8. Almost died, thank you Giselle.

945 112 0
                                    

Hallo, selamat siang. Di sekolah Astara lagi jamkos ntar sampe jam 14.15, mungkin nanti Stara bakal double up? Siapa setuju?

Aku baru sadar kalo vote nya menurun, jangan ilangin semangat aku ya :(

Jangan lupa follow soalnya aku bakal banyak ngasih informasi di percakapan khusus followers, dan aku open moots. Kalo mau do follback, komen yaa

Okay, back to the story

– Astara >3

"Nggak gitu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nggak gitu. Lo aja ngga ngerti keadaan dia gimana." Ucap Karina sambil menatap sembarang arah, ia malas melihat Giselle.

"Dih? Lo ngerti ga si kalo ko itu deket sama anak pembunuh lo sendiri?" Kata Giselle sambil menjatuhkan vas bunga itu sampai hancur berkeping keping.

"Lo gausa bikin emosi ya bangsat?" Karina menatap Giselle dengan tajam, matanya mulai menyala, dan Giselle langsung menunduk ke bawah.

"Lo sama aja dari dulu." Ucap Giselle terakhir dan langsung pergi dari ruangan kosong itu dan membanting pintunya dengan keras.

Karina menatap dirinya sendiri di cermin, ia tidak suka.

Ia selalu membenci dirinya sendiri, namun ia juga kadang bangga akan dirinya sendiri.

Ia bingung, ia hanya tau bahwa Winter tidak jahat, dari pengamatan Karina sejak Winter dari kecil, Winter memang kurang di perhatikan.

Itu yang membuat tubuh Winter memang sedikit kurus dan kecil, namun Karina menganggap itu lucu.

Sejak Karina tau Winter bisa melihat Karina, pandangan kejam pengaruh Giselle itu memang sudah sedikit berubah, tapi Karina memang masih menyimpan dendam.

"Winter.. Itu baik, dunia yang jahat."



🪐🪐🪐


Suara hujan membuat pendengaran Winter terganggu, suara petir terlalu keras membuat Winter harus memasang earphone pada kepalanya.

Ia duduk di halte menunggu jemputan supirnya yang tak datang datang, jadi Winter memutuskan untuk pulang sendiri menggunakan bus.

Ia duduk di sana selama beberapa menit, bus tak kunjung datang membuat Winter kedinginan, ia memasang shall di lehernya menahan gigil.

Namanya Winter, tapi benci dingin.

Perlahan, Winter mulai mencoba untuk tertidur, namun pundaknya di sentuh oleh seseorang di tengah gelapnya langit dan berisiknya petir, ia kira itu hantu, namun bukan itu.

Ia melepas handphone nya sambil mengelap matanya dari cipratan air hujan sambil menatap orang yang ia kira hantu tersebut.

Itu adalah Jake, Jake Sim.

Kakak kelas Winter yang terkenal baik dan pernah membantu Winter saat ia MPLS, Jake tersenyum kepada Winter dan Winter tersenyum balik.

"Sendirian? Kedinginan? Masuk mobil kakak aja yok, kita satu komplek." Ucap Jake sambil menyentuh tangan Winter.

Winter tersenyum walau ia kurang yakin, ia mencoba untuk setenang mungkin, tapi ia tidak bisa menolak. Cuaca terlalu dingin, kulit Winter bisa memerah bakan terkelupas.

"Yakin, kak? Walau satu komplek, rumah kita jauh." Ucap Winter.

"Rumah kita jauh? Aku ga punya rumah, Win." Celetuk Jake.

"Sama, haha." Ucap Winter seperti Winter mengerti maksud Jake, mereka memang tidak mempunyai rumah. Mereka hanya mempunyai bangunan untuk di tinggali.

"Yaudah, ayo, kakak gapapa."

Orang tua Jake meninggal dalam kecelakaan pesawat pada oktober 2022,semenjak itu Jake sedikit trauma dengan pesawat, tapi untungnya Jake masih mempunyai harta.

Harta punya, orang tua tiada.

Perlahan, Winter mulai berjalan turun dari halte di ikuti oleh Jake dari belakang. Ia melihat mobil BMW berwarna putih parkir di dekat sekolah Winter.

Jake menyalakan mobil itu sambil memegang payung, Jake kebasahan namun ia memilih untuk melindungi Winter dari dingin nya air hujan kala itu.

Jake membuka pintu mobilnya sambil mempersilahkan Winter untuk memasuki mobil tersebut, lalu Jake segera ke arah kanan mobil dan membuka pintunya.

"Basah, Win?" Ucap Jake sambil memasang sabuk Winter dan sabuk miliknya.

"Ngga, makasih banyak kak. Ada spotify ga kak? Ayo dengerin lagu sambil perjalanan." Ucap Winter sambil tersenyum kepada Jake.

Jake langsung membuka spotify dan menyuruh Winter untuk mendengarkan lagu sesuka hatinya. Winter terseyum dan berterimakasih kepada kakak kelas sekaligus tetangga nya tersebut.

Now Playing - Francis forever, Mitski.

Di sela sela hujan yang menghujani kota dengan sangat deras, Winter mulai menatap jendela sambil mendengarkan lagu, Jake fokus menyetir, mereka saling diam namun tidak canggung.

Winter melihat ada gadis cantik dengan pakaian serba hitan yang kaku di jalanan, Winter pikir itu hantu, namun sepertinya itu?

Wanita itu terlihat seperti anak kuliahan, ia terseyum kepada Winter dengan mata merah menyala, Winter tidak terlalu takut namun ia kira hantu itu familiar.

Seperti korban demo pada 2004,Winter lupa namanya.

Saat Winter kembali melihat arah TV mobil Jake, Winter di kejutkan dengan teriakan Jake secara spontan.

"AAAA! JESUS!" Ucap Jake, membuat Winter menatap jalanan sekali lagi. Ia melihat ada truk melintas tepat di depan mereka dengan kecepatan diatas normal.

Winter ikut berteriak, lalu melihat orang di samping supir tersebut,

Wanita di jalanan tadi?

Lalu semua mulai menghitam, Winter sekarat, siapapun tolong Winter sekarang.

Selamat siang, ai! Astara balik :'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat siang, ai! Astara balik :'

Makasih 100+ Vote nya, seneng banget deh, jadi bangga ama kalian setia ma Nastar.

700+ Words, senam aseli. Mau up cerita Ryeji atau Winrina nanti malem? Pilih dong.

Oh ya, jangan lupa makan biar sehat, hahah. Dada guys! Have a nice day~

– Astara >3

❤❤❤


Chill Kill - WinrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang