Tolong Aku!

173 16 7
                                    

Pikiran Mina berantakan, bisa terlihat dari kehilangan fokusnya seperti saat ini ia terus mengganti saluran TV, yang membuat Nayeon jengkel, karena ia ingin menikmati acara tersebut. "Bisa engga gausah dipindah-pindahin chanelnya, pusing nih gue," kata Nayeon, frustrasi.

"Nay, gue mau jujur" Mina mematikan TV dan menatap Nayeon dengan ekspresi serius

"Kenapa? Duit lo abis? Lo pake narkoba? Lo udah engga peraw—hmm kalo itu jelas sih, atau—" Nayeon mendiktekan kemungkinan-kemungkinan yang berpotensi mengejutkan dirinya, tapi tidak akan berhasil sama sekali, karena ia sudah tahu sekali Mina

"Iya, gue suka cewek. Lo masalah engga?" Mina memotong kalimat Nayeon seolah tahu apa yang akan dikatakannya, dan ia takut Nayeon akan merasa tidak nyaman mengetahuinya karena setahu Mina, Nayeon adalah seorang heteroseksual.

"Chaeyoung, kan?" Dalam kepastian yang ingin ditebarkan Nayeon, terbersit keraguan yang melandai.

Mina yang kini terdiam, merenung dari mana ia harus memulai kata-kata yang ingin disampaikan. Pikirannya yang kacau sulit untuk menemukan diksi yang tepat. Akhirnya, ia berkata "Gue mau udahan sama Yuta. Sumpah gue engga bisa liat Chaeyoung sama orang lain. Maksud gue— Iya tahu ini keputusan salah tapi emang gue engga boleh bahagia? Gue mohon, izinin gue putus sama Yuta"

Dan dengan tenang Nayeon menjawab, "Mina, gue engga pernah ngelarang lo buat putus sama Yuta tapi kalo tujuan lo putus dari dia cuma buat rusak hubungan Sana sama Chaeyoung mending ga usah dilanjut. Gue tahu banget, lo engga mungkin sejahat itu ke Sana. Masa lo mau rusak pertemanan demi cewek? Lagian Chaeyoung belum tentu bakalan milih lo" Nayeon menekankan risiko dan potensi kerusakan yang dapat terjadi pada persahabatan mereka.

Mina merenung sejenak, menyadari bahwa Nayeon benar. Dia tidak ingin merusak persahabatan mereka karena cinta yang salah dan egois. "Lo bener, Nay. Gue engga bisa kayak gitu. Berarti gue harus ketemu Chaeyoung, gue tanya dia pilih gue atau Sana. Kalo Chaeyoung yang mutusin, Sana pasti bisa lebih bijaksana dari gue, kan?" ujar Mina sambil tersenyum ke Nayeon.

Nayeon terpaku mendengar jawaban Mina. Perempuan itu memang bebal, namun tidak pernah ada dipikirannya jika Mina akan bertindak sebodoh ini. Ia bahkan berani mengambil resiko apapun itu, "Na, Please lah! Lo ga mungkin ga ngerti maksud omongan gue" Dalam sebuah permohonan dari hati, suara Nayeon memohon agar Mina berhenti menguji kesabarannya.

Udara di sekitar Mina tiba-tiba berubah menjadi melankolis, membuatnya cemberut "Kenapa sih dari dulu engga pernah ada yang dukung hubungan gue sama Chaey—" Kalimat Mina terhenti kala bel pintu apartemennya berbunyi. Mina terkejut, takut jika pelakunya adalah teman-temannya yang ingin bermain, sebab malam ini Yuta akan pulang dan seingatnya ia sudah memperingatkan teman-temannya untuk tidak datang hari ini.

Nayeon yang bergerak, berjalan menuju pintu untuk menyambut tamu tersebut. Namun, ketika pintu terbuka, telinganya disambut oleh nada sinis yang meluncur dari bibir seorang pria "Ngapain lo disini?" Tanya Yuta jutek kala masuk ke dalam apartemen tersebut.

Kedatangan Yuta membuat Mina terkejut. "Kok enggak minta aku jemput? Bukannya kamu pulang malem?" Mina tergagap saat bertanya pada tunangannya.

"Reschedule, aku pulang bareng Johnny. Dari bandara dijemput sopirnya, jadi aku sekalian nebeng. Nay, gue tanya lo ngapain di sini? Jangan doktrin Mina ya!" Udara terasa kental dengan kecurigaan saat tuduhan dilontarkan kepada Nayeon, yang disambut dengan rentetan sinisme pada pertemuan pertama mereka setelah sekian lama.

"Pacar lo lagi sakit, gaboleh gue jengukin dia?"

Ketegangan semakin meningkat saat Yuta semakin mendekati pada tunangannya itu. Mina bahkan tersentak kala Yuta menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa tepat di sampingnya. Melihat reaksi itu membuat Yuta berpikir macam-macam pada dua perempuan itu, "Lo berdua lagi nge-gosip? Lanjut aja, gue engga peduli juga"

Anti-HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang