⚠️ One At a time (Mature)

295 17 1
                                    

Seperti badai yang melanda, Momo meledak dengan kegeraman yang luar biasa. Air mata membanjiri pipinya, dan umpatan keluar dari bibirnya tanpa henti. Momo marah pada Yuta, dan kebetulan ayahnya hadir saat itu, memberi kekuatan padanya untuk menyerang Yuta.

Sementara pria itu hanya diam tak berkutik sama sekali, Mina masuk ke rumah sakit akibatnya adalah hal terfatal yang pernah ia lakukan. Namun, bukan Mina yang memenuhi pikiran Yuta saat ini, melainkan ayahnya yang akan sangat marah jika tahu bahwa Mina telah menjadi korban perilaku buruk Yuta. Sebagai anak seorang pejabat, Yuta takut mencoreng nama baik ayahnya.

"Kak udah, Mina cuma kecapean bukan karena luka tangannya. Dia cuma demam" ucap ayah perempuan itu, namun tak dapat dipungkiri, amarah melingkupi pria itu. Momo menatap ayahnya tajam, "Mau belain anak orang sampe kapan pah? Anak papah masuk rumah sakit gara-gara cowok brengsek kayak gini!" Telunjuk Momo menunjuk ke arah Yuta yang masih terduduk dengan kepala tertunduk. Sejujurnya ia pun terkejut melihat Mina dalam keadaan seperti ini.

"Ta, mending lo pergi atau gue viralin kejadian ini!" Momo dengan tegas mengancam Yuta. Lelaki itu segera berlari mengejar kaki ayah Momo "Maafin aku, Om. Aku janji engga akan gini lagi". Dengan lirih Yuta memohon pengampunan atas kesalahan yang telah dilakukannya.

Tetap saja, Mina adalah putrinya, dan pria paruh baya itu sangat sedih mengetahui bahwa Mina telah dianiaya. "Kamu sering gini ke Mina?" Yuta terdiam mendengar pertanyaan itu. Dia tidak tahu bagaimana harus menjawab. Dia bisa saja berbohong, tetapi Momo hadir dan tahu bahwa kejadian seperti itu bukan hal yang baru lagi.

"Kalo papah tahu, Mina masuk rumah sakit bukan kali ini doang. Cuma baru pertama kali Mina sampe separah ini. Dulu waktu Mina bengkak pipinya, Mina ngomong kalo dia infeksi padahal dia ditampar sama cowok engga punya otak kayak dia! Mina engga izinin Momo buat bilang semua ke papah karena apa? Karena takut hubungan papah sama orang tua Yuta jadi jelek!" Bagai diserbu oleh tombak-tombak yang terhunus, hati Papah Mina terasa teriris saat ia mengetahui fakta tersebut. Bahkan di tengah peperangan dingin antara dirinya dan Mina, anaknya masih tetap mempertimbangkan hubungan bisnis yang telah dibangun oleh orangtuanya.

"Jujur, Om kecewa sama kamu tapi soal pertunangan kalian, Om serahin semua ke kalian berdua!" Pria paruh baya itu meninggalkan kedua orang tersebut,

"Pah, aku yakin Mina kayak gini juga karena pengen putus dari Yuta, terus si brengsek itu gamau. Pah putusin aja hubungan mereka!" Tak menanggapi apa yang Momo ucapkan, pria itu kini mulai berderai air mata, merasa kasihan akan nasib anaknya yang kini sedang terbaring lemah di ranjang pasien, "Mamah kamu jangan dikasih tahu soal ini, nanti dia khawatir" Pria itu berbicara dengan lembut, suaranya hampir seperti bisikan.

"Ta, kamu pulang aja, ya! Nanti kalo ada progress dari Mina biar Om yang kabarin kamu" Mengusir bayangan keberadaan pria yang telah merisikoinya, meskipun dia adalah tunangan Mina. Pikiran papah Mina kini terpaku pada kesehatan putrinya, tak ingin menambah beban atas pertengkaran antara Momo dan Yuta.



===========



Sana merapikan kembali ponselnya dengan cemas. Ada kegelisahan yang menyelimuti dirinya ketika ia mengetahui Mina masuk rumah sakit. Ia bahkan menyuruh sopirnya untuk menghentikan mobil sejenak. Meski mobilnya masih terparkir di tepi jalan, pikirannya tak henti-hentinya berputar. Ia tak henti mengetuk-ngetuk kakinya di tengah kebingungannya. Tugas untuk memberitahu Dahyun dan Chaeyoung tentang kejadian ini semakin memperuncing perasaannya. Sana tahu jika informasi ini sampai pada Chaeyoung, maka akan terjadi hal yang tidak ia inginkan.

"Kalo gue egois dikit salah engga ya?" ia bergumam, seakan-akan berkontemplasi dengan keputusannya. Saat ini ia begitu dilematis. Kekhawatiran akan keadaan Mina dan cemburunya terus beperang dalam benaknya.

Anti-HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang