Mine is Mine

137 17 4
                                    

Untuk beberapa hari ke belakang Mina jarang pergi keluar rumah, apalagi kumpul bersama teman-temannya. Saat ini perasaan Mina sedang tidak nyaman dan ia hanya ingin menyendiri, walaupun Momo dan Nayeon selalu datang atau menginap di apartemennya.

"Mo" Momo, tidak menjawab sepatah kata pun, ia masih terpaku pada layar ponselnya, sambil berbaring di atas kasur milik Mina.

"Kalo gue putus sama Yuta, papah marah nggak ya? Gue udah nggak tahan sumpah! Maksud gue oke orangtua kita terikat urusan kerjaan tapi kan harusnya nggak ada sangkut-pautnya sama hubungan gue. Lagian mereka kenal bukan karena gue sama Yuta" Kali pertama Mina mengungkapkan semuanya, Momo menyadari betapa seringnya Mina mendapatkan perlakuan tidak baik dari Yuta. Namun, walaupun menyaksikan dengan mata kepala sendiri, Momo tak berani melaporkan kejadian tersebut kepada orangtuanya karena Mina selalu melarangnya.

"Na, jangan jadiin papah alasan kalian masih bertahan. Lo aja udah hampir satu tahun engga ketemu papah. Jangan seolah lo peduli sama papah deh!" Meskipun perkataan Momo tidak salah, Mina sendiri bingung mengapa ia masih ragu untuk mengakhiri hubungannya dengan Yuta.

Sepertinya Yuta telah banyak membantu Mina secara finansial, tetapi jika itu benar, kata Nayeon, Mina seharusnya bisa mencari pekerjaan. Mungkin Mina merasa berhutang budi pada Yuta karena kakak Yuta telah membantunya dalam masa sulit. Atau mungkin karena hanya Yuta, seorang pria, yang tahu tentang kegelapan dalam diri Mina dan masih mau bertahan atau bahkan memaafkannya. Yang dimaksud dengan kegelapan adalah kenyataan bahwa Mina dan Chaeyoung pernah memiliki hubungan.

"Waktu itu—gue mau jujur tapi lo aman kan?" Dengan tatapan tajam, Mina menatap Momo dengan mantap, mengumpulkan keberanian untuk menyampaikan kebenaran yang penting baginya untuk diungkapkan.

"Chaeyoung, ya?" Sorak keheranan melintas di benak Mina begitu kata-kata Momo terdengar. Selama ini, ia berusaha menyembunyikan hal tersebut dari teman-temannya.

"Gue sama Dahyun udah tahu kok, Na. Engga bisa lo bohongin kita. Gue tahu dari dulu kalian saling naksir tapi engga ada yang berani ngomong kan karena takut jadi canggung, kan? Itu juga alasan gue engga suka dia karena kalian lamban"

Hening sejenak—terlalu banyak riwayat yang terangkum dalam satu kalimat itu, membuat Mina kelabakan menentukan respons yang tepat.

"Gue—hmmm—Gue sama Chaeyoung emang sempet pacaran kok. Cuma karena kak Jihyo—" Sepertinya Momo teringat akan kenangan yang cukup menakutkan dan memalukan akibat ulah seorang wanita yang baru saja Mina sebutkan namanya. Momo mengangkat tangannya, memberikan isyarat untuk tidak melanjutkan atau menyebutkan nama sang wanita itu.

Mina mengangguk mengerti, ia tahu bahwa menyebut nama Jihyo pasti akan memicu perasaan buruk Momo. Kakaknya itu pernah merasa tersinggung di depan neneknya ketika Jihyo berkunjung ke rumah mereka. Jihyo dengan suara keras menyatakan ketidaksetujuannya terhadap jenis hubungan seperti itu, sementara saat itu Momo sedang bersama pacarnya.

"Tapi sekarang lo engga bisa, Na. Chaeyoung udah punya Sana dan lo pun udah punya Yuta. Jangan serakah lah anjir, jangan bikin hancur keadaan ya! Udah deh buang jauh-jauh pikiran lo buat balikan lagi sama Chaeyoung" Momo bertindak dengan tegas ketika Mina mencoba membicarakan tentang hubungannya dengan Chaeyoung. Meskipun Mina belum sepenuhnya membuka cerita tentang masalah tersebut, Momo merasa bahwa membiarkan hubungan itu terus berlanjut tidak akan baik untuk kedua belah pihak. Momo mencoba memberikan dukungan kepada Mina dan membantunya mencari solusi terbaik untuk situasi tersebut. Selain itu, Momo juga berusaha untuk menjaga kedamaian di antara teman-temannya agar tidak terjadi ketegangan atau perselisihan yang merugikan semua orang.

Momo bangkit untuk mengambil cemilan, "Eh tapi gue seneng deh akhirnya lo berani terbuka sama gue" katanya sebelum melanjutkan perjalanannya.

Mengabaikan sepenuhnya ucapan Momo, tidak ada kebaikan yang bisa diambil dari kata-katanya. Pikiran Mina justru semakin terombang-ambing dan keegoisannya kian memuncak, bahkan saat ini ia merasa ingin segera bertemu dengan Chaeyoung.

Anti-HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang