HAPPY READING
.
.
.
Arsen dan Aksa sudah memarkirkan mobil mereka dengan rapi di halaman depan rumah Tara. Namun sepertinya rumah itu kosong. Tidak ada tanda tanda kehidupan di dalamnya. Bel sudah ditekan beberapa kali namun tidak respon dari dalam rumah.
"Pak maaf mau tanya" ucap Aksa pada pria paruh baya yang melewatinya
"Ia ada apa ?" jawab sang bapa ramah
"Bapak tau pemilik rumahnya kemana ?"
"Kurang tau saya, tapi terakhir saya lihat itu malam kemarin. Ada satu mobil keluar dari rumah. Tapi saya kurang tau detail nya" jawab sang bapa
"Oh iya pak, terima kasih pak"
"Terima kasih pak"
"Sama-sama, mari" pamit sang bapa
"Cari kemana kita ? kita gak punya kontak orang tuanya si Tara lagi"
"Putri, kenapa kita gak tanya dia aja" Aksa langsung mengeluarkan ponselnya dan mencoba menelpon Putri.
1 panggilan, 2 panggilan. Namun tidak ada satupun yang di angkatnya.
"Gak di angkat. Tapi tadi kata si bocil si Putri kemana ?" tanya Aksa lupa. Bocil itu adalah panggilan sayang dari teman satu kelas untuk sang sekretaris kelas.
"Izin urusan keluarga" ingat Arsen
"Ada yang aneh gak si, Putri sama Tara"
"Gak tau, gue gak bisa mikir apa apa" Arsen merapikan rambutnya kebelakang
"Ya udah, kita ke rumah sakit aja. Kita temenin Yuda" Aksa langsung menarik Arsen ke mobilnya dan mau tak mau Arsen hanya mengekor saja.
***
"Tara belum ada kabar? Gue telpon tapi gak bisa" ucap Yuda sembari memasukan makanan kedalam mulutnya
Aksa dan Arsen kini menemani Yuda makan sore di kantin rumah sakit.
Aksa menggeleng "gak ada, tadi kita ke rumahnya juga dan gak ada siap siapa disana"
"Kalo Putri ?"
"Dia gak masuk sekolah dan teleponnya gak aktif juga. Susah di hubungi"
"Lu gak kenapa kenapa kan sen ?" kini Yuda bertanya pada Arsen, yang sejak kedatangannya tak mengeluarkan suara sedikitpun
"Ko gue, harusnya gue yang tanya. Lu gak kenapa-napa kan ?" tanya balik Arsen
"Gue mah aman, kondisi kakak gue mendingan gue juga ikut mendingan. Tapi lu, lu gak kenapa-napa kemarin liat Putri segitunya sama Tara"
"Tara gak kaya gitu orangnya, gue percaya sama dia. Lagian dia juga tau jelas gue gimana sama si Putri. Dan semalem itu emang Tara lebih butuh Putri dari pada gue" Arsen berusaha mengendalikan pikirannya
"Iya si, tapi kalian gak tau kenapa Tara bisa kaya gitu ? gue jadi gak enak sama dia, gue ngelampiasin emosi gue sama dia kemarin"
"Ya lagian lu, si Tara diem diem bae lu bentak gitu. Ya kaget tu anak" ucap Aksa
"Ya makanya, gue mau minta maaf sama dia. Kalo bukan karna dia, kak Yuli gak bisa ditolong lagi. Karna kalo telat sedikit aja udah, abis gue"
"Tapi lu berdua beneran gak dapet pesan dari Asrar?" tanya Aksa untuk kesekian kalinya
KAMU SEDANG MEMBACA
ASRAR
ActionBerawal dari insiden jatuhnya sang adik yang terjadi secara tiba-tiba dan segala kejanggalan yang terjadi, Arsen mendapatkan surat kerja sama dengan seseorang yang misterius untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. Chat spam yang muncul di...