Pupus

215 22 10
                                    

Keesokan harinya, Mina terbangun dengan rasa sakit kepala yang menyiksa. Semua terasa buram, termasuk kenangan malam sebelumnya. Ia merenung sejenak, mencoba mengingat kembali apa yang terjadi. Namun, semakin ia mencoba, semakin sulit mengumpulkan potongan-potongan memori yang berserakan di dalam kepalanya. Ia hanya bisa mengandalkan beberapa gambaran yang masih bisa diingatnya, seperti tatapan sayu Chaeyoung saat mereka berciuman yang membuatnya terhanyut. Mina tersenyum kala mengingat kejadian malam itu.

"Pusing banget gue astaga! Padahal engga banyak minum" keluh Mina duduk menerobos barisan teman-temannya yang sedang bergosip pada siang itu

"Lo dikasih tas sama papah, cuma masih di mobil gue. Kemarin repot banget gue mana mesti bopong elo. Dia juga nanyain, kenapa kemarin lo engga datang katanya" Mata Mina memutar malas mendengar itu

"Pasti bininya lagi hamil lagi ya? Makannya mendadak baik, terakhir pas bininya lagi hamil, terus berantem sama gue eh malah keguguran, kan? Udah tahu mulut gue banyak sihirnya" Ah, humor Mina, segelap apa pun itu, tetap saja berhasil mengundang tawa.

Di dalam ruangan itu tidak hanya ada Momo, Nayeon, dan Tzuyu, tetapi juga Jeongyeon, yang jarang sekali menghiasi ruangan itu dengan kehadirannya.

"Oh iya ngomong-ngomong kemarin engga ada Chaeyoung ya? Ih gue pengen ketemu dia deh. Eh ketemu deh hari apa ya tapi dia lagi sama Sana jalan di taman dan funfact mereka gandengan! Makannya gue engga berani samperin" Tzuyu memulai gosip, membuat Momo menghampirinya. Mina hanya diam, ia terkejut mendengar itu.

"Mereka udah jadian. Dahyun kemarin bilang ke gue. Gercep juga itu anak ya? Beberapa minggu engga ketemu kita eh tahu-tahu udah jadian aja. Mantan lo udah punya pacar noh, Jeong!" Nayeon menambahkan fakta yang lebih mengejutkan lagi, "Anjir Sana bukan mantan gue! Siapa sih yang nyebarin rumor itu?" Jeongyeon mengumpat, menimbulkan tawa di antara teman-temannya. Namun tidak dengan Mina yang bak tersambar petir di siang bolong, Mina kaget bukan kepalang.

Lantas semalam itu apakah ia bercumbu dengan pacar orang?

Tanpa sepatah kata pun kepada teman-temannya, ia bangkit dari tempat duduknya dan mengambil ponselnya, bergegas keluar dari pintu. Nayeon memperhatikan dengan diam saat yang lain melanjutkan gosip mereka, mereka sudah terbiasa dengan kepergian Mina yang tiba-tiba di tengah-tengah percakapan.



==========



"Kenapa harus gini sih?" Mina menggeram pilu, memukul setir mobilnya berulang kali. Dia masih terus teringat kejadian beberapa waktu lalu, yang terjadi karena keinginannya sendiri - bukan karena pengaruh alkohol. Di saat itu, dia ingat sangat jelas betapa ia memohon pada Chaeyoung agar tak kehilangan dirinya lagi. Terlebih, Mina sudah merasa putus asa dengan hubungannya bersama Yuta.

Dalam kegelisahannya, Mina merogoh tasnya dan mengambil ponselnya. Tanpa ragu, dia menelepon Chaeyoung. Tak butuh waktu lama bagi Mina untuk tersambung dengan Chaeyoung, namun di sisi lain, hatinya teriris saat bukannya suara Chaeyoung yang terdengar, melainkan Sana yang mengangkat panggilan tersebut.

Mina menarik nafas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri dan mengatur detak jantungnya. Dia meneguk air yang tersedia di sebelahnya untuk menetralisir tenggorokannya yang terasa sesak.

"Hmm San, gue mau ngomong sama Chaeyoung dong bentar. Oh lagi mandi? Yaudah, nanti tolong telepon balik ya. Gue—engga itu kemarin Dahyun pinjem duit terus katanya buat Chaeyoung. Make sure aja itu buat apa? Oke—oh iya lo mau makan bareng gue ga? Bete nih di apart. Anak-anak ada tapi emang engga boleh pengen makan sama lo? Iya, gue mau curhat haha. Oke ini lagi di mobil, gue langsung jalan ya" Mina menutup panggilan telepon. Tangannya gemetar, laksana daun-daun yang menari di hadapan angin. Ia mencoba tersenyum, namun bibirnya terasa kaku dan tak mampu menyembunyikan rintik air mata yang terus mengalir.

Anti-HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang