9. Giselle's Last Day

892 113 1
                                    

Thanks for 136 vote and 800+ readers in 6 day :(
Cerita nya belum 1 minggu tapi udah mau 1k readers ❤

Makasih semuanya, ayo kencangin vote nya dan bantu 1k readers yo, 1k readers aku up 3 chapter dalam sehari

Kalian maunya winter endingnya di jadiin mati apa maw tetap idup? Kayaknya kalo sad end seru ga si?

Dan ini cerita ini ga bakal sampe 30+ chapter sih kayaknya >:

Okay, back to the story

– Astara >3

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________________

"Lo udah nguji kesabaran gue dari kemaren ya bangsat. Lo tau apa sih? Gue yang mati elo yang sewot." Ucap Karina setelah selsai membanting kaca di ruangan dimana Karina  meninggal.

Setelah Karina mengetahui apa yang terjadi pada Winter, Karina sudah tidak bisa berucap apapun kepada Giselle, ber ulang kali Karina bilang bahwa Winter itu baik,

Dunia yang jahat.

"Otak lo yang kurang itu perlu di revisi kata gue." Celetuk Giselle sambil menginjak injak pecahan kaca itu seolah merendahkan Karina.

Hantu tidak bisa merasakan sakit secara fisik. Tapi sakit hati? Tentu.

"CUKUP ANJING! LO CELAKAIN ORANG YANG NGGA SALAH!" Ucap Karina yang tidak sadar bahwa matanya sudah menyala seperti api.

"TAPI ITU YANG DI NAMAKAN BALAS DENDAM, YOO KARINA!" Ucap Giselle dengan mata yang berkaca kaca.

Tuhan, jika ia tidak memiliki dendam di dunia, pasti Giselle sudah santai di alam lain sekarang.

Bukan berargumen dengan Karina yang tidak tau terimakasih itu.

"GUE YANG MATI ELO YANG SEWOT!"

"GA TAU TERIMAKASIH." Ucap Giselle terakhir kalinya lalu berjalan, membanting pintu dengan sangat keras hingga pintu itu mulai sedikit retak.

Sebenarnya, Karina bingung.

Bingung dan sedih secara bersamaan. Ia tentu senang melihat ada orang yang menyadari dirinya ada selain Giselle dan hantu hantu lain.

Namun masalahnya, ini anak si pria bejat itu.

Karina mulai bersender di dinding sambil menatap ruangan kosong, ia harus mengakui bahwa tanpa sosok Winter, Karina seperti samyang tanpa keju.

🪐🪐🪐

Giselle POV.

Aku melihat kericuhan di jalanan sambil melayang di atas gedung tua yang sudah tidak ber operasi.

Di atas gedung tua itu, terlihat jelas banyak orang yang ke injak serta kehabisan nafas karena kericuhan tersebut.

Singkatnya, aku melihat aksi demo yang tidak tertata rapih.

Aku melihat gadis dengan rambut di ikat ter injak injak di panasnya kerumunan manusia tersebut, ia mulai muntah dan tidak ada yang mempedulikan nya.

Aku tertawa kecil sambil menatap dirinya dari atas gedung.

Flashback

"Siapapun tolongin aku-aku-

Sghh..

Huekk..

Giselle muntah di tengah demo 'Justice for Karina'. Membuat badannya yang basah karena keringat menjadi cukup kotor dengan muntahan tersebut.

Badannya penuh memar, ia di injak berulang kali karena kericuhan demo tersebut. Ia mencoba meraih seseorang,

Namun orang itu malah menginjak tangan nya dengan tatapan menjijikan.

Giselle mulai muntah darah di tengah sesaknya dan panasnya kerumunan tersebut, Giselle ingin pulang, ia tau ia akan mati disini.

Awal mula kericuhan ini terjadi karena seorang anak tak sengaja menyenggol salah satu kontestan demo tersebut. Ia terjatuh dan memukul anak itu, ia tidak tau bahwa itu seorang anak anak?

Saat memukul anak itu, banyak orang yang membela anak itu, karena banyak orang dalam satu kejadian, mereka saling bertabrakan dan menganggap bahwa sedang terjadi kericuhan.

Giselle yang masih memegang papan besar itu di buat sesak nafas, asma nya kambuh dan inhaler miliknya jatuh, di injak oleh seseorang.

Giselle jatuh ke jalan sementara mereka masih berteriak-teriak dan membuat kericuhan, tanpa Giselle sadari, itu adalah 5 menit terakhir hidupnya.

Flashback off

"Lucu yah. Sekarang dianya udah mati, besok aku harus kesini lagi sih." Ucap diriku pada sang gadis tersebut yang sudah terpapar jelas di jalanan dengan mulut penuh darah.

🪐🪐🪐

"Bullshit." Ucap Karina sambil melihat Ning Ning pura pura menangis di depan nenek Winter.

Karina ingin muntah saat itu juga, Karina telah mengenal Winter dan mengikuti Winter sejak kecil, ia tau Ning Ning itu siapa, begitu juga dengan wataknya.

Karina ini hantu, ia tau segalanya.

Perlahan, Karina mulai menampakan diri dengan utuh. Karina bisa menampakan dirinya dengan utuh, bahkan ke orang yang bukan seorang indigo. Tapi ia hanya bisa mengaktifkan nya ketika energi merah nya di nonaktifkan.

Ini sulit, karena ia tidak tau cara menggunakan energi merahnya, itu hanya datang tiba tiba saat ia marah, sedih, dan emosi negatif lainnya.

Ia ingin mengusir keluarga Winter sekarang, agar Karina bisa masuk kedalam jiwa Winter dan berbicara dengan Winter yang tengah koma.

Ia tak terima gadis cantiknya, Winter di kelilingi oleh orang jahat seperti Giselle dan keluarga Winter itu sendiri.

Saat Karina mulai memasuki ruangan tersebut, ia di kagetkan dengan sentuhan di pundaknya, ini pasti hantu, bukan manusia.

"Hantu? Ya di rumah sakit memang banyak hantu sih, tapi- WINTER?"

"Kak, aku mau begini selamanya!"

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______________________________________

Selamat malam ges, 700+ words, tangan ku ga pegal kok.

Semoga besok bisa tembus 1k readers, kalian kencengin vote nya dong 🤖

Biar aku up nya bisa cepet, mwehehehe~ btw aku telat up :( sorry guys!

Nanti kita ketemu lagi, jangan lupa makan ya! Jaga kesehatan

Love you all,

– Astara >3

❤❤❤

Chill Kill - WinrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang