The War Begins

212 20 7
                                    

Saat matahari pagi terbit, Sana menyenandungkan sebuah lagu lembut, sibuk di tempat tinggal Chaeyoung, menyiapkan sarapan yang sederhana. Kehadirannya mengejutkan Dahyun, yang sedang bersiap-siap untuk berangkat kerja. Dahyun merasa bingung karena semalam Sana tidak terlihat di kediaman tersebut, namun ia tidak terlalu banyak berpikir, makanan yang sedang dibuat oleh Sana lebih menarik perhatiannya.

"My God, what a view in the early morning! Am I in heaven?," Dahyun menghampiri Sana, yang dengan cermat menata makanan untuk Chaeyoung dan tentu sepupunya yaitu Dahyun. Menyaksikan usaha Sana yang sungguh-sungguh, bibir Dahyun melengkung menjadi senyuman, "You should be on Master Chef," goda Dahyun sambil menikmati pancake yang disiapkan Sana. Bibir Sana mengerucut kesal, karena ia sudah berusaha keras untuk membuat makanan itu, hanya untuk melihat Dahyun melahapnya begitu berantakan.

"Makan yang bener. Sambil duduk, pake garpu. You must have table manners" Ucap Sana sembari menyodorkan satu-persatu apa yang ia ucapkan. Dahyun merespons dengan tawa kecil terhadap situasi tersebut. Namun, ia melupakan fakta bahwa Sana sangat memperhatikan kepatuhan pada norma dan menghargai kerja keras orang lain, "Iya deh iya si paling table manner" Dahyun, dengan penuh kesopanan, mulai menikmati hidangan tersebut dengan rapi.

Hening sejenak, hanya suara garpu dan piring yang saling beradu di ruangan tersebut. Sana menarik nafas panjang dan mencoba membuka percakapan "Mina lagi di rumah sakit tapi aku mohon, jangan sampe Chaeyoung tahu! Dia pasti bakalan panik" Sana melontarkan kalimat itu tanpa menatap lawan bicaranya, sementara Dahyun hanya terbelalak memandanginya, bahkan garpu berisi pancake itu dibiarkan tergantung begitu saja tanpa masuk ke dalam mulutnya. Dahyun merenungi kalimat Sana dengan cermat, ia merasa terkejut setelah mendengar berita tentang keadaan Mina yang sedang dirawat di rumah sakit. Namun, ketika ia berusaha memahami alasan Sana yang tidak mengizinkan Chaeyoung mengetahui hal ini, ia semakin bingung.

"I'm worried that Mina incident may trigger Chaeyoung, and it causing another jealousy for me" kata Sana. Dahyun memahami kekhawatiran Sana dan hal itu sangat wajar, tetapi ia juga merasa khawatir jika kondisi Mina semakin memburuk.

"Sore ini aku mau jenguk dia kok. I'm going to make sure she's okay, and I'll let you know later." ujar Sana. Dahyun mengangguk, meskipun ia merasa ragu-ragu. Saat ini, Dahyun merasa kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Tapi San, ini gara-gara Yuta?" Dahyun tersesat di antara pertanyaan yang melantai tanpa jawaban, lantaran Sana memberi isyarat untuk meredakan pembicaraan. Sebuah ketukan kaki yang familiar, yang pastinya milik Chaeyoung, pun terdengar menghentikan arus percakapan.

"Aku bikin pancake" Sana menempatkan piring berisi hidangan pagi untuk kekasihnya, Chaeyoung.

Mendengar fakta tentang Mina, Dahyun tiba-tiba merasa tidak nyaman, dan dengan cepat pamit pada orang-orang di rumah itu, "Gue berangkat deh"

Dahyun merasa khawatir dengan hubungan antara Mina dan Sana. Sebagai teman mereka, dia ingin mencoba membantu dan menyelesaikan masalah di antara mereka. Namun, dia juga merasa tidak ingin terlalu ikut campur dalam urusan pribadi mereka.

Saat Dahyun berjalan keluar rumah tersebut, ia memutuskan untuk menghubungi Momo, "Halo, Mo—"

Dari kejauhan, Chaeyoung menangkap sayup-sayup suara Dahyun sedang menelepon, membenarkan kecurigaannya bahwa gadis itu sedang menelepon Momo. Secercah senyum menghiasi wajah Chaeyoung saat mendengar kabar tersebut, karena ia sangat senang dengan kemungkinan Momo dan Dahyun menghidupkan kembali hubungan asmara mereka. "Mereka balikan? Finally, Dahyun tuh galau terus tahu gara-gara Momo".

Dalam senyuman yang terus berkembang, Chaeyoung tetap berseri-seri, namun Sana hanya memandanginya dengan cemas. Apakah Chaeyoung akan masih tersenyum jika mengetahui kondisi Mina saat ini?



Anti-HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang