Her Shadow

135 16 5
                                    

Chaeyoung mendorong beberapa koper, mempersiapkan diri untuk kembali ke rumah keluarganya. Gelombang emosi yang terus menghantamnya, namun ia berusaha untuk mengatasi ketakutannya. Chaeyoung harus mampu melawan rasa takut yang menghantuinya.

Ia tahu bahwa pilihan ini bukanlah perkara mudah. Namun, Chaeyoung yakin bahwa ia bisa menghadapinya dengan tegar. Ia harus terbiasa dengan rasa takut dan tantangan yang sulit. Saat ini, Chaeyoung memutuskan untuk menenangkan dirinya dengan bernapas dalam-dalam dan memikirkan hal-hal positif.

Ditengah keheningan ruangan, suara koper lainnya keluar dari balik kamar milik Dahyun, "Gue pikir lagi kayaknya gue engga bisa deh kalo tinggalin lo" ucapnya

"Kapan gue mandirinya kalo apa-apa mesti diawasin?!" tegas Chaeyoung karena harusnya obrolan semalam sudah mencapai kesepakatan jika Chaeyoung akan pulang ke rumah orang tuanya dan Dahyun memulai kehidupan berkarirnya, sebab Dahyun sudah mendapatkan pekerjaan yang nampaknya ia sukai.

"Gue, bisa apa-apa sendiri. Gue bukan disabilitas yang harus terus diawasi karena takut bikin kesalahan. Tolong hargai, gue juga pengen bisa semua sendiri!" Dengan nada yang serius, suara Chaeyoung menggemakan kegalauan yang telah lama membebaninya. Ia tak ingin terus lama-lama merepotkan orang lain, lagipula sekarang ada Sana yang selalu siap sedia menemaninya.

"Gue tuh udah cape sama kekhawatiran sendiri. Emang gue gaboleh buat coba hidup mandiri?," Suara Chaeyoung hampir tidak terdengar, seperti bisikan. "Gue dari kecil iri sama kak Jihyo yang apa-apa bisa sendiri karena dia berani dan tegas sama keputusan dia. Emang engga boleh gue kayak gitu juga?" Ia menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan,

Di tengah ketegangan itu, bunyi bel yang berdering menyela pembicaraan mereka berdua. Ingin segera mengakhiri konflik, lantas Dahyun dengan cepat membuka pintu, hanya untuk dikejutkan oleh kehadiran Sana dan orang tuanya yang berdiri di sana. "Hai!" sapa Sana dengan hangat, saat pintu berayun terbuka. "Lho, kamu juga ikut?" Sana nampak kebingungan saat Dahyun memegang koper, Dahyun pun tak mengerti mengapa ia masih memegang koper hanya untuk menyambut tamu.

"Aku masuk ya. Ayo pah-mah" Sana masuk ke dalam ruangan tersebut, begitupun kedua orangtuanya. Jangan tanya Dahyun yang masih terpaku dengan keterkejutannya, karena Chaeyoung pun tak kalah terkejut dari Dahyun. Kepindahan Chaeyoung memang sudah dibahas kepada Sana dan sang pacar pun bersedia menemani, namun Chaeyoung tak menyangka jika kedua orangtuanya ikut.

"Ini weekend, jadi papah disini, mohon dimaklumi ya. Oh by the way, ini Chaeyoung" Sana mengenalkan pacarnya pada kedua orang tuanya.

"Oh ini Chaeyoung yang sering kamu ceritain itu. Bener ya kata kamu, cantik banget orangnya" pujian itu keluar dari mulut perempuan paruh baya yaitu mamah Sana, "Ini yang katanya top global rubick player?" kini papah Sana yang mulai menggoda Chaeyoung, "Berani engga tanding sama om? Kalo kamu kalah, nanti om engga izinin lagi kamu main sama Sana" Sana dengan bercanda memukul ayahnya, "Heh! kenalan tuh yang bener, jangan malah mengintimidasi orang!" Papah Sana hanya tertawa, karena ia memang pria yang usil.

"Kamu udah makan belum? Mau makan disini atau disana aja? Tadi mamah beli makanan sebelum kesini. Mamah juga beli pineapple pizza, kesukaan kamu" Sana menunjuk kantong makanan yang sedang diacungkan oleh mamah Sana.

Dalam keheningan, Chaeyoung terpaku, terhenyak oleh situasi yang saat ini terjadi. Seperti dalam mimpi, ia tak mampu mengolah kata-kata yang mengalir keluar dari bibir mereka. Sementara itu, Dahyun mendekati mereka yang masih terpaku, menatap Chaeyoung dengan hati-hati.

"Chaeng" Pikiran Chaeyoung kembali kala sepupunya itu menyerukan namanya. Kini Dahyun mulai bersalaman dan memperkenalkan dirinya pada kedua orang tua Sana.



=========



Di meja makan, terdengar riang gembira dan kehangatan menyelimuti suasana. Keluarga Sana yang meriah dan penuh tawa menumpahkan cerita satu sama lain. Mereka menikmati makan siang di kediaman keluarga Chaeyoung, dan suasana semakin meriah.

Anti-HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang