat mengatakan hal itu.

"Tapi gue agak aneh. Oke let's say kalo mereka putus-" Kalimat Momo dipotong oleh Mina "Jangan pake kata 'kalo' soalnya mereka udah putus" Momo hanya menarik nafas panjang dan memutar bola matanya malas,

"Baik, izin mengkoreksi bu. Kan mereka udah putus ya tapi kok dia jarang ngabarin lo? Jujur aja gue sering ngecekin hp lo" Nayeon dan Momo tertawa setelah mendengar Momo mengatakan kalimat terakhirnya, menurutnya mengganggu hal privasi adiknya adalah momen paling lucu. Seperti terakhir kali saat ia mengecek DM adiknya, sang adik pernah memberi pesan pada artis idolanya dan tidak direspon sama sekali, hal itu menjadi materi untuk menggoda Mina

"Lo kebiasaan ya anjing." Hardik Mina dengan meraih ponselnya dan bersiap untuk mengganti pin ponselnya.

"Lagian lo kalo buka hp depan Momo mulu, dia biarpun lemot tapi matanya tajem banget" Nayeon terkekeh sementara Mina terus menggerutu kesal.

"Na, lo ngebayangin engga sih kalo lo juga dibuang Chaeyoung? Sama kayak apa yang Chaeyoung lakuin ke Sana? She was like 'ah anjing pusing, mending gue lepas aja dua-duanya'. Makesense kan, Nay?" Nayeon mengangguk pasti, pembahasan ini sebenarnya bukan pertama kali Momo dan Nayeon bicarakan, sebab di belakang Mina, mereka terkadang membahas sikap Chaeyoung yang kurang tegas itu.

Pertanyaan itu tidak mendapatkan jawaban, Mina terlalu bingung untuk menjawab pertanyaan itu dan ruangan menjadi hening. Nayeon dan Momo hanya berpandangan, menanti jawaban dari Mina.

"Ga mungkin kan dia engga punya siapa-siapa lagi selain gue. That's why gue mau tinggal serumah sama dia nanti"

"Fix emang gila. Adek lo mesti dibawa ke psikiater ini ma" Nayeon berkomentar dan kembali fokus ke ponselnya, "Eh by the way gue kangen deh sama Sana, cuma ga enak mau ketemunya hehe" Nayeon mendelik sekilas ke arah Mina lalu kembali berbaring dan dari kalimat tersebut Mina tahu jika itu sebenarnya adalah sebuah sindiran untuk dirinya yang telah merusak pertemanan mereka, namun bagaimanapun ia ingin Nayeon tetap berada di kubunya.



Anti-HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang