Kaki Mina yang gelisah mengetuk lantai dengan gugup. Gelas cup yang tadinya berisi bir kini kosong, tapi hatinya masih gelisah. Matanya mengamati sekeliling ruangan, mencari seseorang, tapi tidak berhasil.
Ia telah memeriksa kamar beberapa kali, namun hanya menemukan pasangan yang tenggelam dalam gairah mereka sendiri. Nayeon sedang bersama seorang pria yang mungkin akan ditanyakan oleh Mina besok, karena ia tahu Nayeon tidak akan mengingatnya. Dahyun ada di pesta itu, tapi Chaeyoung tidak bisa ditemukan. Inilah alasan mengapa Mina merasa khawatir.
Mina bangkit dari tempat duduknya dan mulai mendekati sepupu Chaeyoung. Wajah Mina yang memerah dan rambutnya yang acak-acakan membuatnya terlihat seksi.
"Hyun, dimana Chaeyoung?" Mina berbisik pada Dahyun, namun perempuan itu tidak menghiraukannya. Suara musik yang menggelegar dan kondisi mabuknya membuatnya sulit mendengar dengan jelas.
"Ikut gue bentar," tangan Mina menarik Dahyun. Melihat tekad di wajah Mina, Dahyun menjadi bersemangat dan dengan sukarela mengikuti langkahnya.
Dahyun mengikuti Mina keluar dari apartemen. Mina berjalan cepat menuju tangga darurat, sementara senyum Dahyun semakin lebar dengan antisipasi.
"hmm gue mau–" Sepatah kata dari Mina terdengar menggema meski pelan, saat pintu tertutup. Sementara itu, Dahyun melangkah mendekat ke arahnya, "Lo mau ngapain anj***? Gue gampar lo ya?" Belum perbincangan dimulai, umpatan sudah mulai terdengar.
"Loh kirain lo sang—" Mina memukul bibir Dahyun, membuat perempuan itu meringis.
"Gue mau nanya, Chaeyoung mana?" Mina langsung pada inti pembahasan.
"Di apart lah"
"Sama Sana? Soalnya dia juga engga ada disini"
"Sendiri. Katanya bokap Sana lagi ada di rumah, jadi dia engga bisa keluar" Rambut berantakan Mina semakin kacau ketika mendengar itu karena ia menjambak pelan rambutnya.
"Lo tolol ya?! Lo ngapain sih sebenernya kesini? Gue tahu lo engga demen datang ke party orang yang engga akrab-akrab banget!"
"Gue nyari relasi Na, siapa tahu ada yang kasih gue loker" mendengar penjelasan Dahyun, Mina menjadi merasa bersalah. Terbayang betapa putus asanya temannya itu.
"Lo mau pinjem duit gue ga?" Dahyun menggeleng tegas. Tak peduli seberapa sulit situasinya, keluarga Chaeyoung, termasuk Dahyun, tidak akan pernah meminjam uang.
"Banyak gengsi lo!" dengus Mina, "Eh by the way, Yuta lagi ngawasin gue. Lo jangan berangkat sekarang-sekarang ya? Nanti aja. Minggu depan atau tunggu Yuta tenang" lanjut Mina menepuk bahu Dahyun dan mencoba membuka pintu
"Na" Perempuan itu menoleh, namun betapa terkejutnya Mina kala melihat Dahyun sudah merentangkan kedua tangannya.
"Engga jadi ciumannya—" Buru-buru Dahyun keluar setelah melihat mata Mina sudah terbelalak tidak ramah.
==========
Dalam gelapnya ruangan, Chaeyoung melangkah menuju pintu saat mendengar bel apartemen berbunyi, tepat pada pukul sebelas. Ia merasa khawatir bahwa mungkin saja Dahyun telah terlalu mabuk, padahal baru satu jam sejak mereka berpisah.
Namun, yang terlihat dari lubang pintu ternyata Mina yang berdiri di luar sana dengan tangan bertumpu di dinding, dan rambut acak-acakan. Melihat keadaannya, Chaeyoung segera membuka pintu.
Tak lama setelah pintu terbuka, Mina memasuki rumah dan memeluk Chaeyoung erat-erat. Meskipun Chaeyoung mencoba melepaskan pelukan perlahan, ia terkejut saat melihat wajah Mina dari dekat. Perhatiannya bukan pada maskara yang sudah luntur, melainkan terdapat luka kecil di pelipis Mina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anti-Hero
Fanfic(((Completed))) ⚠️⚠️⚠️⚠️Warning! This story contains adult content and harash word. Please be wise in your reading choices⚠️⚠️⚠️⚠️ !!!!!!!!!!!Besides fanfiction, this story is also an angst story.!!!!!!!!!! Setelah kepergian keluarganya yang tragis...